Dalam perayaan keagamaan, sebenarnya bagi seorang penganut suatu agama, dia tidak perlu mengucapkan/ menuliskan/mengirimkan ucapan selamat terhadap suatu perayaan agama yang lain. Oleh karena, dengan itu si penyampai kata selamat telah menodai agamanya sendiri. Saya tidak akan mengucapkan/menuliskan/ mengirimkan ucapan selamat kepada perayaan agama lain. Namun sebagai warga negara yang baik, Saya hanya perlu berdiam diri membiarkan seorang penganut melakukan perayaan agama sesuai keyakinannya. Itulah toleransi antar sesama warga negara.
Ucapan "Selamat" Anda terhadap perayaan agama lain, tidak bermanfaat secara agama, anda tidak mendapat pahala kebaikan atasnya, justru berdosa menodai agama Anda sendiri. Pun demikian yang terjadi terhadap saya, dengan mengucapkan selamat pada perayaan agama Anda, saya tidak berapahala justeru berdosa.
Ucapan selamat anda terhadap perayaan agama orang lain tidak bermanfaat bagi agama, dan justru mendatangkan madarat kepada agama anda sendiri. Mendatangkan madarat dalam agama adalah dosa.
Contohnya ucapan:
Selamat Idul Fitri dari yang merayakan natal. Perlu dipahami:- IDUL FITRI Bermakna, kembali kepada kesucian (dipandang tidak lagi berdosa) disisi TUHAN YANG AHAD, TUHAN YANG TIDAK BERANAK DAN DIPERANAKKAN.
- NATAL Bermakna, merayakan lahirnya TUHAN YANG DIPERANAKAN DARI TUHAN YANG BERANAK.
Pahami:
Anda mengatakan: SELAMAT Idul Fitri, CELAKALAH yang tidak idul fitri. Anda hanya sekedar mengucapkan selamat kepada orang lain sementara anda sendiri celaka.
===
Anda mengatakan: SELAMAT Idul Fitri, CELAKALAH yang tidak idul fitri. Anda hanya sekedar mengucapkan selamat kepada orang lain sementara anda sendiri celaka.
===
Pahami juga bahwa bilakah anda tetap mengatakan demikian, maka:
QS. Al An'am :
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِ أَن تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِن تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَا ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (70)
اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا
Menjadikan agama permainan dan canda gurau.
QS. Al Maidah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ (57)
Dan anda termasuk juga...
اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا
Menjadikan agama sebagai lelucon dan permainan.
===
===
لكم دينكم ولي دين
Bagimu agamamu. Bagiku agamaku.
Bila Anda memaksakan merayakan perayaan agama orang lain meskipun hanya dengan ucapan selamat, maka Agama Anda adalah BATHIL. Seyogyanya agama yang dirayakan adalah AGAMA HAK.
Bila Anda memaksakan merayakan perayaan agama orang lain meskipun hanya dengan ucapan selamat, maka Agama Anda adalah BATHIL. Seyogyanya agama yang dirayakan adalah AGAMA HAK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar