Hal 159 Maryamah Karpov, Andrea Hirata.
Kuhampiri Nurmi. Kukatakan padanya aku ingin belajar main biola. Ia tersenyum dan mengenalkan padaku empat senar los bernada G, D, A, dan E. Dengan piawai ia membunyikan skala nada tiga oktaf dari senar terendah, senar pertama paling atas, G tadi, sampai senar paling bawah A. Demikian maksudnya. Tapi tak sedikit pun kupahami. Kusadari, aku buta nada dan sangat tidak musikal.
Hal 162
Kali ini aku mencoba memencet senar pertama itu pada satu titik, yang menurut Nurmi, padahal sama sekati tak kusengaja, aku baru saja memencet nada A. Selanjutnya, seperti teori Lintang waktu itu, aku membiasakan diri memencet satu titik itu saja, demikian berulang-ulang. Tak kulakukan hal lain, hanya memencet satu titik itu saja, dan satu titik itu kuanggap sendiri sebagai Do
Hal 162
Kupencet lagi satu titik di depan re, sama dengan jarak antara titik yang kuanggap do tiga hari lalu terhadap re yang baru saja kutemukan. Kulakukan itu tanpa mengikuti aturan skala tangga nada versi Nurmi, tapi berdasarkan pendapat Lintang bahwa jarak bunyi yang konsisten pada satu dawai akan secara teknis membentuk tangga nada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar