DRgrtea

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

DRMenuNavigasiBar

menunavngampar

Tampilkan postingan dengan label Biografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biografi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Juni 2023

Biografi Mama Gentur

Biografi KH. Ahmad Syathibi Al-Qonturi (Mama Gentur)
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2.1.1    Pesantren Keresek
2.1.2    Pesantren Bojong
2.1.3    Pesantren Gudang
2.1.5    Pesantren di Mesir
2.2       Guru-Guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Karya
4.1       Karya-karya Beliau

5          Referensi

1.  RIWAYAT HIDUP DAN KELUARGA

1.1 Lahir
KH. Ahmad Syathibi bin Muhammad Sa'id Al-Qonturi atau yang kerap disapa dengan Mama Gentur lahir sekitar tanggal 12-18 tanpa diketahui secara pasti bulan dan tahun kelahirannya di Kampung Gentur, Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat.

Beliau merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Mama H. Muhammad Sa’id dan Ibu Hj. Siti Khodijah. Saudara-saudara beliau diantaranya, Hj  Ruqiyah (pengajar Pondok Pesantren Cipadang, Cianjur), Mama H. Ilyas (alias Mama H. Yahya, pengajar Pondok Pesantren Babakan Bandung, Sukaraja, Sukabumi), dan adik kandung yakni Mama H. Muhammad Qurthubi (alias Mama Gentur Kidul, pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur).

Nama kecil beliau adalah Adun, setelah pulang dari Mekkah namanya diganti menjadi Dagustani. Namun, nama masyhurnya sekarang yaitu KH.  Ahmad Syathibi atau biasa disebut sebagai Mama Gentur kata orang sunda yang jadi anak muridnya.

1.2 Riwayat Keluarga
KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) memiliki dua istri Ibu Hajjah Siti Nafi'ah dan Ibu Hajjah Siti Sholihah dan dikaruniai 7 anak, 5 Laki-laki dan 2 perempuan diantaranya adalah:

  1. Mama Haji Hidayatullah (Aang Baden) - Pengajar Pondok Pesantren Picung, Warungkondang, Cianjur.
  2. Mama Haji Rohmatullah (Aang Eyeh) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  3. Mama Haji Hasbullah (Aang Abun) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  4. Mama Haji Abdul Qodir (Abuya Qodir) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  5. Mama Haji Abdul Haq Nuh (Aang Nuh) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  6. Ibu Hajjah Siti Aminah (Ibu Hajjah Mas Noneh) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  7. Ibu Hajjah Mas Ucu Qoni'ah - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.

1.3 Wafat
KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) meninggal di Cianjur pada Rabu 14 Jumadil Akhir1365 Hijriyah, tanggal 15 Mei 1946.

2.  SANAD ILMU DAN PENDIDIKAN BELIAU

2.1 Mengembara Menuntut Ilmu

2.1.1. Pesantren Keresek
KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) mulai berangkat ke Pesantren Keresek. Kata Mama Keresek, “Kalau Ananda mau punya ilmu yang besar, besok mama antar ke paman mama yaitu Pangersa Mama Ajengan Muhammad Adzro’i di Bojong, sebab dalam waktu sekarang ini para sepuh yang punya ilmu yang besar di tiap kabupaten juga kebanyakan adalah yang nyantri ke paman mama tersebut, yaitu Syekh Muhammad Adzro’i, Bojong, Garut”. Mama Gentur menginap semalam di Keresek, besoknya kemudian diantarkan ke Pesantren Bojong.

2.1.2. Pesantren Bojong
Diceritakan waktu pertama masuk ke Pesantren, oleh guru di pesantren disumpah jikalau tidak mempunyai ilmu sihir. Kemudian beliau melaksanakan sumpahnya tanda tidak memiliki ilmu sihir. Kemudian barulah beliau diterima sebagai murid di Pesantren. Makanan yang biasa beliau makan selama di pesantren cukup dengan talas yang dicuilkan ke dalam sambel roay, tidak pernah makan yang enak dengan rupa-rupa makanan.

Ketika mendapati masalah kitab yang susah difaham, beliau langsung menghadiahi mualifnya dengan makanan dan aurod shalawat. Hanya dalam waktu 40 hari mondok di Bojong beliau sudah hafal kitab Yaqulu (Nazom Maqsud, dalam ilmu shorof), Kailany (ilmu shorof), Amrithy (ilmu nahwu), Alfiyah (ilmu nahwu dan shorof), Samarqondy (ilmu bayan), dan Jauhar Maknun (ilmu ma’ani, bayan dan badi).

Keunggulan Pesantren Bojong, Garut adalah para santri yang belajar di pesantren tersebut jika sudah belajar selama dua tahun biasanya akan jadi Al-‘Alim al-‘Allamah. KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) menetap di Pesantren Bojong hanya selama satu tahun hingga akhir bulan Sya’ban, karena disuruh gurunya, yaitu Syekh Muhammad Adzro’i untuk menemani Kiyai Muhammad Rusdi atau Kiyai Rusdi berguru ngaji di Pesantren Gudang – Tasikmalaya sekarang, yang sudah menetap selama empat tahun.

Kiyai Rusdi merupakan salah satu santri Bojong, disaat KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) mulai mondok di Pesantren Bojong tersebut Kiyai Rusdi sudah genap tiga tahun. Ketika Ajengan Muhammad Rusdi sudah genap dua tahun di Bojong juga oleh gurunya yaitu Syekh Muhammad Adzro’i sudah disuruh muqim sebab sudah Allamah, hanya saja ayahnya dan kakeknya belum mengizinkan.

Sebab menurut pendapat kakeknya yaitu Syekh Utsman berkata kepada Syekh Muhammad Adzro’i, Bojong, “Ajengan khawatir masih remaja, baru usia 17 tahun entar jadi Kiyai nunggul dan takut kasar bahasanya.” Kemudian dijawab oleh Mama Bojong, “Tidak akan jadi Kiyai nunggul Mang Haji, saya yang bertanggungjawab, bahkan santrinya juga putra-putra saya dan santri-santri saya.” Kemudian dijawab lagi oleh kakeknya, “Ajengan semoga berkenan untuk menambah lagi ilmunya kepada cucuku itu, agar cucuku itu ilmunya semakin bertambah matang, fahamnya semakin bertambah jenius.”

Maka kemudian Mama Bojong bersedia untuk mengajar Kiyai Muhammad Rusdi lagi. Ketika Ajengan Muhammad Rusdi sudah genap empat tahun di Bojong sedangkan Mama Gentur sudah genap satu tahun. Dari situ Kiyai Rusdi disuruh ngaji ke Mama Syuja’i, Gudang, Tasikmalaya, ditemani oleh KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur).

2.1.3. Pesantren Gudang
Menurut penuturan KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur), Mama Gudang jika sedang mengajar dihadapan Kiyai Rusdi dagu dan badan beliau bergetar dikarenakan sungkan akan ilmunya Kiyai Rusdi. Bahkan, Mama Gudang berkata kepada KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur), “Katakan kepada Ki Rusdi segeralah bermukim. Bukankah Kang Adzro’i pun sudah menyuruhnya dan sudah ada dalam ridho guru?” Kemudian KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) menyampaikan amanat dari gurunya itu dengan sebisa-bisa bicara kepada Ajengan Muhammad Rusdi. Namun, tetap saja ayah dan kakeknya belum juga menyetujuinya.

Kemudian Kiyai Rusdi setelah mondok di Gudang selanjutnya pindah lagi ke Syekh Muhammad Shoheh, Bunikasih, Cianjur yang disebut Ba’dul Ikhwan oleh SyekhIbrahim al-Bajuri dalam kitab Tijan. Syekh Muhammad Shoheh, Bunikasih, Cianjur dan Syekh Muhammad Adzro’i, Bojong, Garut adalah teman sepondok sewaktu ngaji di Syekh Ibrahim al-Baijuri. Mama Gentur terus menetap di Gudang hingga sembilan tahun lamanya.

Waktu mondok pesantren di Gudang, beliau pernah ziarah ke makam kubur di Geger Manah. Sebelumnya beliau puasa dulu selama empatpuluh hari baru berangkatlah ke Geger Manah dan langsung mendatangi juru kunci makam. Beliau disambut di rumah kuncen sembari ditanya perihal maksud dan tujuannya, yaitu hendak ziarah tabaruk di makam keramat. Kemudian diantarlah beliau menuju makam keramat tersebut. Kira-kira jam empat Subuh beliau pulang dari makam dan balik lagi ke tempat kuncen, kemudian kuncen menjamunya dengan rupa-rupa makanan.

Selesai makan, beliau bertanya kepada kuncen, “Mang, malem tadi ada hujan kesini gak?” Jawab kuncen, “Ah, gak ada. Memangnya ada apa Ajengan?” Kuncen agak heran. “Waktu saya di makam sedang ziarah tiba-tiba ada hujan yang besar sekali, petir menyambar-nyambar disertai angin yang sangat kencang. Saya melihat pohon kayu yang amat besar merunduk-runduk ke tanah seperti mau runtuh, tumbang.” Kuncen bertanya, “Terus ada apa lagi?” Jawab KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur), “Ah rahasia, saya gak sanggup menceritakannya.”

Di malam itu kata penduduk kampung ada suara ayam berkokok yang terdengar jelas oleh semuanya, sedangkan di kampung tersebut tidak ada yang punya ayam yang suaranya seperti itu. Semuanya kaget akan suara ayam tersebut, kemudian diselidiki darimana sumbernya suara. Ternyata yakin bahwa suara ayam tersebut berasal dari atas pasir (sunda : bukit atau gunung kecil), tempat makam yang diziarahi oleh Pangersa Mama Gentur. Kata KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur), “Setelah 9 tahun di Gudang kemudian Mama berangkat ke Mekkah ngaji ke Syekh Hasbullah.

2.1.4. Pesantren di Mekkah
Pertama ngaji di Syekh Hasbullah banyak yang menyepelekannya. Suatu hari, Syekh Hasbullah berkata kepada murid-muridnya, kira-kira begini artinya, “Besok hari Rabu kita akan mulai ngaji kitab Tuhfatul Muhtaj, tapi sebelumya kalian muthala’ah dulu kitabnya. Hasil muthala’ah tuliskan dalam buku masing-masing. Besok semua harus hadir dan bawalah hasil tulisan tersebut. Besoknya Syekh Hasbullah memeriksa buku murid-muridnya. Ketika melihat buku tulisan Mama, Syekh Hasbullah tertegun, kemudian buku KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) dipisahkan dan melanjutkan pemeriksaannya.

Setelah selesai, Syekh Hasbullah berkata, “Ngaji Tuhfah batal sebab gak pantas Syatibi ngaji kepada saya, bahkan seharusnya saya yang ngaji ke KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur). Masalah yang belum sampai saya muthala’ah, dalam buku KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) sudah ada. Saya gak sanggup mentaswirkan kitab dihadapan KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur). Tetapi, oleh sebab semuanya meminta untuk diteruskan, dan juga Mama memohon supaya diteruskan biarpun dibaca hanya lafadznya, maka barulah Syekh Hasbullah bersedia walaupun cuma lafadznya hingga tamat.

Kata KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur), “Ilmu yang dipakai muthala’ah kitab tuhfah tersebut adalah sebagian ilmu yang diterima dari Syaikhuna Bojong.” Inilah ciri Allamah-nya Syaikhuna Bojong, Garut. Sewaktu di Mekkah, KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) suka shalat didepan baitullah, para askar sudah pada tahu dan memberi isyarat kepada jama’ah yang lain supaya ada tata hormat kepada beliau sembari berkata, “Hadza ‘Ulamaul Jawa”.

2.1.5. Pesantren di Mesir
Setelah sekian lama di Mekkah, kemudian beliau berangkat ke Mesir dengan maksud mau melanjutkan thalab ilmunya. Namun, Ulama Mesir sama berkata, “Sudah tidak ada guru buat KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur)”. Hanya ada satu ulama ahli qiro’at Qur’an yang berasal dari Indonesia juga yang bermuqim di Mekkah, yaitu dari Pulau Bawean. Selanjutnya mereka saling menggurui. KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) mengajar ilmu Mantiq, ulama Bawean mengajar ilmu Qiro’at.

Sesudah KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) mukim di Mekkah selama tiga tahun, kata satu riwayat kemudian ada utusan dari Syekh Muhammad Shoheh, Bunikasih, Cianjur. Amanatnya, “Katakan kepada Syatibi segeralah pulang kemudian mukim di Cianjur, sebab di daerah Tatar Pasundan sudah tidak ada lagi yang kuat untuk jadi pemimpin dan tauladan dari pengamalan ilmu yang sebenarnya.

2.1.6. Pesantren Bunikasih
Kemudian KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) pulang ke Cianjur melanjutkan mengaji ke Syeikh Shoheh Bunikasih, kemudian mukim di Gentur. Sebelum muqim, beliau membaca Shalawat Nariyyah terlebih dahulu sebanyak 4444 kali dengan maksud supaya mukimnya ditambah-tambah ilmu dan tambah-tambah manfaatnya.

Cara Mama Gentur dalam menyebarkan ilmunya yaitu beliau tidak pernah mengajarkan suatu ilmu kepada murid-muridnya kecuali telah ia amalkan terlebih dahulu. Seperti beliau mengijazahkan shalawat untuk umum sesudah diamalkan terlebih dahulu selama 40 tahun. Beliau pernah diminta mengaji kitab Tuhfah Muhtaj, sebelum belajar mangaji beliau puasa dulu selama empatpuluh hari.

Jika makan, beliau cukup di mangkok dengan garam. Beliau tidak pernah makan enak sebagaimana keadaan beliau pada waktu nyantri di pesantren. Suatu ketika, beliau khusus diundang makan-makan oleh “Om Muharam”. Ia adalah seorang saudagar kaya raya di Cianjur. Segala makanan dan minuman disediakan. Namun, yang dimakan beliau cuma sedikit nasi yang dicuilkan ke garam saja. Begitulah menu beliau makan selamanya. Cuma pernah sesekali makan agak beda, termasuk mewah menurut beliau yaitu waktu makan dengan pepes burayak (ikan kecil) hasil ternak beliau, sebab kasab beliau yaitu ternak telur ikan hingga jadi burayak.

Malah, suatu ketika KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) berternak telur ikan di kolam. Ketika sudah jadi burayak, tidak biasanya waktu itu bibit telur jadi dan mulus semuanya. Dari situ Mama memanggil pekerjanya yang bernama Ki Yusuf. Kata beliau, “Suf, coba kesini bawa cangkul!” Ki Yusuf menjawab, “Ada apa, Kang?” Kata Mama Gentur, “Kamu lobangi pinggir kolam ini, kemudian buanglah sebagian airnya!” Ki Yusuf heran, “Kalau begitu bukankah burayaknya pasti pada kabur, Kang?” Kata KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur), “Iya sengaja biar pada kabur ikan-ikannya takutnya ini istidraj karena sadar diri belum bisa ibadah”. Setelah terbuang sebagian air dan ikan-ikannya, barulah Ki Yusuf disuruh menutup kembali lubang air tadi.

2.2 Guru-Guru Beliau
Guru-guru KH. Ahmad Syathibi Al-Qonturi saat menuntut ilmu saat beliau masih muda adalah:

  1. Syekh Muhammad Adzro’i
  2. Syekh Hasbullah
  3. Syeikh Shoheh Bunikasih

2.3 Mendirikan dan Mengasuh Pengasuh Pesantren
KH. Ahmad Syathibi (Mama Gentur) pulang ke Cianjur dan mukim di Cianjur dan melanjutkan mengaji ke Syekh Soheh Buni Kasih dan menetap di Gentur. Namun memutuskan untuk menetap dan mendirikan pesantren. Dalam menyebarkan ilmu agama Mama Gentur tidak pernah menyebarkan ke santri-santri kecuali yang sudah diamalkan.

3.  PENERUS BELIAU

3.1 Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau dalam pengajaran ilmu di pesantren adalah:

  1. Mama Haji Hidayatullah (Aang Baden) - Pengajar Pondok Pesantren Picung, Warungkondang, Cianjur.
  2. Mama Haji Rohmatullah (Aang Eyeh) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  3. Mama Haji Hasbullah (Aang Abun) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  4. Mama Haji Abdul Qodir (Abuya Qodir) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  5. Mama Haji Abdul Haq Nuh (Aang Nuh) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  6. Ibu Hajjah Siti Aminah (Ibu Hajjah Mas Noneh) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.
  7. Ibu Hajjah Mas Ucu Qoni'ah - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur.

3.2 Murid-murid Beliau
Beliau memiliki banyak murid, kurang lebih tiga ribu muridnya yang menjadi ulama besar, antara lain.

  1. Syekh Tubagus Ahmad Bakri (Mama Sempur),Plered,Kabupaten Purwakarta
  2. Syekh Ahmad Eumed (Mama Cimasuk),Karangpawitan,Kabupaten Garut
  3. Syekh Zinal 'Alim (Mama Haur Kuning)
  4. Syekh Muhammad 'Umar Bashri (Mama Fauzan),Sukaresmi,Kabupaten Garut
  5. Syekh 'Izzuddin (Mama Cibatu),Cisaat,Kabupaten Sukabumi
  6. Syekh Zain Abdusshomad (Mama Gelar),Cibeber,Kabupaten Cianjur
  7. Syekh Muhammad Hasbullah (Mama Babakan Bandung),Sukaraja,Kabupaten Sukabumi
  8. Syekh Fudholi (Mama Gentong),Cisaat,Kabupaten Sukabumi
  9. Syekh Abdusshobur (Mama Gunung Sumping),Palabuhanratu, Kota Palabuhanratu
  10. Syekh Ahmad 'Inayatullah (Mama Warudoyong),Warudoyong,Kota Sukabumi
  11. Syekh Hulaimi (Mama Darmaga),Bojongpicung, Kabupaten Cianjur
  12. Syekh Abdullah (Mama Jeungjing),Sukaraja,Kabupaten Sukabumi
  13. Syekh Muhammad Syuja'i (Mama Ciharashas),Cilaku,Kabupaten Cianjur
  14. Syekh Ahmad 'Izzuddin (Mama Kubang),Cibeber,Kabupaten Cianjur
  15. Syekh Sayuthi (Mama Pawenang),Nagrak,Kabupaten Sukabumi
  16. Syekh Ahmad Rosyadi (Mama Cipelang),Cijeruk,Kabupaten Bogor
  17. Syekh Muhammad Syafi'i (Mama Cijerah),Bandung Kulon, Kota Bandung
  18. Syekh Fakhruddin (Mama Sungapan),Cibeureum,Kota Sukabumi
  19. Syekh Ahmad Jajang Jubaidi (Mama Cijambu),Cigombong,Kabupaten Bogor
  20. Syekh Hasan Bashri (Mama Obay Kampungsawah),Jayakerta,Kabupaten Karawang
  21. Syekh Abdullah Nuh (Mama Cimanggu),Kota Bogor
  22. Syekh Sanja (Abuya Kadukaweng), Kaduhejo,Kabupaten Pandeglang
  23. Syekh Hambali (Mama Gasol Kaler),Cugenang,Kabupaten Cianjur
  24. Syekh Sya'roni (Mama Gasol Kidul),Cugenang,Kabupaten Cianjur
  25. Syekh Ahmad Dimyathi (Mama Kedung),Ciranjang,Kabupaten Cianjur
  26. Syekh Hasan Hariri (Mama Cipriangan),Sukalarang,Kabupaten Sukabumi
  27. Syekh Hasan Musthofa (Mama Cilember),Cisarua,Kabupaten Bogor
  28. Syekh Zarnuji (Mama Pamuruyan),Cibadak,Kabupaten Sukabumi
  29. Syekh 'Izzuddin (Mama Cijambe Fauzan),Warudoyong,Kota Sukabumi
  30. Syekh Hasan Bolang (Mama Cijambe),Bantargadung, Kota Palabuhanratu
  31. Syekh Sya'roni (Mama Cigadog),Sukaraja,Kabupaten Sukabumi
  32. Syekh Ahmad Basuni (Mama Baros),Karangtengah, Kabupaten Cianjur
  33. Syekh Yasin (Mama Cikadu),Palabuhanratu, Kota Palabuhanratu
  34. Syekh Bandaniji (Mama Sadamaya),Cibeber,Kabupaten Cianjur
  35. Syekh Muhyiddin (Mama Wangon),Ciawi,Kabupaten Bogor
  36. Syekh Badruddin (Mama Cariu),Cugenang,Kabupaten Cianjur.

4.  KARYA

4.1 Karya-karya Beliau
Semasa hidupnya, Mama Gentur mengarang  kitab kurang lebih sekitar 80 kitab, berbahasa Arab dan Sunda. Diantaranya adalah :

  1. Sirojul Munir (dalam ilmu fiqih)
  2. Tahdidul ‘Ainain (dalam ilmu fiqih)
  3. Nadzom Sulamut Taufiq (dalam ilmu fiqih)
  4. Nadzom Muqadimah Samarqandiyah (dalam ilmu bayan)
  5. Fathiyah (dalam ilmu bayan)
  6. Nadzom Dahlaniyah (dalam ilmu bayan)
  7. Nadzom ‘Addudiyah (dalam ilmu munadzoroh)
  8. Nadzom Ajurumiyah (dalam ilmu nahwu)
  9. Muntijatu Lathif (dalam ilmu shorof)

Sebagian karangannya dalam ilmu bayan ada yang menyebar sampai Tanah Arab. Para Ulama Arab dan Mesir banyak yang membaca hasil karya beliau dan memujinya seraya berkata, “Ternyata di Tanah Jawa ada juga ulama yang luas ilmunya”.

5.  REFERENSI

  1. Qoidatul Muhtaj – Menceritakan sedikitnya riwayat Mama Sepuh Gentur dengan para Masyaikil Kirom dan lainnya waktu menimba ilmu.
  2. Ar-Risalatul Qonturiyah Fi Manaqibisy Syaikhil ‘Alimil ‘Allamatil Kamilil Waro’i, Al-Hajji Ahmad Syathibi Al-Qonturi Asy-Syanjuri Al-Jawi
  3. Tashilul Hilali Fi Manaqibi Mama Ahmad Syathibi
  4. https://ltnnujabar.or.id

Biografi H. Ali Imron Arqom Lemburawi Bandung

Biografi Ajengan Ali Imron

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2.2       Guru-guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Karier
4.1       Riwayat Organisasi
4.2       Karier Beliau

5.         Chart Geneology

6         Referensi

1 RIWAYAT HIDUP DAN KELUARGA

1.1  Lahir
KH Ali Imron bin KH Muhammad Faqih merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Arqom, Lembur Awi, Kabupaten Bandung. Ia lahir pada Rabu 15 Oktober 1936, merupakan putra ke empat dari sembilan bersaudara dari pasangan mama KH. Muhammad Faqih dan Hj Maryamah.

1.2  Riwayat Keluarga

Beliau melepas lajangnya dengan menikah  dengan Hj Hamidah ( Putri dari Hadrotussyaikh Mama KH Ruhiat Pesantren Cipasung Tasikmalaya ) dari buah pernikahan beliau dikaruniai 11 Putra-Putri  :

   1. H Ahmad Faisal Imron
   2. H Ahmad Fauzi Imron
   3. H Ahmad Luthfi Imron SH.i
   4. H Ahmad Fahmi Mubarok
   5. Hj N Eli Alawiyyah
   6. Ahmad Makky Imron ( Alm )
   7. H Ahmad Fuad Ruhiat
   8. Hj N Nur Aisyah
   9. Hj N Zia Mahmudah
   10. Hj N Ema Maryamah
   11. Ahmad Win Khotimy ( Alm )

1.3  Wafat
Pada hari senin 28 Rabiul Tsani 1426 H, tepatnya 6 juni 2005. Pak Haji berpulang ke Rahmatullah pada pukul 16.30 WIB.

2  SANAD ILMU DAN PENDIDIKAN BELIAU

2.1   Mengembara Menuntut Ilmu
Selepas mengenyam pendidikan di SR (Sekolah Rakyat) di Leuburawi, Ciparay, pada tahun 1948. Pak Haji, sapaan masyarakat setempat, atau pada waktu kecil lebih akrab dengan panggilan “Aceng”, meneruskan sekolah serta mondok di Pondok Pesantren Gunung Puyuh, Sukabumi selama 3 tahun, dan mengikuti pesantren kilat (pasaran) di beberapa pesantren ternama di Sukabumi, Cianjur, dan Bogor.

Rasa haus akan ilmu telah mendorong beliau keluar dari Gunung Puyuh, untuk meneruskan pengembaraan ilmiyahnya ke pondok pesantren Al-Islamiyah Menes Pandeglang Banten. Pada tahun 1951-1952, beliau pernah tercatat sebagai salah satu mahasiswa di Akademi Bahasa Asing di Cikini Raya, Jakarta Pusat. Kemudian pada tahun 1952-1963 kembali menjadi santri salah satu pesantren yang sangat terkenal di Jawa Barat, yaitu Pondok Pesantren Cintawana, Singaparna.

Sewaktu mondok di sana, ia ditugaskan oleh gurunya (KH. Ishak Farid) untuk studi banding ke beberapa pondok pesantren di Jawa Tengah, Jawa Timur serta Madura. Sebagai hasil dari study banding, di pondok pesantren Cintawana pengajian santri ditetapkan dengan sistim klasikal.

    2.2  Guru-guru Beliau
    Guru-guru beliau saat menuntut ilmu, di antaranya:
    Diantara Ulama yang  menghantarkan beliau menjadi menjadi mujadid dalam pergerakan dakwah Islam sebagai berikut:
    1. KH. Sanusi
    2. KH. Muhammad Faqih
    3. KH. Ishak Farid

    2.3  Mendirikan dan Mengasuh Pesantren

    Awalnya beliau mendirikan majelis Wajib Belajar sebagai cikal bakal Madrasah Ibtidaiyah Baitul Arqom pada tahun 1958. Pada tahun 1961 bersama ibunda dan kakak tercinta menunaikan ibadah haji ke Baitulloh. Pada tahun 1967 beliau mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun sebagai embrio berdirinya Mts dan MA Baitul Arqom. Pada tahun 1976 mendirikan sekolah Tinggi Ilmu Syahriah Filial (Kelas Jauh) IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dan di tahun 1998 tepatnya 28 April beliau mendirikan pondok pesantren Al-Istiqomah, Ciparay.

    3  PENERUS BELIAU            

    3.1  Anak-anak Beliau
       1. H Ahmad Faisal Imron
       2. H Ahmad FauziImron
       3. H Ahmad Luthfi Imron SH.i
       4. H Ahmad Fahmi Mubarok
       5. Hj N Eli Alawiyyah
       6. H Ahmad Fuad Ruhiat
       7. Hj N Nur Aisyah
       8. Hj N Zia Mahmudah
       9. Hj N Ema Maryamah

    3.2  Murid-murid Beliau
    Murid-murid beliau adalah para santri di pesantren Al-Istiqomah, Ciparay

    4  ORGANISASI DAN KARIER      

    4.1 Riwayat Organisasi
     Ajengan Ali Imron selain sebagai pengasuh di pondok pesantren beliau jyga berkiprah di berbagai organisasi di antaranya:
    1. Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Pacet (1976).
    2. Ketua MWC NU Kecamatan Pacet (1970).
    3. Pengurus Cabang NU Kabupaten Bandung (1972).
    4. Katib Syuriah PCNU Kabupaten Bandung (1979).
    5. Katib Syuriah PWNU Jawa Barat (1982).
    6. Rois Syuriah NU Kabupaten Bandung (1989-1999).
    7. Wakil Rois Syuriah NU Jawa Barat (1991-2001).
    8. Mustasysar NU Kabupaten Bandung (1999-2004).
    9. Ketua MUI Kabupaten Bandung (1991-1995).
    10. Duta BKKBN dari Indonesia bersama lima kyai ke lima negara di Timur Tengah [Tunisia, Yordania, Mesir, Saudi Arabia dan Maroko] dan kunjungan ke dua negara Eropa [Italia, Belanda] (1991).
    11. Mutasysar PWNU Jawa Barat (2001-2006).

    4.1  Karier Beliau
    Karier sesuai dengan keilmuan beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:
    Beliau adalah pengasuh pesantren Al-Istiqomah, Ciparay

      5.   CHART GENEOLOGY

      5.1       Chart Geneology Guru beliau
      Berikut ini contoh Chart Geneology guru beliau dapat dilihat selengkapnya melalui: Chart Geneology guru beliau

        6  REFERENSI 

        Biografi Mama Gelar Cianjur


        Biografi Mama Gelar Cianjur
        Sumber Gambar: Matan Purwakarta

        Daftar Isi Profil Mama Gelar Cianjur

        1. Kelahiran
        2. Wafat
        3. Pendidikan
        4. Keturunan
        5. Karya-Karya

         

        KELAHIRAN

        Rd. KH. Zain Abdish Shomad (Mama Gelar) lahir di Peteuy, Condong, Lebak pada tahun 1929. Mama Gelar lahir dari ayah bernama KH Subandi bin Eyang Husen bin Eyang Johar Kadupandak dan ibu Umi Hj Asiah bin Uyut Fatimah bin Eyang Arnas bin Nyimas Kararanggeng bin Aria Wiratanu Datar Cikundul.

        Mama Gelar lahir saat bulan Ramadhan tepat ketika sahur tiba. Mama Gelar juga masih mempunyai hubungan darah dengan Bupati pertama Cianjur, Eyang Dalem Cikundul.

        • Baca juga: Petani Sukses Asal Cianjur Ini Bisa Raup Rp 500 Juta dan Jadi Duta Petani Milenial

        WAFAT

        Pada tahun 1997, Mama Gelar wafat pada usia 68 tahun.

        PENDIDIKAN

        Sejak kecil Mama Gelar sudah mendapatkan Pendidikan agama oleh orang tua beliau. Mama Gelar menempuh pendidikan di Pesantren Gentur di wilayah Warungkondang. Dari tempat tinggalnya di wilayah Cibeber, Mama Gelar jalan kaki setiap hari menempuh perjalanan sekitar dua jam menuju Pesantren Gentur. Setelah itu Mama Gelar juga sempat mondok di Cibitung, Bandung. Selesainya menimba ilmu dari Mama Cibitung, Mama Gelar menikah dengan putri gurunya, Abuya Qadir dari Gentur.

        Setelah beberapa tahun menikah, Mama Gelar pergi ke tanah suci untuk menjalankan ibadah haji. Namun, saat keberangkatan istri beliau wafat, padahal Mama Gelar baru sampai dermaga Cirebon dan Mama Gelar memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanannya.

        Setelah selesai menjalankan ibadah hajinya, Mama Gelar tidak langsung pulang ke tanah kelahirannya, beliau menemui seorang guru untuk meneruskan pendidikannya. Guru tersebut bernama Al-Alim Al-Alamah Assayyid Al Habib Alwi Ibnu Al-Maliki Makkah Saudi Arabia. Tidak mudah untuk Mama Gelar menjadi murid Sayyid Alawi Al Maliki, beliau harus menerima banyak cobaan untuk menjadi murid dari guru besar itu. Kepada Abuya Sayyid Alwi Al-Maliki, Mama Gelar belajar selama empat tahun di sana.

        Setelah pulang dari Makkah, Mama Gelar mendirikan Pesantren Gelar yang sebelumnya di daerah Petey Condong dan didirikan oleh Kakeknya, yaitu Mama Ibrahim. Beliau diberikan tanah wakaf untuk didirikan pondok pesantren, masjid dan madrasah.

         

        KETURUNAN

        Buah dari hasil pernikahan Mama Gelar dikaruniai 9 anak, yang terdiri 4 anak laki-laki dan 5 anak perempuan:

        1. KH. Dadang Darussalam
        2. Ibu Hj. Aliyah Maryam
        3. KH. Muhammad Faisal
        4. Ibu Hj. Riwawah (alm)
        5. Ibu Hj. Iyang Sobariyah
        6. KH. Hubban Zein
        7. Ibu Hj. Muslimah
        8. Ibu Hj. Siti Rahmah
        9. KH. Gibban Zein

        KARYA-KARYA

        Selain mengabdi untuk mengurusi masyarakat dan mengajar santri, Mama Gelar juga menulis beberapa kitab, diantaranya yang sudah disusun oleh pihak keluarga adalah kitab Hirjul Mandum dan beberapa tulisan lainnya. Namun pihak keluarga belum mengumpulkan secara utuh karya-karya beliau.

        Tidak hanya ajaran dan kitabnya, Mama Gelar juga terkenal dengan pencak silat yang di adopsi dari pencak silat Cimande, dan beladiri ini diajarkan secara turun temurun.

        Sumber kopas: Biografi Mama Gelar Cianjur | Profil Ulama › LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman

        Posting Populer

        Duridwan TeA Google Arsip

        Tampil Ful Skrin

        Tampilan penuh layar

        Klik tombol "Penuh" untuk mode ful skrin. Tutup dengan cara klik tuts "Esc" di kibot, atau dengan mengklik tombol "Normal" saja.

        Penuh Normal

        Materi artikel

        DRLabel

        'Urwah ۝۞ دعاء الأوراد ۞۝ 1drive 2019 3Dwarehouse Abaib Academia AdminisGuru Adzan Akrab 9497 AkselelatorDRc Aksioma Aljamal Anakku Android Apache API Aplikasi Aplikasi Online Aplikasiku aqidah aqo'id Arsiper Arudl ASPnet Atribusi Attaqwa Audio Aurod AutoCAD ba'da sholat Ba'diyah Babad Bahasa Indonesia Balaghoh Baleomol Banner basund Belajar.id Biantara bilibiliTV bing.com Biografi Bisikan Bisnis Blog blogku Bluestack BMTT Bola Dunia Boxmode BUKU Caknun Canva Capcut CData Cerita Chanel Cijagong Copast Coreldraw;Koreldrow cortang CPANEL cv Daftar Isi Daftar Tamu Dailymotion Dakwah Daring db515TB Dek@t Dikdasmen Diktat Do''a Domainesia dongeng Download DRctvone DRcVivaTV DRlink Duridwancijag duridwanMI E-Book Earth eDGe Edmodo Edwin ekstensi Emulated Epson eSDeKU Excel Facebook Fafa Belajar favicon FB FBwatch Fikih Film FKGN FKSS ftf Gambar Gaweku GDexcel GDrive GDword Gif Giphy Github googele GS v2 Gudang Gif Guru HP HUDHUD ATTWITERI humor iframe IHTT IIS IKBAL ikonku Ilham Ilmu Waris Imam Mahdi Iman imrithi imtihan ips Ips siswa irkhash Ishol Israel Jackie Chan JadwalHirup Jendelatea Jurumiah Kaamengan Kaldik karuhun Kasintu Kasyif Kemdak Kenangan Kepesantrenan KHMZ Khutbah Idul Adha Khutbah Jum'at Kitab Koneng KlaudiAwan KMS Koding Komentarku konsorsium Kristen KSM kulsub Kumer Kutab Kuning Lalogin Laporan link lirik sunda LKSATA Logo Lokasi LTNU Malaikat Mama Gelar mapel Mapel Plus marawis materi ajar materi ips materi sunda Mediafire Menu Mulai Messenger meta Metode Belajar MGMP MTS Mi.co.id Microsoft Mikrosoft Word MKKS MKSS MKT Modul MoU Movie MTs. Mushaf Sunda Nabi nadhom nahwu Nashoih Nasihat Pernikahan Nasrudin Hoja Nasyid NewTabTvSearch Ngablog ngaDOS Ngaji Pontren Nganet Ngaos ngaweb Ngimel Ngobrol Solat ngobrolgurutea ngoding Nikah Nonton Nubuwwah Nyekrip Nyitus OderPejKu Office office 2010 Office.co.id ome Ome.TV Onedrive Opis OSIS Pakakas Pamilarian PaperDropboxTeA PAS PAS S1 PAT pdf Penilaian Perangkat Guru Peringatan Nabi PHBI photo Phyton PKKM PKKS PKSS PohonKeluarga Ponpes Portabel Post WA PPDB PPKKS Prkt Ltk Program Files Proker Proposal Prosem Prota PTS PTS S1 publikteaqta Pupujian Quran Sunda Rapat RDM Removal renungan Risalah Risalah Sholat RKS Rohbiyah Romadlon Romadon Rumus Rumus;PHP; RumusHead Safari Santif Sanusi segitiga Sekolah seren tampi Sertifikat sholat Shopee Shorof sifat_20 Silaturahmi Simdif SIMPATIKA sinopsis siswa sitegog Skenario Belajar Sketchup SketsaupTeA Slayid SMA Soal Soanten Software StoryTelling Suara Sukapura sumputkeun sunda syare'at Ta'lim tabir mimpi Tadabbur tadarrus Tahajud Tahlil Tasbeh Taskbar Tauhid Tawasul Tema Blog tenor.com Terjemah tiktok TimTeA TimTeAmahsolid tips n trick Tsaqifah tulisan TV Nasional Usaha Vektor Video Video Player Video;Rara VideoPost vidio w3 WA - AYT wahyu Wali Walimahan Wallpaper wayang WeA Windows Wirid Witir word Wordpress WordTeA WP WPS WS XLS DRcjgTeA Yahoo yandexck Yapista link YT ytDuridwanSunda YTstudio Yutub Zoom سلاح الدعوة
        ×
        Judul