DRgrtea

Medsos DRcjgrTeA

Media Sosial Duridwangurunatafkar

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

DRMenuNavigasiBar

menunavngampar

Selasa, 20 Juni 2023

Biografi KH. Abdul Wahab Chasbullah

Biografi KH. Abdul Wahab Chasbullah
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi

1.1  Lahir
1.2  Wafat

5.    Chart Silsilah

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga KH. Abdul Wahab Chasbullah

1.1 Lahir

KH. Abdul Wahab Chasbullah merupakan salah  satu ulama besar pelopor pendiri Nahdlatul Ulama (NU)yang sangat berjasa di negara ini . Beliau meupakan orator ulung, ahli politik, pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia

KH. Abdul Wahab Chasbullah atau yang biasa dipanggil dengan Mbah Wahab lahir di Jombang, 31 Maret 1888. Beliau merupakan putra pasangan KH. Hasbullah Said, Pengasuh Pesantren Tambakberas Jombang Jawa Timur, dengan Nyai Latifah.

KH. Abdul Wahab Chasbullah berasal dari keturunan Raja Brawijaya IV dan bertemu dengan silsilah KH. Hasyim Asy’ari pada Kiai Abdus Salam (Kiai Shoichah) bin Abdul Jabar bin Ahmad bin Pangeran Sumbu bin Pangeran Benowo bin Jaka Tingkir (Mas Karebet), bin Lembu Peteng, bin Brawijaya V (raja Majapahit ketujuh).

1.2 Wafat

KH. Abdul Wahab Chasbullah wafat di Jombang pada usia 83 tahun atau tepatnya pada 29 Desember 1971. 43 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 7 November 2014, Kiai Wahab bersama dengan Djamin Ginting, Sukarni Kartodiwirjo, dan HR Muhammad Mangundiprojo diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo.

1.3 Riwayat Keluarga KH. Abdul Wahab Chasbullah

Pada tahun 1914, KH. Abdul Wahab Chasbullahllah, menikah dengan putri Kiai Musa yang bernama Maimunah. Sejak itu, ia tinggal bersama mertua di kampung Kertopaten, Surabaya. Namun pernikahan dan membina rumah tangga ini tidak berlangsung lama. Istrinya meninggal sewaktu mereka berdua menjalankan ibadah haji pada 1921. 15 Sepeninggal Maimunah, ia menikah lagi dengan Alawiyah, putri dari KH Alwi Tamim. Dari perkawinan ini ia di karuniai seorang putri bernama Khadijah yang kemudian menikah dengan Kiai Abdul Mu’in dari Bangil. Kemudian Khadijah meninggal tahun 1987.

Masih dalam perkawinan dengan Alawiyah, beliau menikah lagi di Jombang dengan seorang perempuan bernama Rahmah, putri Kiai Abd.Sjukur. akan tetapi pernikahan dengan Rahmah ini tidak berlangsung lama, beliau bercerai dan tidak mempunyai putra. Kemudian beliau menikah lagi tiga kali, kemudian bercerai, dan tidak mempunyai anak. Sewaktu melaksanakan ibadah haji tahun 1920 KH. Abdul Wahab Chasbullah menikah dengan Asna binti Said asal Surabaya dan memiliki putra bernama Nadjib (meninggal tahun 1987).

Setelah itu, beliau menikah dengan Fatimah binti Burhan, tetapi tidak di karuniai putra. Sebelum disunting KH. Abdul Wahab Chasbullah, Fatimah telah mempunyai putra bernama Ahmad Saichu. KH. Abdul Wahab Chasbullah kembali menikah dengan Fatimah binti Ali asal Mojokerto dan Askanah binti Muhammad Idris dari Sidoarjo.

Dari kedua istri tersebut ia juga tidak mempunyai putra. Selanjutnya, KH. Abdul Wahab Chasbullah menikah dengan Masmah, sepupu Asna binti Said, dan mempunyai seorang putra bernama Moh. Adib. Sepeninggal Masmah, beliau menikah lagi dengan Aslihah binti Abdul Majid asal Bangil, Pasuruan dan mempunyai dua putri, Djumiyatin dan Muktamaroh. Aslihah meninggal pada tahun 1939, kemudian beliau menikah dengan Sa’diyah, kakak Aslihah. Dari pernikahannya dengan Sa’diyah, beliau mempunyai lima putra, yaitu Machfudzoh, Hizbiyah, Munjidah, Muh. Hasib, dan Muh. Roqib.   

2. SANAD ILMU DAN PENDIDIKAN KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH

Masa pendidikan KH. Abdul Wahab Chasbullah dari kecil hingga besar banyak dihabiskan di pondok pesantren. Selama kurang lebih 20 tahun, beliau secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari beberapa pesantren. Karena tumbuh dilingkungan pondok pesantren, mulai sejak dini beliau diajarkan ilmu agama dan moral pada tingkat dasar.

Termasuk dalam hal ini tentu diajarkan seni Islam seperti kaligrafi, hadrah, barjanji, diba’, dan salawat. Kemudian tak lupa diajarkan tradisi yang menghormati leluhur dan keilmuan para leluhur, yaitu dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan melakukan tawasul.

Beliau dididik ayahnya sendiri cara hidup, seorang santri, seperti, salat berjamaah, dan sesekali dibangunkan malam hari untuk salat tahajud. Kemudian Kiai Wahab membimbingnya untuk menghafalkan Juz ‘amma dan membaca Al Quran dengan tartil dan fasih. Kemudian beliau dididik mengenal kitab-kitab kuning, dari kitab yang paling kecil dan isinya diperlukan untuk amaliyah sehari-hari. Misalnya: Kitab Safinatunnaja, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahab, Muhadzdzab dan Al Majmu’. Wahab Hasbullah juga belajar Ilmu Tauhid, Tafsir, Ulumul Quran, Hadits, dan Ulumul Hadits.

Kemauan yang keras untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tampak semenjak masa kecilnya yang tekun dan cerdas memahami berbagai ilmu yang dipelajarinya. Selama enam tahun awal pendidikannya, beliau dididik langsung oleh ayahnya, baru ketika berusia 13 tahun, Kiai Wahab Chasbullah mengembara untuk menuntut ilmu. Maka beliau pergi ke satu pesantren ke pesantren lainnya.

Di antara pesantren yang pernah disinggahi Wahab Hasbullah adalah sebagai berikut:

  1. Pesantren Langitan Tuban

  2. Pesantren Mojosari, Nganjuk

  3. Pesantren Cempaka

  4. Pesantren Tawangsari, Sepanjang

  5. Pesantren Kademangan Bangkalan, Madura dibawah asuhan KH. Kholil Bangkalan

  6. Pesantren Branggahan, Kediri

  7. Pesantren Tebuireng, Jombang dibawah asuhan KH. Hasyim Asy’ari

Khusus di Pesantren TebuiIreng, beliau cukup lama menjadi santri. Hal ini terbukti, kurang lebih selama 4 tahun, beliau menjadi lurah pondok, sebuah jabatan tertinggi yang jarang didapatkan oleh seorang santri dalam sebuah pesantren. Menjadi lurah pondok adalah sebagai bukti kepercayaan kiai dan pesantren kepada santri.

Setelah lama belajar ke berbagai pesantren, seperti halnya kebanyakan santri Jawa saat itu, KH. Wahab Chasbullah pada umur 27 tahun juga memperdalam keilmuannya, terutama ilmu agama di Makkah. Beliau belajar di kota suci ini selama kurang lebih 5 tahun. Di Makkah, beliau bertemu dengan ulama terkemuka dan kemudian berguru pada mereka. Seperti yang telah di sebutkan di atas di antara guru-gurunya selama di Makkah adalah sebagai berikut:
1) Kiai Mahfudz Termas.
2) Kiai Muchtarom Banyumas.
3) Syaikh Ahmad Khotib Minangkabau.
4) Syaikh Sa’id Al-Yamani.
5) Syaikh Ahmad Abu Bakri Sata.

Selain belajar pada kitab-kitab atau pelajaran agama, beliau juga belajar ilmu organisasi dan pergerakan. Selama di Makkah ini pulalah beliau belajar pergerakan organisasi SI.

Bahkan, beliau aktif dalam dunia pergerakan dan organisasi ini. Bersama dengan Kiai Abas dari Jember, Kiai Asnawi dari Kudus, dan Kiai Dahlan dari Kertosono memelopori berdirinya Syarikat Islam (SI) cabang Makkah. Dengan rangkaian perjalanan intelektual yang demikian panjang, tidak mengherankan apabila pada usia 34 tahun, KH. Wahab Chasbullah  telah menjadi pemuda yang menguasai berbagai disiplin ilmu keagamaan, seperti Ilmu Tafsir, hadis, Fikih, Akidah, Tasawuf, Nahwu Sharaf, Ma’ani, Manthiq, ‘Arudl dan ilmu Hadlarah, sejarah Islam, cabang ilmu diskusi, dan retorika.

Sepulangnya dari Makkah dan bertempat tinggal di Surabaya, KH. Abdul Wahab Chasbullah sudah merasakan perlunya melakukan pergerakan dengan mendidik kader dalam bentuk Tashwir Al-Afkar, sebuah pertukaran gagasan. Ide ini kemudian mengkristal menjadi semacam kursus perdebatan untuk anak-anak muda dan kiai-kiai muda upaya ini didorong oleh semangat untuk kebangunan Islam, yang salah satunya dilatari oleh kondisi Syarikat Islam (berdiri sejak 1912) yang sudah mulai dicurigai Belanda akibat kasus afdeling B sehingga banyak umat Islam yang meninggalkan SI karena Belanda di mana- mana bisa menangkapi mereka yang di curigai sebagai bagian dari pemberontakan SI Afdeling.

2.2 Guru-Guru KH. Abdul Wahab Chasbullah

  1. KH Hasbulloh Said

  2. KH. Kholil Bangkalan

  3. KH. Hasyim Asy’ari

  4. Syaikh Mahfudz at-Tarmasi

  5. Syaikh Al-Yamani

  6. Kiai Muchtarom Banyumas.

  7. Syaikh Ahmad Khatib (pemimpin Tarekat Qadiriyyah-Naqsyabandiyyah).

  8. Syaikh Sa’id Al-Yamani.

  9. Syaikh Ahmad Abu Bakri Shata.

  10. KH. Saleh

  11. KH. Zainuddin Nganjuk

  12. KH. Faqihuddin Kediri (pengasuh Pesantren Branggahan Kediri).

2.3 Menjadi Pengasuh Pondok Pesantren

Beliau menjabat sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang menggantikan perjuangan sang ayah Almaghfurullah “Kiai Hasbullah”  yang wafat pada 1920 M, beliau pula yang menggagas ide pembuatan nama “Bahrul ‘Ulum” sebagai nama resmi pesantren mengingat nama Tambakberas sendiri sebenarnya merupakan nama sebuah dusun.

Selain itu Almaghfurullah KH. Abdul Wahab Chasbullah juga merupakan tokoh yang merekontruksi sistem pendidikan di pesantren Bahrul ‘Ulum dengan mendirikan Madrasah Ibtida’iyyah Islamiyyah Al-Qur’an (1959) yang merupakan madrasah pertama dalam sejarah Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas, sebelum sistem tersebut dimodifikasi oleh Almaghfurullah KH. Abdul Fattah Hasyim tatkala menjadi pengasuh Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum.

Atas perjuangan dari Almaghfurullah KH. Abdul Wahab Chasbullah diangkatlah nama beliau sebagai nama salah satu Universitas di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum yaitu UNWAHA (Universitas Wahab Hasbullah) yang merupakan metamorfosis dari STAI-BU dan STIMIK-BU. Selain itu pada peringatan Haul AlmaghfurullahKH. Abdul Wahab Chasbullah ke-43 pada tahun 2014 dicanangkan pula event “ KH. A Wahab Chasbullah Award 2014 Award 2014”  oleh Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.

2.4 Perkembangan Pondok Pesantren Bahrul Ulum

KH. Abdul Wahab Chasbullah berpandangan bahwa pendidikan tidak harus dilakukan di pesantren tapi bagaimana agar mendidik anak bisa dilakukan dimanapun dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Akan tetapi, bukan berarti pendidikan pesantren dilupakan.

Oleh karenanya selain melakukan pendidikan di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, juga melakukan pendidikan di luar pesantren yang ditujukan untuk kalangan umum dan terpelajar dengan mendirikan kelompok diskusi bernama Tashwirul Afkar.

Melalui Nahdlatun Wathan beliau juga telah berhasil mendirikan beberapa sekolah di berbagai daerah, antara lain:

  1. Sekolah/Madrasah Ahloel Wathan di Wonokromo

  2. Sekolah/Madrasah Far’oel Wathan di Gresik

  3. Sekolah/Madrasah Hidayatoel Wathan di Jombang, dan

  4. Sekolah/Madrasah Khitaboel Wathan di Surabaya (Mashyuri, 2008:86-87).

3. PENERUS KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH

3.1 Anak-anak KH. Abdul Wahab Chasbullah

  1. KH. Muhammad Wahab Wahib

  2. Khadijah

  3. Moh. Adib Djumiyatin

  4. Muktamaroh

  5. NYai Hj. Mundjidah Wahab

  6. Mahfuzah

  7. Hasbiyah

  8.  Mujidah

  9. Muhammad Hasib

  10. Raqib

  11. KH. A. Syaichu (anak tiri)

3.2 Murid-murid KH. Abdul Wahab Chasbullah

Murid-murid beliau para santri-santri di pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang

4. PERJALANAN HIDUP DAN DAKWAH KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH

4.1 Jasa-jasa KH. Abdul Wahab Chasbullah

a. KH. Abdul Wahab Chasbullah Salah Satu Pendiri NU

KH. Abdul Wahab Chasbullah merupakan salah satu bapak Pendiri NU. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah Jepang. Ia juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantoro.

Tahun 1916 mendirikan Organisasi Pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan, kemudian pada 1926 menjadi Ketua Tim Komite Hijaz. KH. Abdul Wahab Chasbullah juga seorang pencetus dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi NU dengan adanya dua badan, Syuriyah dan Tanfidziyah sebagai usaha pemersatu kalangan Tua dengan Muda.

b. Turut Serta Dalam Fatwa Resolusi Jihad
Pada masa revolusi kemerdekaan KH. Abdul Wahab Chasbullah juga turut serta dalam proses keluarnya “Fatwa Resolusi Jihad. Ketika fatwa Resolusi Jihad dikeluarkan Rois Akbar PBNU KH. Hasyim Asy’ari, dalam pertemuan ulama dan konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura, di kantor PB Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) di Jalan Bubutan VI/2 Surabaya pada 22 Oktober 1945, KH. Abdul Wahab Chasbullah yang waktu itu menjadi Khatib Am PBNU bertugas mengawal implementasi dan pelaksanaan di lapangan.  

Fatwa tersebut akhirnya menjadi pemantik pertempuran heroik 10 November, untuk mengusir Belanda yang ingin kembali menjajah dengan cara membonceng NICA alias Sekutu. Dengan catatan sejarah panjang perjuanganKH. Abdul Wahab Chasbullah terhadap bangsa ini, berbagai pihak menilai sangat tepat jika pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional. 

c. Pencipta lagu Ya Lal Wathon
KH. Abdul Wahab Chasbullah adalah pengarang syair "Ya Lal Wathon" yang banyak dinyanyikan dikalangan Nahdliyyin, lagu Ya Lal Wathon di karangnya pada tahun 1934. KH. Maimoen Zubair mengatakan bahwa syair tersebut adalah syair yang beliau dengar, peroleh, dan dinyanyikan saat masa mudanya di Rembang. Dahulu syair Ya Lal Wathon ini dilantangkan setiap hendak memulai kegiatan belajar oleh para santri.

d. Inspirator Terbentuknya GP Ansor
Dari catatan sejarah berdirinya GP Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU). Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh dan pembinaan kader. KH. Abdul Wahab Chasbullah, tokoh tradisional dan KH. Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH. Abdul Wahab Chasbullah yang kemudian menjadi pendiri NU membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab Chasbullahh ulama besar sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut.

Gerakan ANO harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU.

Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU. Dimasukkannya ANO sebagai salah satu departemen dalam struktur kelembagaan NU berkat perjuangan kiai-kiai muda seperti KH. Machfudz SiddiqKH. Wahid HasyimKH. Dachlan Kertosono, Thohir Bakri dan Abdullah Ubaid serta dukungan dari ulama senior KH. Abdul Wahab Chasbullah.

Sementara itu, peran KH. Mohammad Chusaini Tiway terlihat pada masa pendudukan Jepang, dimana pada saat itu organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wahid Hasyim Menteri Agama RIS kala itu, maka pada 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru, yakni Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).

e. Menjadi Utusan Jami'iyyah Nahdlatul Ulama di Arab Saudi
Pada saat pemimpin-pemimpin Islam mendapat undangan dari Raja Hijaz,KH. Abdul Wahab Chasbullah lalu membentuk Komite Khilafat yang diberi nama “Komite Hijaz” atas izin dari KH. Hasyim Asy’ari. KH. A Wahab Chasbullah mendirikan “Komite Hijaz” sebagai bentuk respon atas proses “wahabisasi” di Arab yang memberi pengaruh pada persoalan kebebasan beribadah sesuai dengan kepercayaannya. Komite ini kemudian mengirim delegasi sendiri ke Makkah-Madinah. Komite Hijaz inilah yang kemudian melahirkan Jam’iyah Nahdlatul Ulama, sehingga kehadiran NU tidak dapat dilepaskan dari perjuangan KH. Abdul Wahab Chasbullah.

4.2 KARYA-KARYA KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH

Yaa Lal Wathan, Lagu Patriotis Karya KH. Abdul Wahab Chasbullah
Lagu ini berisikan syair yang penuh dengan semangat patriotisme. Lagu yang berjudul Syubbanul Wathan atau Yaa Lal Wathan kini sudah Diterjemahkan dan sering dinyanyikan oleh para santri.

 KH. Maimoen Zubair salah satu santri KH. Abdul Wahab Chasbullah meriwayatkan bahwa ketika beliau mondok di Tambak Beras dan belajar di sekolah “Syubbaanul Wathan” disana, setiap hari sebelum masuk kelas murid-murid diwajibkan menyanyikan sebuah lagu yang diciptakan oleh KH. Abdul Wahab Chasbullahh pada tahun 1934.

4.3 Karier Beliau

  1. Menjabat Katib  'Am PBNU saat NU pertama kali didirikan.

  2. Setelah KH. Hasyim Asy'ari wafat, jabatan Rais 'Am dijabat oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah

  3. Menjadi anggota BPKNIP (badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat)

  4. Menjadi anggota konstituante dan berkali-kali menjadi anggota DPR RI 

  5. Menjadi anggota Dewan Pertimbangan agung atau DPA

5. CHART SILSILAH

Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Abdul Wahab Chasbullah dapat dilihat di sini, dan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat di sini.


Sumber kopas: Biografi KH. Abdul Wahab Chasbullah | Profil Ulama › LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman

Biografi Sidi Abib Salim bin Ahmad bin Jindan

Biografi Habib Salim bin Ahmad bin Jindan

Daftar Isi Biografi Habib Salim bin Ahmad bin Jindan

1.1  Lahir
1.3  Nasab
1.4  Wafat

2.    Sanad Keilmuan
2.1  Guru-guru

3.    Penerus
3.1  Anak-anak

5.    Karya-karya
6.    Teladan
7.     Referensi

 

1.  RIWAYAT HIDUP DAN KELUARGA

1.1 Lahir
Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Sholeh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah (Bin Jindan) bin Syaikhan bin Syaikh Abu Bakar bin Salim atau yang kerap dipanggil dengan Habib Salim bin Jindan lahir di Surabaya pada 18 Rajab 1324 atau pada 7 September 1906.

1.2 Riwayat Keluarga
Dari pernikahan Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, beliau dikaruniai putra diantaranya adalah :

  1. Habib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
  2. Habib Shalahudin bin Salim bin Ahmad bin Jindan
  3. Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan
  4. Fatimah binti Salim bin Ahmad bin Jindan

1.3 Nasab
Habib Salim bin Ahmad bin Jindan masih keturunan dari Nabi Muhammad Rasulullah SAW, dengan Silsilah sebagai berikut :

  1. Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
  2. Sayyidah Fathimah Az-Zahra Istri Ali bin Abi Thalib RA
  3. Al-Imam Al-Husain
  4. Al-Imam Ali Zainal Abidin
  5. Al-Imam Muhammad Al-Baqir
  6. Al-Imam Ja’far Shadiq
  7. Al-Imam Ali Al-Uraidhi
  8. Al-Imam Muhammad An-Naqib
  9. Al-Imam Isa Ar-Rumi
  10. Al-Imam Ahmad Al-Muhajir
  11. As-Sayyid Ubaidillah
  12. As-Sayyid Alwi
  13. As-Sayyid Muhammad
  14. As-Sayyid Alwi
  15. As-Sayyid Ali Khali’ Qasam
  16. As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath
  17. As-Sayyid Ali
  18. As-Sayyid Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad
  19. As-Sayyid Al-Imam Alwi Al-Ghuyur
  20. As-Sayyid Ali Shohibud Dark
  21. As-Sayyid Muhammad Maula Ad-Dawilah
  22. As-Sayyid Abdurrahman As-Sagaf
  23. As-Sayyid Abdullah
  24. As-Sayyid Abdurrahman
  25. As-Sayyid Abdullah
  26. As-Sayyid Salim
  27. As-Sayyid Syekh Abu Bakar
  28. As-Sayyid Syaikhan
  29. As-Sayyid Jindan
  30. As-Sayyid Abdullah
  31. As-Sayyid Umar
  32. As-Sayyid Abdullah
  33. As-Sayyid Saleh
  34. As-Sayyid Husain
  35. As-Sayyid Ahmad
  36. As-Sayyid Salim atau Habib Salim bin Ahmad bin Jindan

1.4 Wafat
Habib Salim bin Jindan wafat di Jakarta pada 16 Rabiulawal 1389 atau pada 1 Juni 1969. Ketika itu ratusan ribu kaum muslimin dari berbagai pelosok datang bertakziah ke rumahnya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur. Iring-iringan para pelayat begitu panjang sampai ke Condet. Jasad beliau dimakamkan di kompleks Masjid al-Hawi, Condet, Jakarta Timur.

2. SANAD KEILMUAN

Sejak kecil beliau mendapat pendidikan agama dari ayahandanya. Menginjak usia remaja Habib Salim bin Ahmad bin Jindan memperdalam agama kepada banyak guru-guru, diantaranya Habib Abdullah bin Muhsin Alatas (Habib Empang, Bogor), Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar (Bondowoso), Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi (Surabaya), Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf (Gresik), KH. Kholil bin Abdul Muthalib (Mbah Kholil Bangkalan), dan Habib Alwi bin Abdullah Syahab di Tarim, Hadramaut. Selain itu, beliau juga berguru kepada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bil Fagih, seorang ahli hadits dan fuqaha, yang saat itu juga memimpin Madrasah Al-Khairiyah di Surabaya. Kemudian dilanjutkan menuntut Ilmu di Makkah, Tarim dan Timur Tengah.

Beliau juga rajin menghadiri beberapa majelis taklim yang digelar oleh para ulama besar. Kalau dihitung, sudah ratusan ulama besar yang beliau kunjungi. Dari perjalanan taklim beliau, akhirnya Habib Salim mampu menguasai berbagai ilmu agama, terutama hadits, tarikh dan nasab. Beliau merupakan seorang ahli hadist yang menghafal 70,000 hadis dan juga seorang Ahli Sejarah.

Tak kurang dari 400 guru, baik dari kalangan Sayyid maupun yang bukan Sayyid. Semuanya dicatat dalam banyak karya beliau yang menjelaskan sanad dan silsilah keilmuan.

Mengenai guru-gurunya itu, Habib Salim pernah berkata, "Aku  telah berjumpa dengan mereka semua, aku telah hadir di majelis-majelis mereka dan sungguh majelis-majelis mereka menyerupai majelisnya para sahabat Rasulillah SAW, kekhusyu'an, ketentraman dan kebahagiaan serta kewibawaan dan keagungan dirasakan di dalam hati. Sungguh siapapun yang memandang wajah mereka akan langsung mengingat Allah".

Adapun guru yang paling berkesan di hati beliau ialah Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad dan Habib Abubakar bin Muhammad As-Sagaf. Tentang mereka, Habib Salim pernah berkata, ” Sungguh  cukup  keduanya  sebagai  panutan  yang  terbaik  untuk  kami  dan anak-anak kami."

2.1 Guru-guru
Guru-guru selama hidupnya adalah sebagai berikut:

  1. Habib Ali bin Mushthafa ibn Asy-Syeikh Abi Bakar, ayah dari ibu
  2. Habib Muhammad bin Ahmad Al-Mihdhar
  3. Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bil Faqih
  4. KH. Ahmad bin Hamid Al-Marzuqi Sawahan
  5. KH. Cholil bin Abdul Lathief, Bangkalan
  6. Habib Muhammad bin Abdurahman Al-Baar, Ternate
  7. KH. Muhammad Arsyad At-Thawiil, Manado
  8. Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, Gresik
  9. Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi, Surabaya
  10. Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas, Bogor
  11. Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas, Pekalongan
  12. Habib Abdullah bin Abdurahman Al-Attas, Jombang
  13. Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al-Haddad, Bogor
  14. KH.Abdullah Azhari, Palembang
  15. Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad, Johor
  16. Syekh Umar bin Hamdan Al Mahrasi Al-Jazairi, Makkah
  17. Sayyid Abdul Hayy bin Abdul Kabir Al-Kattani, Maroko
  18. Sayyid Ali bin Falih bin Muhammad Adz Dzahiri, Makkah
  19. Syekh Abdus Sattar bin Abdul Wahhab Ash-Shiddiqi, Makkah
  20. Sayyid Abbas bin Abdul Aziz Al-Maliki, Makkah
  21. Syekh Muhammad bin Muhammad Zubaarah Al-Yamani, Yaman
  22. Asy Syekh Abdul Waasi' bin Yahya Al-Waasi'i, Yaman
  23. Syaikhah Amatullah binti Abdul Ghani Al-Umariyah, Madinah
  24. Syarifah Husainah binti AlHabib Syeikhbin Ahmad Bil Faqih, Surabaya
  25. Sayyid Abdullah bin Shadaqoh Dahlan.

3.  PENERUS

3.1 Anak-anak Habib Salim bin Ahmad bin Jindan

  1. Habib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
  2. Habib Shalahudin bin Salim bin Ahmad bin Jindan
  3. Fatimah binti Salim bin Ahmad bin Jindan

3.2 Murid-murid Habib Salim bin Ahmad bin Jindan

  1. Al 'Allamah Al Habib Abdurahman bin Ahmad As Seggaf
  2. Al 'Allamah Al Faqiih KH. Muhammad Syafi'i Hadzami
  3. Al 'Allamah KH. Abdullah Syafi'i
  4. Al 'Allamah KH. Tohir Rahili
  5. Muhaddits Al Haramain As Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki
  6. Al Musnid Al 'Allamah As Sayyid Umar bin Hamid Al-Jailani
  7. Al 'Allamah Al Habib Ali bin Abdurahman As-Sagaf
  8. Al 'Allamah KH. Muhammad Syukur Ya'qub
  9. Al 'Allamah KH. Muhammad Tayyib Izzi
  10. Al Habib Abdurahman bin Abdullah Ba Qodir Al-Attas
  11. Al Ustadzah Asy Syarifah
  12. Al Ustadzah Asy Syarifah Fatimah binti Abdullah Ba Qodir Al Attas
  13. Presiden RI Ke-1 Ir. Soekarno
  14. dan masih banyak lagi.

Tidak sedikit juga Ulama-ulama besar dunia yang ingin masuk dalam ikatan sanad  Al  Habib  Salim  bin  Ahmad  bin  Jindan  hingga  mereka  meminta kepadanya agar dituliskan Ijazah khusus oleh Al Habib Salim untuk masing-masing mereka. Di antara mereka adalah:

  1. Al 'Allamah Al Muhaddits Al Habib Salim bin Hafidz
  2. Al 'Allamah Al Faqih Al Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz
  3. Al 'Allamah Asy Syeikh Hasan bin Muhammad Al-Massyath
  4. Al 'Allamah As Sayyid Muhammad bin Hasan bin Muhammad Fad'aq
  5. Al 'Allamah Mufti Zanjubar Al Habib Umar bin Ahmad bin Sumaith
  6. Al 'Allamah Asy Syeikh Muhammad bin Salim Al-Baihani
  7. Al 'Allamah As Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki

4.  PERJALANAN HIDUP DAN DAKWAH

4.1 Perjalanan Dakwah
Dalam perjalanan dakwah Habib Salim mendirikan madrasah di Probolinggo kemudian pada tahun 1940, beliau hijrah ke Jakarta serta mendirikan Majlis Ta’lim Fakhriyyah di Jakarta, selain itu juga pergi merantau ke berbagai daerah Indonesia untuk tujuan dakwah dan Ta’lim.

Pada periode 1940-1960, di Jakarta ada tiga habaib yang seiring sejalan dalam berdakwah. Mereka itu: Habib Ali bin Abdurahman Al-Habsyi (Habib Ali Kwitang), Ali bin Husein Al-Attas (Habib Bungur) dan Habib Salim bin Jindan (Otista), mereka dikenal sebagai tiga serangkai (triumvirat) dalam berdakwah, kalau Habib Ali bin Husin Al-Attas lebih banyak diam dan Habib Ali Kwitang mengajak masyarakat saling mencintai; Habib Salim Bin Jindan dengan suara yang menggebu-gebu kadang mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggapnya berlawanan dengan ajaran Islam. 

Hampir semua Habaib dan Ulama di Jakarta berguru kepada mereka, terutama kepada Habib Salim bin Jindan yang memiliki koleksi sekitar 15.000 kitab, termasuk kitab yang langka. Sementara Habib Salim sendiri menulis sekitar 100 kitab, antara lain tentang Hadits dan Tarikh, termasuk karya-karya beliau yang belum dicetak.

Setelah Indonesia benar-benar merdeka, Habib Salim tidak memperdulikan perjuangan beliau dihargai atau tidak. Bagi beliau berjuang melawan penjajah harus didasari dengan rasa ikhlas. Setelah lama berjuang beliau kembali membuka Majelis Ta’lim yang diberi nama Qashar Al-Wafiddin. Beliau juga kembali berdakwah dan mengajar, baik di Jakarta, di beberapa daerah maupun di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Kamboja. Ketika berdakwah di daerah-daerah itulah beliau mengumpulkan data-data sejarah Islam.

Ketika berdakwah di daerah-daerah itulah beliau mengumpulkan data-data sejarah islam. Dengan cermat dan tekun beliau kumpulkan sejarah perkembangan islam di Ternate, Maluku, Ambon, Sulawesi, Kalimantan, Nusa tenggara, Timor Timur, Pulau Roti, Sumatera, dan Pulau Jawa. Beliau juga mendirikan perpustakaan bernama Al-Fakhriah.

4.2 Berperan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Di masa perjuangan menjelang kemerdekaan, Habib Salim ikut serta membakar semangat para pejuang untuk berjihad melawan penjajah Belanda. Itu sebabnya ia pernah ditangkap, baik di masa penjajahan Jepang maupun ketika Belanda ingin kembali menjajah Indonesia seperti pada Aksi Polisionil I pada 1947 dan 1948.

Di zaman penjajahan Jepang, beliau juga sering dipenjara kerana ucapan-ucapan beliau yang tegas, bahkan setelah kemerdekaan Indonesia, beliau juga sering keluar masuk penjara kerana kritikannya yang tajam terhadap pihak kerajaan apalagi dalam hal bersangkutan agama yang sentiasa ditegakkan oleh beliu dengan lantang.

Dalam tahanan penjajah, beliau sering disiksa: dipukul, ditendang, disetrum. Namun, ia tetap tabah, pantang menyerah. Niatnya bukan hanya demi amar makruf nahi munkar, menentang kebatilan dan kemungkaran, tetapi juga demi kemerdekaan tanah airnya. Sebab, Hubbul Wathan Minal Iman – cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman.

Sifat dan kepribadian luhurnya serta ilmunya yang luas menyebabkan banyak orang ramai yang berguru kepada beliau, Presiden Soekarno sendiri pernah berguru dengan beliau dan sering dipanggil ke istana oleh Bung Karno. Waktu Perjanjian Renvil ditandatangani, beliau turut naik atas kapal Belanda tersebut bersama pemimpin Indonesia lain.

Seperti tahun 1960-an, ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) melancarkan serangan-serangan anti-Islam, Habib Salim bin Jindan senantiasa berada di depan bersama ribuan massa untuk menyerang kelompok kiri ini. Padahal, ketika itu, PKI merupakan partai yang sangat kuat dan ditakuti. Beliau mengingatkan umat Islam akan berada dalam bahaya besar bila Komunis berkuasa di Indonesia.

4.3 Menjadi Ahli Sejarah pada Masanya
Habib Salim juga merupakan seorang ahli sejarah yang hebat, sehingga diceritakan pernah beliau menulis surat kepada Ratu Belanda berisikan silsilah raja-raja Belanda dengan tepat. Hal ini membuat kagum Ratu Belanda.

Lantas mendapat pujian dan tanda penghargaan oleh Ratu Belanda. Tetapi tanda penghargaan Ratu Belanda tersebut telah dibuang oleh Habib Salim kerana beliau tidak memerlukan penghargaan tersebut.

4.5 Fatwa Habib Salim bin Ahmad bin Jindan
Lantaran Revolusi Syiah Iran yang menumbangkan kerajaan Syiah Pahlavi, maka ada orang kita yang terpengaruh dengan ajaran Syiah. Bahkan ada juga keturunan Saadah Ba ‘Alawi yang terpengaruh kerana termakan dakyah Syiah yang kononnya mengasihi Ahlil Bait.

Habib Salim bin Ahmad Bin Jindan telah menulis sebuah kitab membongkar kesesatan Syiah yang diberinya jodol “Ar-Raa`atul Ghoomidhah fi Naqdhi Kalaamir Raafidhah”. Fatwa ini berhubungan dengan bid`ah ratapan pada hari ‘Asyura, Habib Salim menulis, antaranya:-

  • Dan di antara seburuk-buruk adat mereka daripada bid`ah adalah Rawaafidh (Syiah) meratap dan menangis setiap tahun pada 10 Muharram hari terbunuhnya Al-Husain. Maka hal ini adalah satu maksiat dari dosa-dosa besar yang mewajibkan azab bagi pelakunya dan tidak sewajarnya bagi orang yang berakal untuk meratap seperti anjing melolong dan menggerak-gerakkan badannya.
  • Junjungan Rasulullah s.a.w. telah mencegah daripada perbuatan sedemikian (yakni meratap) dan Junjungan Rasulullah s.a.w. telah melaknat orang yang meratap. Dan di antara perkara awal yang diminta oleh Junjungan Rasulullah SAW. Dan  buat para wanita yang berbaiah adalah supaya mereka meninggalkan perbuatan meratap terhadap orang yang telah meninggal, di mana Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda: “Dan janganlah kalian merobek pakaian, mencabut-cabut rambut dan menyeru-nyeru dengan kecelakaan dan kehancuran”.
  • Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan satu hadis daripada Sayyidina Ibnu Mas`ud RA bahwa Junjungan s.a.w bersabda: “Bukanlah daripada kalangan kami orang yang memukul dada, mengoyak kain dan menyeru dengan seruan jahiliyyah (yakni meratap seperti ratapan kaum jahiliyyah).” Maka semua ini adalah perbuatan haram dan pelakunya terkeluar daripada umat Muhammad SAW sebagaimana dinyatakan dalam hadist tadi.
  • Telah berkata asy-Syarif an-Nashir li Ahlus Sunnah wal Jama`ah ‘Abdur Rahman bin Muhammad al-Masyhur al-Hadhrami dalam fatwanya: “Perbuatan menyeru `Ya Husain’ sebagaimana dilakukan di daerah India dan Jawa yang dilakukan pada hari ‘Asyura, sebelum atau selepasnya, adalah bid`ah madzmumah yang sangat-sangat haram dan pelaku-pelakunya akan dihukum secara fasik dan sesat yang menyerupai kaum Rawaafidh (Syiah) yang dilaknat oleh Allah. Bahwasanya Junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka dia daripada kalangan mereka dan akan dihimpun bersama mereka pada hari kiamat.”

Janganlah tertipu dengan dakwah Syiah. Pelajarilah betul-betul pegangan Ahlus Sunnah wal Jama`ah dan berpegang teguh dengannya. Katakan tidak kepada selain Ahlus Sunnah wal Jama`ah, katakan tidak kepada Wahhabi, katakan tidak kepada Syiah.

5.  KARYA-KARYA HABIB SALIM BIN AHMAD BIN JINDAN

Habib Salim dikenal sebagai ulama yang produktif menulis. Temanya pun beragam, mulai sejarah, ilmu hadis, Hukum Islam atau Fiqih, Nasab, dan Autobiografi  yang  jumlahnya  100  judul  dan  berjilid-jilid.  Di  antaranya sebagaimana berikut ini:

  1.    تادلجم 3 يف ةيرخفلا تلاسلسملا يف ةيردلا دوقعلا
  2.     فيعضلا ثيدحلاب لمعلا يف ثيثحلا لوقلا
  3.     رابخلأا لسلاس يف رايطلأا لبلاب
  4.     رابخلأا نم خوسنملا و خسانلا يف رابخلأا حيقنت
  5.     سابللإا و ةقرخلا يف سابقملا ريونت
  6.     ديعلا مويب لسلسملا قرط يف ديعبلا بيرقت
  7.     ةيوبنلا نيعبرلأا يف ةيولعلا بهاوملا
  8.     تادلجم 8 نادنج نبا تبث يف نادلولا ةضور
  9.     نايعلأا تايورم يف ناهذلأا ريونت
  10.     فاكلا لآ ةداسلا تايورم يف فاكعلا ةدمع
  11.     سابللإا و ةقرخلا يف سابقملا
  12.     دلجم 2 يف طيحملا تبثلا يف طيسولا
  13.     اهريغ و
  14.    Al ‘Uquud Ad Durriyah Fi Musalsalaat Al Fakhriyah 3 Jilid
  15.    Al Qoul Al Hatsits Fi Al ‘Amal bi Al Hadits Adh Dha’if
  16.    Balabil Ath Athyaar Fi Salaasil Al Akhbaar
  17.    Tanqih Al Akhbar Fi An Naasikh Wa Al Mansukh Min Al Akhbar
  18.    Tanwir Al Miqbas Fi Al Khirqot Wa Al Ilbas
  19.    Taqrib Al Ba’iid Fi Thuruq Al Musalsal Bi Yaum ‘Iid
  20.    Al Mawahib Al ‘Alawiyah Fi Al Arba’in An Nabawiyah
  21.    Raudhah Al Wildan terdiri dari 8 jilid besar.
  22.    Tanwiir Al Adzhan Fii Marwiyaat Al A'yaan.
  23.    'Umdat Al 'Ukkaaf Fi Marwiyaat As Saadah Aal Al Kaaf.
  24.    Al Miqbaas Fi Al Khirqoh Wa Al Ilbaas.
  25.    Al Washiith Fi Ats Tsabat Al Muhiith 2 Jilid.
  26.     دلجم 16 يف مجارتلا و باسنلأا يف مداولأا مجعم
  27.     تادلجم 7 يف تومرضح و رجهملا برع تاتويب يف توقايلا و ردلا
  28.     ةينادنحلا ةلئاعلا يف ةيندعلا ةلحلا
  29.     نسحلا ينب بسن يف ننملا و بهاوملا
  30.     سابعلا ينب بسن يف سابقملا ريونت
  31.     رئاشعلا و لئابقلا باسنأ ةفرعم يف رثآملا ءايحإ
  32.     بلاط يبأ نبا يلع دلاوأ يف بلاطلا ةدمع
  33.     ملاس نب ركب يبأ خيشلا ماملإا دلاوأ يف مسابلا رهز
  34.     ريمس نب لآ خياشملا ةلسلس يف ريملأا ةجهب
  35.     بيطخلا لآ خياشملا ةلسلس يف بيرلأا ةفحت
  36.     ريبكلا ناورشونأ ىرسك بسن هيف تعمج يذلا ريبكلا بسنلا
  37.     ةبقراب لآ ةداسلا بسن يف ةباقنلا
  38.    رضم نم ىفطصملا لآ بسن ةفرعم يف رضخلأا زارط
  39.   Mu’jam Al Awadim 16 jilid
  40.   Ad Durr Wa Al Yaquut 7 Jilid
  41.    Al Hullah Al Adaniya Fi Al ‘Ailah Al Jindaaniyah
  42.   Al Mawahib Wa Al Minan Fi Nasab Bani Al Hasan
  43.    Tanwir Al Miqbaas Fi Nasab Bani Al Abbas
  44.   Ihya Al Ma’atsir Fi Ma’rifati Ansaab Al Qobail Wa Al ‘Asyaair
  45.   ‘Umdat Ath Thalib Fi Awlaad Ali bin Abi Thalib
  46.   Zahr Al Baasim Fi Awlad Al Imam Asy Syeikh Abi Bakar bin Salim
  47.   Bahjat Al Amiir Fi Silsilat Al Masyayikh Aal Bin Sumair
  48.   Tuhfat Al Ariib Fi Silsilat Al Masyayikh Aal Al-Khatiib
  49.   An Nasab Al Kabiir (tantang Nasab raja-raja Persia)
  50.   An Naqobah Fi Nasab As Saadaah Aal Ba Raqbah
  51.  Thiraaz Al Akhdhar Fi Ma’rifat Nasab Aaa Al Mushthafa Min Mudhar
  52.   دلجم 2 يف خياشملا مجعم يف خماشلا ملعلا
  53.    تادلجم 4 يف خويشلا ملاعأ ءابنأب خوسرلا لهأ ملاعإ
  54.    تادلجم 4 يف نادنج نبا خويش يف ناديملا قباوس
  55.     تادلجم 6 يف ظافحلا تاقبط ىلع ليذب ظافللا ةدع
  56.    دلجم 2 يف ليبخرلأا رئازجب نم رابخأب ليبنلا فاحتإ
  57.     ر كب يبأ خيشلا ةايح يف رمثلا فطق
  58.    تادلجم 5 يف تانيع ىلوم ىلع دفو نميف تانيبلا عماوللا
  59.    تادلجم 3 يف ايسنودنإ ملاعأب اياربلا ملاعإ
  60.     تادلجم 4 يف رشع ثلاثلا نايعأ يف ربنعلا تاحفن
  61.     تومرضحب ةباحصلا نم لح نم ركذ يف توباتلا شقن
  62.     رجاهملا ماملإا ةمجرت
  63.     دلجم 2 يف ىصقلأا قرشلا يف نييولعلا كولم
  64.    ايسنودنإ رئازج ىلإ ملاسلإا لوخد خيرات
  65.    اماع نيسمخ يف نادنج نبا ثداوح
  66.    Al ‘Alam Asy Syamikh 4 Jilid
  67.   I’laam Ahli Ar Rusukh Bi Anbaa’I A’laam Asy Syuyukh 4 jilid
  68.   Sawabiq Al Maydaan 4 Jilid
  69.   Uddat Al Luffaadz 6 Jilid
  70.   Ithaaf An Nabiil Bi Akhbaar Man Bi Jazair Al Arakhbiil 2 Jilid
  71.   Qutf Ats Tsamar Fi Manaqib Asy Syeikh Abi Bakar
  72.   Al Lawami’ Al Bayyinaat 5 Jilid
  73.   I’laam Al Baraaya Bi A’laam Indunusia 3 jilid
  74.   Nafahaat Al ‘Anbar Fi A’yaan Ats Tsalits ‘Asyar 4 jilid
  75.   Naqsy At Taabuut
  76.   Tarjamah Al-Imam Al-Muhajir
  77.   Muluk Al Alawiyyin Fi Asy-Syarqil Aqsha 2 jilid
  78.   Tarikh Dukhul Islam Ila Jazair Indunusia
  79.   Hawadits Ibn Jindan Fi Khamsin ‘Aam

6.  TELADAN HABIB SALIM BIN AHMAD BIN JINDAN

Habib Salim mempunyai sifat dan pribadi luhur serta ilmu beliau yang sangat luas menyebabkan banyak yang berguru kepada beliau, termasuk salah satunya adalah Presiden Soekarno sendiri pernah berguru dengan beliau dan sering dipanggil ke istana oleh Bung Karno.

Beliau adalah sosok yang sepenuh hati menyerahkan seluruh hidup beliau untuk berdakwah dan mengumpulkan data-data sejarah Islam di seluruh Indonesia. Maka tidak bisa dipungkiri apabila beliau menjadi ahli sejarah tentang perkembangan Islam di Nusantara. Selain menjadi Ahli Sejarah beliau juga terkenal sebagai seorang Ahli Hadist yang hafal puluhan ribu Hadist.

Beliau bahkan turut berperan dalam perjuangan melawan penjajahan yang berlangsung di Indonesia, bahkan pasca kemerdekaan Republik Indonesia beliau juga turut berperan dalam melawan ajaran-ajaran faham Komunis.

Bahkan beliau juga mengeluarkan fatwa yang menentang tentang ajaran-ajaran Syi’ah dan ajaran-ajaran lainnya  yang akan merusak Ajaran Ahlus Sunnah wal Jama`ah. Beliau juga merupakan tokoh yang sangat aktif dalam menulis, hampir ada ratusan kitab karya-karya beliau yang sudah di cetak maupun yang masih berupa tulisan tangan menjadi rujukan para Ulama hingga saat ini.

Habib Salim memang seorang ahli Debat dan orator yang ulung. Pendirian beliau pun teguh. Sejak lama, jauh-jauh hari, beliau sudah memperingatkan bahaya kerusakan moral akibat pornografi dan kemaksiatan. “Para wanita mestinya jangan membuka aurat mereka, karena hal ini merupakan penyakit yang disebut Tabarruj, atau memamerkan aurat, yang bisa menyebar ke seluruh rumah kaum muslimin,” kata Habib Salim kala itu.

Namun, dakwah mereka tetap diteruskan oleh anak keturunan mereka. Mereka, misalnya, membuka majelis taklim dan menggelar maulid (termasuk haul Habib Salim) di rumah peninggalan Habib Salim di Jalan Otto Iskandar Dinata. Belakangan, nama perpustakaan Habib Salim, yaitu Al-Fachriyyah, diresmikan sebagai nama pondok pesantren yang didirikan oleh Habib Novel bin Salim di Ciledug, Tangerang. Kini pesantren tersebut diasuh oleh Habib Jindan bin Novel bin Salim dan Habib Ahmad bin Novel bin Salim – dua putra almarhum Habib Novel.

“Sekarang ini sulit mendapatkan seorang ulama seperti jid (kakek) kami. Meski begitu, kami tetap mewarisi semangatnya dalam berdakwah di daerah-daerah yang sulit dijangkau,” kata Habib Ahmad, cucu Habib Salim bin Jindan. Ada sebuah nasihat almarhum Habib Salim bin Jindan yang sampai sekarang tetap diingat oleh keturunan dan para jemaahnya, ialah pentingnya menjaga akhlak keluarga.

”Kewajiban kaum muslimin, khususnya orangtua untuk menasihati keluarga mereka, menjaga dan mendidik mereka, menjauhkan mereka dari orang-orang yang bisa merusak akhlak. Sebab, orangtua adalah wasilah (perantara) dalam menuntun anak-anak. Nasihat seorang ayah dan ibu lebih berpengaruh pada anak-anak dibanding nasehat orang lain.”

7.  REFERENSI

  1. Manaqib Habib Salim bin Ahmad bin Jindan karya Habib Ahmad bin Novel bin Salim.
  2. 27 HABAIB BERPENGARUH DI BETAWI Kajian Karya Intelektual dan Karya Sosial Habaib Betawi dari Abad ke-17 hingga Abad ke-21, H. Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM, JAKARTA ISLAMIC CENTRE, Jakarta

Posting Populer

Duridwan TeA Google Arsip

Tampil Ful Skrin

Tampilan penuh layar

Klik tombol "Penuh" untuk mode ful skrin. Tutup dengan cara klik tuts "Esc" di kibot, atau dengan mengklik tombol "Normal" saja.

Penuh Normal

Materi artikel

DRLabel

'Urwah ۝۞ دعاء الأوراد ۞۝ 1drive 2019 3Dwarehouse Abaib Academia AdminisGuru Adzan AKGTK Akrab 9497 AkselelatorDRc Aksioma Alfa Aljamal Anakku Android Apache API Aplikasi Aplikasi Online Aplikasiku aqidah aqo'id Arsiper Arudl ASPnet Atribusi Attaqwa Audacity Audio Aurod AutoCAD ba'da sholat Ba'diyah Babad Bahasa Indonesia Balaghoh Baleomol Banner basund Belajar.id Biantara bilibiliTV bing.com Biografi Bisikan Bisnis Blog blogku Bluestack BMTT Bola Dunia Boxmode BUKU C++ Caknun Canva Capcut CData Cerita Chanel Cijagong Copast Coreldraw;Koreldrow cortang CPANEL cv Daftar Isi Daftar Tamu Dailymotion Dakwah Daring db515TB Dek@t Dikdasmen Diktat Do''a Domainesia dongeng Download DRctvone DRcVivaTV DRlink drSoftaculous Duridwancijag duridwanMI E-Book Earth eDGe Edmodo Edwin ekstensi Emulated Epson eSDeKU Excel Facebook Fafa Belajar favicon FB FBwatch Fikih Film FKGN FKSS Flickr ftf ftp Gambar Gaweku GDexcel GDrive GDword Gif Giphy Github Goguru googele Gosiswawi GS v2 Gudang Gif GuMeng Guru Hotmail HP HUDHUD ATTWITERI humor iframe IHTT IIS IKBAL ikonku Ilham Ilmu Waris Imam Mahdi Iman imrithi imtihan Inlislite ips Ips siswa irkhash Ishol Israel Jackie Chan JadwalHirup Jendelatea Jurumiah Kaamengan Kaldik karuhun Kasintu Kasyif Kemdak Kenangan Kepesantrenan KHMZ Khutbah Idul Adha Khutbah Jum'at Kitab Koneng KlaudiAwan KMS KodeBlok Koding Komentarku konsorsium Kristen KSM KSM_24 kulsub Kumer Kutab Kuning Lalogin Laporan link lirik sunda Literasi LKSATA Logo Lokasi LTNU Malaikat Mama Gelar mapel Mapel Plus marawis materi ajar materi ips materi sunda Mediafire Menu Mulai Messenger meta Metode Belajar MGMP MTS Mi.co.id Microsoft Mikrosoft Word MKKS MKSS MKT Modul MoU Movie MTs. Mushaf Sunda Mvs Nabi nadhom nahwu Nashoih Nasihat Pernikahan Nasrudin Hoja Nasyid NewTabTvSearch Ngablog ngaDOS Ngaji Pontren Nganet Ngaos ngaweb Ngimel Ngobrol Solat ngobrolgurutea ngoding Ngoleksi Nikah Nonton Nubuwwah NUPTKku Nyekrip Nyitus OderPejKu Office office 2010 Office.co.id Offidocs ome Ome.TV omeaeun Onedrive Opis OpisTeA Oracle OSIS Outlook Pakakas Pamilarian PaperDropboxTeA PAS PAS S1 PAT pdf Penahexa Penilaian Perangkat Guru Peringatan Nabi perpus Perpusdig PHBI photo Phyton Pintarkem PKKM PKKS PKSS PohonKeluarga Ponpes Portabel Post WA PPDB PPKKS Prkt Ltk Program Files Proker Proposal Prosem Prota PTS PTS S1 publikteaqta Pupujian Quran Sunda Rapat RDM Removal renungan RFC RidsyafTeA Risalah Risalah Sholat RKS Rohbiyah Romadlon Romadon Rumus Rumus;PHP; RumusHead s.idku Safari Santif Sanusi segitiga Sekolah seren tampi Sertifikat sholat Shopee Shorof sifat_20 Silaturahmi Simdif SIMPATIKA sinopsis siswa sitegog Skenario Belajar Sketchup SketsaupTeA Slayid SMA Soal Soanten Software SoraTeuPerluNinggal StoryTelling Suara Sukapura sumputkeun sunda syare'at Ta'lim tabir mimpi Tadabbur tadarrus TafkarMart Tahajud Tahlil Tasbeh Taskbar Tauhid Tawasul Tema Blog tenor.com Terjemah tiktok TimTeA tips n trick Trik Tsaqifah tulisan TV Nasional Twitter Usaha Vektor Video Video Player Video;Edit Video;Rara VideoPost vidio w3s WA - AYT wahyu Wali Walimahan Wallpaper wayang WeA Windows Wirid Witir word Wordpress WordTeA WorldBank WP WPS WS XLS DRcjgTeA Yahoo yandexck Yapista link YT ytDuridwanSunda YTstudio Yutub ZIP Zoom سلاح الدعوة
×
Judul