Daftar Isi
5 Mursid Thariqah Naqsyabandiyah Ali Ba 'Alawiyah
7 Referensi
1. RIWAYAT HIDUP DAN KELUARGA
1.1 Lahir
Beliau dilahirkan di Desa Sentong Kecamatan Krejengan Probolinggo pada tanggal 23 agustus 27 Rajab 1259 H / 1843 M.
Terlahir dari pasangan suami-istri bernama Ny Khadijah (Nyai Miri) dan Kiai Syamsudddin (Kiai Miri).
1.2 Riwayat Keluarga
KH. Moh. Hasan dalam rekam jejak pernikahannya sejauh ini hingga menjelang wafatnya melakukan pernikahan sebanyak 7 kali. Dengan penjabaran dua istri dengan status meninggal, dua istri bercerai karena faktor tidak harmonisnya perjalanan rumah tangga, dan tiga istri menetap. Faktanya, KH. Moh. Hasan dalam berpoligami tidak lebih dari batas aturan empat istri yang telah disyaratkan oleh ajaran Islam dengan dibuktikan catatan kronologis pernikahan yang telah penulis paparkan.
Pernikahannya dengan nyai Ruwaidah yang tak lain putri dari kiai Zainal Abidin inilah yang menjadikan status beliau menantu dari pendiri Pondok Pesantren Zainul Hasan sekaligus penerus pendiri Pondok Pesantren Zainul Hasan tersebut. Dari pernikahanya bersama nyai Ruwaidah melahirkan putra yang diberi nama Nahrowi.
1.3 Wafat
Pada tanggal 10 Syawal 1374 H./10 Juni 1955 M. Beliau terserang penyakit dan semakin memperparah keadaan. Tepat pada pukul 20.30 WIB tanggal 11 Syawal 1374 H./11 Juni 1955 M. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya dan dikebumikan di makam keluarga Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo.
2. SANAD ILMU DAN PENDIDIKAN BELIAU
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
Pendidikan pertama beliau peroleh dari keluarganya sendiri. Sedari kecil beliau dididik langsung tentang ilmu dasar agama seperti membaca Al-
Quran, nahwu, shorof dan taqrib oleh kedua orang tuanya. KH. Mohammad Hasan pada usia 14 tahun mulai mengembara menuntut ilmu di beberapa pesantren di antaranya:
1. Pondok Pesantren Sentong dibawah asuhan KH. Syamsuddin, hubungan keluarga paman Almarhum KH. Mohammad Hasan dimulai sejak kecil sampai usia 14 tahun.
2. Pondok Pesantren Sukonsari, Pojentrek-Pasuruan Asuhan KH. Mohammad Tamin.
3. Pondok Pesantren Bangkalan selama 3 tahun asuhan KH. Mohammad Cholil di Pesantren ini menggembleng diri serta memperdalam semua Ilmu Agama. lalu dilanjutkan ke Mekkah menunaikan ibadah
Haji sekaligus belajar dan memperdalam Ilmu Agama selama 3 tahun di Mekkah Al Mukarramah.
2.2 Sahabat di Waktu Menuntut Ilmu di Mekkah
- KH. Hasyim Asy`ari Tebuireng,
- KH. Nawawi Sidogiri Pasuruan,
- KH. Nahrowi Belindungan Bondowoso, KH.
- Abdul Aziz Kebonsari Probolinggo,
- KH. Syamsul Arifien Sukorejo Situbondo,
- KH. Sholeh Pesantren Banyuwangi,
- KH. Sa’id Poncogati Bondowoso,
- Kiai Abdur Rachman Gedangan Sidoarjo,
- Kiai Dachlan Sukunsari Pasuruan,
- dan Habib Alwie Besuki.
2.3 Guru-guru Beliau
Guru-guru beliau saat menuntut ilmu, di antaranya:
- KH. Syamsuddin
- KH. Rofi’i Sentong Kraksaan
- KH. Mohammad Tamin Sukonsari Pasuruan
- KH. Moh. Cholil Bangkalan
- KH. Jazuli Madura
- KH. Nachrowi Surabaya
- Syekh Chotib Bangkalan Madura
- Syekh Maksum Sentong Kraksaan
- KH. Moh. Nawawi Bin Umar Banten Mekkah
- Kiai Marzuki Mataram Mekkah
- Kiai Mukri Sundah Mekkah
- Sayyid Bakri bin Sayyid Moh. Syatho Al Misri.
- Habib Husaian bin Muhammad bin Husain Al Habsyi Mekkah
2.4 Mengasuh Pesantren
KH. Mohammad Hasan dipercaya untuk meneruskan perjuangan ayah mertuanya KH. Zainul Abidin dalam mengembangkan Pesantren Zainul Hasan genggong pada 1890 M, namanya mulai semakin banyak dikenal oleh masyarakat. Kegiatannya dalam mengembangkan ajaran agama Islam sangat
membawa berkah baginya dan pesantren yang mulai diasuhnya
3. PENERUS BELIAU
3.1 Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau adalah:
2. KH. Ahmad Nahrawi
3.2 Murid-murid Beliau
Ulama-ulama yang menjadi murid beliau di antaranya:
2. Syekh Tuqi al-Bujuri
3. KH. Badri Masduqi
4. ORGANISASI, KARIER, DAN KARYA
4.1 Riwayat Organisasi
Rais Syuriah NU di Kraksaan pada 1930
4.2 Karier Beliau
Karier sesuai dengan keilmuan beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:
1. Pengasuh pesantren Zainal Hasan Genggong
2. Mursid Ta Naqsyabandiyah Ali Ba 'Alawiyah
4.3 Karya Beliau
Hasil Karya beliau berupa kitab-kitab untuk kepentingan santri : Beliau menyediakan waktu untuk membuat karangan-karangan, yang berhasil diinventariser oleh Ahlil Bait antara lain :
1. Aqidatul Tauhid Fie Ilmu Tauhid
2. Nadlam Safienah Fiel Fighi
3. Al Hadts ‘Ala Tartibil Akhrufi Hija-iyah
5. Khutbah Jum’at
6. Asy Syi’ru Bil Lughotil Manduriyyah
5. MURSID THARIQAH NAQSYABANDIYAH ALI BA'ALAWIYAH
Thariqah Naqsyabandiyah Ali Ba 'Alawiyah atau Tarekat Naqsyabandiyah Ali Ba 'Alawi adalah cabang dari tarekat Naqsyabandiyah yaitu perpaduan dari dua buah tharekat besar, penyatuan dua sanad tarekat, yaitu Thariqah Naqsyabandiyah dan Thariqah Ali Ba 'Alawiyah yang didirikan oleh Syekh Hasan Genggong di Genggong (kompleks). Keberadaan tarekat ini berpusat di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Indonesia Dan termasuk tarekat yang mu'tabarah (diakui keabsahannya).
KH. Mohammad Hasan Genggong merupakan penerus Syekh Jazuli q.s ini mungkin bisa dianggap sebagai penanda pengikutnya kelak disebut pejalan thoriqoh Naqsyabandiyah Ali Ba'alawiyah, yang ajarannya didapat dari Syeikh Muhammad Mudzhar Al-Ahmadi Qs., yang ujungnya berasal dari Khalifah Abu Bakar diperoleh dari Nabi Muhammad. Sedangkan Tarekat Ali Ba'Alawiyah atau Tarekat Bani Alawi adalah sebuah metode, sistem atau cara tertentu yang digunakan oleh Bani Alawi dalam perjalanannya menuju Allah SWT. Dan Tarekat Alawi ini mereka warisi dari leluhurnya yang tiada lain adalah anak cucu Nabi Muhammad SAW.
6. CHART SILSILAH
6.1 Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Mohammad Hasan Genggong dapat dilihat
DI SINI, dan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat
DI SINI.
7. REFERENSI
- www.jurnalnu.com
- https://tebuireng.online/kh-hasan-genggong-sosok-rembulan-yang-sesungguhnya/
- https://www.pzhgenggong.or.id/kh-mohammad-hasan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar