Hal 156-157 Maryamah Karpov, Andrea Hirata
"Panjang perahumu harus tepat 11 meter.
Bobotnya tak boleh lebih dari 3 ton.
Jarak lengkung lambung dari linggi depan 4,43 meter, dari linggi belakang 3,91 meter.
Bukaan perutnya jangan lebih dari 1,72 sentimeter.
Tinggi lambung 1,86 meter.
Motor dobel 40 tenaga kuda.
Dengan takaran ini, dalam angin selatan tenang, perahumu dapat melesat sampai 35 knot.
Itulah, Boi, yang kumaksud perahu Asteroid!"
Eksperimen yang dilakukan:
Tanpa banyak cincong lintang mengajakku naik ke salah satu perahunya. Ia memegang sebuah stopwatch, kemudian memacu mesin 40 PK dengan kecepatan optimal dari bawah jembatan Sungai Linggang sampai ke muara. Perahu melaju kencang seperti speed boat. Tamparan keras haluan depan yang menganga ke permukaan air mendebarkan dadaku. Lintang menyiapkan tabel di atas selembar kertas. Aku dimintanya mencatat waktu yang ditempuh pada terjangan perahu seratus meter pertama serta total waktu tempuh dalam jarak yang kami tetapkan sebelumnya. Setelah perahu pertama, eksperimen serupa kami ulangi pada perahu Lintang yang kedua dan ketiga. Kecepatan tertinggi yang dapat dicapai perahu itu adalah sekitar 22 knot. Artinya, 22 mil laut per jam, atau sekitar 40 km per jam.