Komentarku pada video ini:
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ (29)
Al-Anbiya: 29
Hartosna "Saha-saha anu ngucapkeun ti golongan makhluk (bade di alam syahadah/manusia atanapi di alam ruh -jin/syetan/iblis, bahkan malaikat-), ngucapkeun: Kaula Pangeran salian ti Alloh, maka bakal dibalas ku Alloh ku Jahanam, nyakitu oge anu dlolim."
15:03, Dirido untuk menjawab masalah malaikat.
Ketika mendengar kata malaikat dalam ilmu bathin, maka katakan: "wasalamun 'alal mursalin"
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا (38)
ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ ۖ فَمَن شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا (39)
An-naba 38: "dihari qiyamnya/berdirinya ruh dan malaikat yang berbaris-baris, mereka tidak akan bisa berkata/berbicara kecuali sesiapa yang diizinkan Alloh Yang Maha Rahman. Dan mereka berkata benar."
An-naba 39: "Hari itu, hari yang benar (haq, bukan sesuatu yang bathil). Maka bagi siapa saja yang berkehendak/mau/ingin, jadikan Alloh tempat kembali." -Dalam arti, jadikan -yakini -bahwa bisikan yang terdengar adalah Alloh dengan kalamnya, -bahwa bisikan yang terdengar adalah kalam yang bersumber dari Alloh."
#Abdirosulharundimusa
Alloh tidak akan mempersulit hambanya yang ingin bertemu dengannya.
-Laa yukallifulloh nafsan illa wush'ahaa-.
Alloh itu bagaimana sangka si hamba kepadaNya
-inni 'inda dlonni abdii bii (انى عند ظن عبدى بى) -
Saat terdengar suara dari bisikan,
Baik suara orang yang sudah meninggal -terkubur oleh tanah-
maupun sura orang yang masih hidup tapi jauh disana -terkubur oleh jarak/waktu-
Kita tidak akan bisa mendengar kecuali Alloh yang menjadikan kita mendengar.
Sama sekali makhluk selain Alloh, semulia apapun, nabi yang masih hidup ataupun sudah meninggal, Beliau-beliau tidak akan bisa menjadikan mendengar tanpa izin Alloh.
وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَن يَشَاءُ ۖ وَمَا أَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ (22)
Meskipun para nabi tidak bisa menjadikan mendengar orang yang didalam kubur, tetapi tetap dimuliakan.
" لا نفرق بين أحد من رسله "
Apa hikmah, para nabi tidak bisa menjadikan mendengar orang yang di dalam kubur.
Bayangkan berapa juta, berapa miliar, makhluk alloh yang sudah berada di barzakh,
Jangankan makhluk yang bisa bicara seperti manusia, hewan yang hanya bersuara,
pohon, batu, tanah, yang bisa saja Alloh jadikan suara,
tentunya semua itu akan menjadikan perasaan tak karuan.
terdengar ini dan itu. setiap saat setiap waktu.
Maka dalam hal bisikan, Allohlah yang mengatur.
#Abdirosulharundimusa
Kalau anda berbicara atau bertanya tentang ghaib, kemudian mereka menjawab, anda bertanya mereka jawab lagi, hati anda membohongkan, tidak percaya, Anda berburuk sangka kepada pemberi jawaban atas pertanyaan anda. Mengapa anda membohongkan, berburuk sangka, sementara anda mengalap manfaat dengan terus bertanya? -karena dalam ilmu ghaib, baik dan buruk semuanya adalah ujian Alloh ( ﴿وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴾ )
Hanya saja perlu diingat bahwa, dalam praktek hidup, kita harus bisa memilah dan memilih bahwa:
Sesuatu yang baik datangnya dari Alloh.
Sesuatu yang menurut kita jelek, datangnya dari diri sendiri.
مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا (79)