ِAda saatnya merenung sendiri atau berdu'a apabila menerima dakwah Rosul (Dakwah yang bisa saja dianggap gila)
- Ketika menerima dakwah dari seseorang yang percaya terhadap kalam Alloh, oleh karena Alloh adalah pemilik hari agama (pembalasan) maka urusannya adalah bagaimana Alloh Saja.
QS. Al-Infithor: 17-19
وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا يَوۡمُ الدِّيۡنِ
Wa maaa adraaka maa Yawmud Diin
17. Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?
ثُمَّ مَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا يَوۡمُ الدِّيۡنِؕ
Summa maaa adraaka maa Yawmud Diin
18. Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?
يَوۡمَ لَا تَمۡلِكُ نَفۡسٌ لِّنَفۡسٍ شَيۡـــًٔا ؕ وَالۡاَمۡرُ يَوۡمَٮِٕذٍ لِّلَّهِ
Yawma laa tamliku nafsul linafsin shai'anw walamru yawma'izil lillaah
19. (Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
========
Orang yang percaya terhadap Kalam Alloh (Mendengar suara tanpa terlihat: 'Yakin Alloh'), maka ia akan menerima dengar apa saja, semisal:
- Rubah qiblatmu,
- Kurangi sholatmu atau sebaliknya seperti Tambah sholatmu,
- Ganti nama sholat
- Rubah jumlah rakaat
- dll
Ketika mendengar tanpa melihat mutakalim hal-hal tersebut di atas, maka apabila yakin dari Alloh, itu bukanlah sebuah dosa. Hanya saja, mau apa tidak kita menerima?
Konsekuensi dari menerima adalah bisa saja kita disebut murtad. dan Konsekuensi menolak adalah kita bisa dianggap menolak wahyu (karena yakin itu adalah kalam Alloh) atau menolak apa yang diturunkan melalui malaikat (rosul), atau siapa saja (min waro-i hijaab). -Ingat kalam Alloh dengan basyar itu bisa berupa tiga hal: (1) wahyu, (2) dari belakang hijab, dan (3) rosul/utusan.
Selanjutnya, apabila orang yang mendengar tersebut kemudian menyampaikannya kepada orang-orang disekitarnya, maka tentu akan menimbulkan kegaduhan. Maka bagi orang yang percaya mungkin ia akan segera menerima. tapi bagi yang ragu-ragu yang mungkin hatinya menggerutu, orang ini baik tapi mengapa sekarang jadi nyeleneh????? maka....
QS. Saba: 45-46 adalah way of life (Jalan contoh yang bisa ditempuh untuk menjalani hidup)
وَكَذَّبَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡۙ وَمَا بَلَـغُوۡا مِعۡشَارَ مَاۤ اٰتَيۡنٰهُمۡ فَكَذَّبُوۡا رُسُلِىۡ فَكَيۡفَ كَانَ نَكِيۡرِ
Wa kazzabal laziina min qablihim wa maa balaghuu mi'shaara maaa aatainaahum fakazzabuu Rusulii; fakaifa kaana nakiir
45. Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sedang orang-orang (kafir Mekah) itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang terdahulu itu namun mereka mendustakan para rasul-Ku. Maka (lihatlah) bagaimana dahsyatnya akibat kemurkaan-Ku.
قُلۡ اِنَّمَاۤ اَعِظُكُمۡ بِوَاحِدَةٍ ۚ اَنۡ تَقُوۡمُوۡا لِلّٰهِ مَثۡنٰى وَفُرَادٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوۡا مَا بِصَاحِبِكُمۡ مِّنۡ جِنَّةٍ ؕ اِنۡ هُوَ اِلَّا نَذِيۡرٌ لَّـكُمۡ بَيۡنَ يَدَىۡ عَذَابٍ شَدِيۡدٍ
Qul innamaaa a'izukum biwaahidatin an taquumuu lillaahi masnaa wa furaadaa summa tatafakkaruu; maa bisaahibikum min jinnah; in huwa illaa naziirul lakum baina yadai 'azaabin shadiid
46. Katakanlah, "Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras."
===========
Ketika orang yang membawa ajaran nyeleneh yang bisa saja dianggap gila kemudian menyampaikannya kepada kita, maka apa yang harus dilakukan?????
Ketika anda tidak menerima, toh orang zaman dulu juga 'dikekeak' oleh Alloh TWT (Tabaroka wa Ta'ala) dengan dikatakan kepada mereka: "mereka belum menerima 1/10 (sepersepuluh) ilmu dari apa-apa yang kami berikan kepada mereka"
Ketika anda akan menerima, bagaimana nanti orang-orang di sekitar? -Berimanlah kepada Alloh, anda hidup bersama Alloh, dan anda mati pun bersama Alloh-
Ketika kita menerima ajaran nyeleneh -ajaran gila- Alloh mengajarkan:
- "اَنۡ تَقُوۡمُوۡا لِلّٰهِ مَثۡنٰى وَفُرَادٰى" mengobrollah empat mata (berdua) atau menyendiri (berfikir, merenung sendiri).
Mengobrol empat mata (berdua) apakah dengan Si penyampai, atau dengan orang terdekat yang kita bisa curhat kepadanya, dan kita katakan: "saya menerima ajaran begini dan begitu...". (sembunyi-sembunyi)
- "ثُمَّ تَتَفَكَّرُوۡا مَا بِصَاحِبِكُمۡ مِّنۡ جِنَّةٍ" berfikirlah, dan ingatlah bahwa Si penyampai tidak gila. Si penyampai adalah orang yang duku kita kenal baik namun kemudian berubah. Ada apa? dia menyebut-nyebut Alloh. Berfikirlah.
========
Apabila Si Penyampai mengabarkan ajaran-ajaran nyeleneh tapi tidak mau menisbatkan ajaran yang diterima tersebut dari Alloh dengan Kalam Khofi (wahyu)Nya. berarti tidak menerima Nubuwwah, namun bisa saja hanya sekedar derajat Wilayah.
Namun ingat, ketika hanya sampai wilayah (hanya percaya kepada nabi/rosul dari makhluknya), entahlah, mungkin suatu saat bisa saja terjadi apa yang pernah dialami orang-orang zaman dulu. Seperti kabar Alloh pada QS. Ghofir: 11.
Alloh berikan contoh kehidupan seperti ini:
قَالُوۡا رَبَّنَاۤ اَمَتَّنَا اثۡنَتَيۡنِ وَاَحۡيَيۡتَنَا اثۡنَتَيۡنِ فَاعۡتَرَفۡنَا بِذُنُوۡبِنَا فَهَلۡ اِلٰى خُرُوۡجٍ مِّنۡ سَبِيۡلٍ
Qooluu Rabbanaaa amat tanasnataini wa ahyaitanas nataini fa'tarafnaa bizunuu binaa fahal ilaa khuruujim min sabiil
11. Mereka menjawab, "Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?"