Halaman
DRMenuNavigasiBar
Kamis, 13 April 2023
Selasa, 11 April 2023
Belajar.id [2023] | dukung MODUL 3 _001
Perpustakaan Belajar
0. Wilujeng Sumping di Perpustakaan Belajar1. Lampu lalin ngarefleksi (Traffic Light Reflection)
2. 5 aturan saderhana, mangsa saran katarima (5 Simple Rules of Receiving Feedback)
3. Metode Nyaho - Heran - Diaji (Metode Know - Wonder - Learn)
4. 6 Topi mikir, kopeah nela'ah
5. Metode tingkatan refleksi (Metode Level of Reflection)
6. TAG nampa saran - TAG (feedback)
1. Lampu lalin ngarefleksi (Traffic Light Reflection)
2. 5 aturan saderhana, mangsa saran katarima (5 Simple Rules of Receiving Feedback)
3. Metode Nyaho - Heran - Diaji (Metode Know - Wonder - Learn)
4. 6 Topi mikir, kopeah nela'ah
5. Metode tingkatan refleksi (Metode Level of Reflection)
6. TAG nampa saran - TAG (feedback)
Senin, 10 April 2023
Belajar.id [2023] | bukan MODUL _ Teori Belajar
Perbedaan Teori Belajar Behavioristik, Kognitif, Konstruktivistik dan Humanistik
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi semua orang. Di sekolah, kegiatan belajar dan mengajar terwujud pada proses interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa saat melakukan kegiatan belajar kelompok, dan bentuk-bentuk lain. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran.
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing teori mempunyai fokus aspek yang berbeda-beda. Perbedaan ini juga berdampak pada proses belajar mengajar antara guru dan siswa serta tujuan pembelajaran itu sendiri. Berikut ini perbedaan antara teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik, dan humanistik.
1. Teori Behavioristik
Teori behavioristik berpandangan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.
Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati dan diukur. Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons.
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan.
Pembelajaran dan evaluasi lebih mengutamakan hasil, dan evaluasi menuntut hanya satu jawaban benar. Jawaban yang benar berarti siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skiner.
2. Teori Belajar Kognitif
Menurut teori belajar kognitif, keterlibatan siswa secara aktif sangat penting. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
Tokoh-tokoh teori kognitif adalah Jean Piaget, Ausubel, dan Bruner.
Menurut Piaget, kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
Sedangkan Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh usia. Suatu proses belajar akan terjadi lewat tahap-tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
Di sisi lain, Ausubel menyatakan bahwa proses belajar terjadi apabila seseorang telah mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
3. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik menekankan pada usaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan, mandiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat, serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah.
Untuk itu, diperlukan layanan pendidikan yang mampu melihat kaitan antara ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran untuk mewujudkannya.
Pandangan kognitif-konstruktivistik mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut.
Karakteristik pembelajaran yang dilakukannya adalah:
- Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas yang sudah ditetapkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya secara lebih luas.
- Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya, kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
- Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah kompleks, di mana terdapat bermacam-macam pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi.
- Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaiannya merupakan suatu usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak mudah dikelola.
Tokoh teori belajar konstruktivistik diantaranya adalah Lev Vygotsky.
4. Teori Humanistik
Teori humanistik menitikberatkan tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Atau dalam kalimat lain, siswa sudah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal.
Aplikasi teori ini dalam kegiatan pembelajaran cenderung mengajak siswa untuk berpikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
Beberapa tokoh penganut aliran humanistik di antaranya adalah;
- Kolb, dengan konsepnya tentang 4 tahap dalam belajar, yakni pengalaman konkrit, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif.
- Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4 yaitu aktifis, reflektor, teoris, dan pragmatis.
- Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar yaitu belajar teknis, belajar praktis, dan belajar emansipatoris.
- Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
- Ausubel, walaupun termasuk juga ke dalam aliran kognitif, ia terkenal dengan konsepnya belajar bermakna (meaningful learning).
Itulah paparan tentang perbedaan antara teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik dan humanisme. Mudah-mudahan menambah wawasan bagi kita terutama rekan guru untuk menentukan mana yang terbaik untuk diterapkan bagi anak didik di kelas.
Sumber copast: https://www.panduanmengajar.com/2019/09/perbedaan-teori-belajar-behavioristik.html
Belajar.id [2023] | MODUL 3 _001
- Rancanglah rencana penyebaran pemahaman "Mengapa Kurikulum perlu Berubah?" kepada sasaran yang menurut Anda perlu memahami konsep ini. (Rekan guru/orang tua/murid/dsb.)
- Komunikasikan pemahaman Anda tentang kurikulum dan "Mengapa Kurikulum perlu Berubah?" kepada sasaran tersebut.
- Pemahaman boleh disampaikan melalui ragam media (presentasi/video/poster/booklet/lagu/puisi/dll) dengan cara yang efektif untuk sasaran. Kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk luring maupun daring melalui media yang menurut Anda sesuai.
- Mintalah refleksi/umpan balik dari sasaran Anda dengan menggunakan cara sendiri atau metode yang tersedia di Perpustakaan Belajar.
- Unggah bukti dalam 1 dokumen yang berisi:
- Dokumentasi kegiatan (dapat berupa dokumentasi kegiatan/paparan/media publikasi) penyebaran pemahaman "Mengapa kurikulum perlu berubah?" (Poin 2-3)
- Hasil refleksi/umpan balik dari audiens Anda (Poin 4)
- Buatlah strategi penerapan Kurikulum Merdeka sesuai dengan pemahaman Anda misalnya, membuat modul ajar (RPP Plus)/ membuat kesepakatan atau keyakinan kelas/melakukan asesmen diagnostik, dsb. Silahkan melibatkan aktor/pemangku kepentingan untuk membantu pelaksanaannya.
- Praktikkan rancangan strategi Anda di kelas
- Mintalah umpan balik/refleksi dari murid secara tertulis (untuk jenjang PAUD dan SD Fase A bisa secara lisan) dengan menggunakan cara sendiri atau metode yang tersedia di Perpustakaan Belajar.
- Unggah dokumen berisi:
- Dokumentasi (poin 1 dan 2) dapat berupa dokumentasi kegiatan/paparan/media publikasi
- Dokumentasi hasil refleksi/umpan balik dari murid (poin 3)
- Buatlah kegiatan Diskusi Kelompok Terarah (FGD) mengenai pemahaman kurikulum merdeka yang mencakup struktur kurikulum, asesmen, dan pembelajaran berdiferensiasi di satuan pendidikan Anda.
- Gunakan metode 6 Topi Berpikir untuk memandu diskusi.
- Libatkan para guru dan staf di satuan pendidikan dalam kegiatan ini.
- Unggah bukti dalam 1 dokumen yang berisi:
- Dokumentasi kegiatan (poin 1) dapat berupa dokumentasi kegiatan/paparan/media publikasi
- Hasil refleksi/umpan balik dari audiens Anda (dapat berupa dokumentasi isi dari 6 Topi Berpikir (poin 2), atau umpan balik/refleksi lain)
Belajar.id (2023) MODUL 2 _005 | Post Test
Post Test
Evaluasi pemahaman modul
Soal 1 dari 8
Belajar merupakan proses membangun pengetahuan baru dan dilakukan sendiri oleh murid. Pengetahuan baru ini dibangun dari kemampuan awal, pengalaman belajar, dan interaksi sosial yang dimiliki murid.
Pandangan tersebut sesuai dengan teori belajar yang digunakan dalam penyusunan capaian pembelajaran, yaitu ….
BehaviorismeKonstruktivismeKognitivismeTaksonomi Bloom
Di awal tahun pelajaran, Bu Sari mengidentifikasi murid di kelasnya (fase C) masih memiliki kemampuan membaca seperti di fase A. Hal yang sebaiknya tidak dilakukan Bu Sari adalah….
Meminta murid tersebut untuk kembali belajar di kelas sebelumnyaMemberikan pengayaan dan jam tambahan membacaMerancang perangkat ajar yang sesuai dengan kemampuan murid.Memberikan pendampingan pada murid tersebut
Untuk memberikan wawasan dan gambaran yang kontekstual mengenai peran murid SMP Merdeka Belajar pada masa yang akan datang, Pak Ardianto bekerja sama dengan sebuah partai politik dalam mengadakan projek pembelajaran berbasis pelayanan masyarakat.
Apakah hal yang dilakukan oleh Pak Ardianto tersebut tepat?
Tepat, karena pembelajaran dengan paradigma baru mendorong murid untuk belajar secara kontekstual.Tidak tepat, Pak Ardianto seharusnya dapat memilih komunitas lain yang netral untuk berkolaborasi dalam pembelajaran.Tepat, karena sekolah merdeka untuk melibatkan pihak manapun dalam menyelenggarakan pembelajaran.Tidak tepat, karena kegiatan tersebut lebih cocok diterapkan pada murid SMA/SMK.
Projek penguatan profil pelajar pancasila dilaksanakan dengan alokasi waktu sendiri (terpisah dari alokasi waktu intrakurikuler).
BenarSalah
Capaian pembelajaran berisi kompetensi inti dan konten esensial yang harus dicapai dalam satu fase.
BenarSalah
Salah satu perubahan struktur kurikulum pada Kurikulum Merdeka di jenjang SMP adalah…
Pembelajaran IPA dan IPS dilakukan secara terpadu menjadi IPAS.Murid dapat memilih mata pelajaran peminatan yang disediakan oleh sekolah.Mata pelajaran informatika merupakan mata pelajaran wajib.Muatan pembelajaran IPAS terintegrasi dalam mata pelajaran lain.
Berikut ini merupakan penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, kecuali….
Guru mengelompokkan murid sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya.Murid diberikan keleluasaan untuk memilih bahan belajar untuk mendukung proses belajarnya.Seluruh murid hanya mempelajari materi dari video pembelajaran yang dibuat guruGuru melibatkan murid untuk menentukan target belajarnya di kelas
Contoh penerapan asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang tepat adalah….
Bu Atikah menggunakan nilai ulangan sebagai satu-satunya sumber penilaian untuk muridPak Jimi melakukan penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terpisah di kelas.Bu Linda melakukan asesmen awal pembelajaran untuk membuat pemetaan kemampuan awal murid di awal semester.Sekolah menetapkan seluruh guru harus menggunakan tes tulis sebagai asesmen sumatif.
Sebelumnya
Selanjutnya
Sumber referensi:
Belajar.id [2023] | MODUL 2 _004 | Proyek nyata Mapel Sunda
Proyek nyata Mapel Sunda
Sebagai guru Basa Sunda yang berada di lingkungan peserta didik Usia SMA yang dipersiapkan pada minat, saya bersemangat membuat peserta didik (murid) mengali minatnya menerjemahkan buku-buku teks dengan menggunakan media digital yaitu internet sekolah.
Mengapa?
Oleh karena,
(1) sarana prasarana menunjang dengan adanya jaringan speedy telkom di sekolah.
(2) jam mengajar guru, cukup. Tidak akan mengganggu pelajaran lain.
(3) strategi lain, para peserta didik (murid) bisa menerjemahkan teks pelajaran seusai mereka membaca pelajaran tersebut.
====
INTINYA:
BISAKAN PESERTA DIDIK (MURID) SMA PLUS TAUHIDUL AFKAR menerjemahkan buku teks pelajaran ke dalam bahasa sunda?
Mudah-mudahan, bisa.
Amin.
Posting Populer
-
Download from YouTube.com, Vimeo.com, Facebook.ru, Vk.com and more than 40 websites in one click - SaveFrom.net helper extension for chrom...
-
info ♥ OinkAndStuff share SHARE timeline SETTINGS PREMIUM FEATURES new_releases TIPS - TRICKS - NEWS open_in_new OPEN PANEL IN NEW WIND...
-
Follow Us: Sign In Blog Write for Us Contact Us EN FEEDBACK Calculator Online ADVERTISEMENT 0 Deg Rad sin cos tan π e sin...
-
Download Bukti Fisik PKKM Lengkap السلام عليكم و رحمة الله و بركاته بسم الله و الحمد لله اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجم...
-
MATERI UJIAN KSM 2023 Tingkat : PROVINSI Mata Uji : MTS-IPS 1. Keunggulan komparatif sebuah negara ditentukan oleh beberapa ...
-
drBingkom
-
Lomba yelyel & Dinamika kelompok Yelyel Karang taruna TKSK IPSM LKSA Peserta Dinamika kelompok Perkenalan Antar Anggota Kelompok Game c...
-
· Kyai Tanpa Gengsi Saat itu KHR. Muhammad Zarkasyi, atau biasa dikenal dengan Mama Cibaduyut, pulang dari ibadah hajinya. Kepulan...
-
KSM IPS MTs. 2023 | ditoong dulu KSM IPS Kabupaten/Kota 2023 https://drive.google.co.id/uc?export=download&id=1NJjcEXOUY-PQ6UAiZW0WJr8...
-
MATERI UJIAN KSM 2023 Tingkat: PRONASIONAL Mata Uji: MTS-IPS 1. Perhatikan infografis berikut! Pernyataan yang sesuai denga...
DRcjgLink
Duridwan TeA Google Arsip
Tampil Ful Skrin
Tampilan penuh layar
Klik tombol "Penuh" untuk mode ful skrin. Tutup dengan cara klik tuts "Esc" di kibot, atau dengan mengklik tombol "Normal" saja.
Materi artikel