- Sepuh nu mere waktu
- Guru nu mere elmu
- Kanca nu marengan laku
Halaman
DRMenuNavigasiBar
Kamis, 29 Juni 2023
Sepuh, Guru dan Kanca - iklankeun dina bisikan
Konsepan Khutbah Idul Adha 1444
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Halo pembaca, penjelajah dunia maya.
Anda mampir di sini....
Malam ini, momen dekat dengan idul adha, saya akan membuat postingan khutbah idul adha.
Ok. ini dia.... moga manfaat. Amin.
.......
Muqoddimah...........Dalam momen idul adha ini ada 3 hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1.
Siapa Alloh?
2.
Siapa kita, manusia?
3.
Si apa hewan dan binatang ternak?
Jawabnya.
1.
Alloh yang menitipkan (Memberikan rezeki dan meminta pertanggungjawaban)
Firman Alloh, Hud: 6
۞
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ
مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ (6(
2.
Manusia yang menerima titipan (Rezeki yang diterima, akan dikembalikan)
Kepada siapa dikembalikan? Kepada Alloh,
melalui makhluknya.
Kita berikan harta kita kepada sesama
manusia, keluarga, saudara dan tetangga.
Tidak perlu semuanya, hanya sekedarnya
saja. –Alloh Maha Tahu keinginan dan kemauanmu-
Firman Alloh, Ali-Imron: 180
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ
اللَّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ
سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (180(
3.
Binatang adalah binatang yang dititipkan.
Diantara harta yang dititipkan itu ada yang
berupa binatang, hewan ternak.
Pada momen idul adha ini,
Diujilah kita pemilik hewan, diujilah kita
pemilik ternak...
Apakah
keimanan, kecintaan kepada Alloh lebih besar daripada kecintaannya
kepada hewan ternak tersebut?
Kita apabila mampu, mempunyai keluasan
rezeki,
Kita buktikan dengan merelakan hewan ternak tersebut untuk disembelih.
عن أبي هريرة أن النبي صلى
الله عليه وسلم قال : ( مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا )
“...... Siapa orang yang
mempunyai keluasan -rezeki- dan kemudian tidak berkurban, maka jangan
dekat-dekat dengan tempat sholat kami”
Mengapa?
Di mesjid, kita bertemu dengan mereka yang menganggap
anda saudaranya, dan andapun menganggap mereka saudaramu,
Kita berdiri bersama, ruku bersama, sujud bersama,
duduk bersama,
Takbir bersama, tasbih bersama, salam bersama,
Tapi ada yang berbeda dalam hal rezeki, Anda lebih
luas diberikan Alloh dalam hal rezekinya. Apakah tega, anda bersuka ria memakan
daging, sementara mereka yang kita anggap saudara, berduka cita tak pernah
secuilpun merasakan nikmatnya daging. Oleh karena itu.... berkurbanlah!
Jama’ah idul adha yang dicintai Alloh.
Hewan yang disembelih, hewan yang dikurbankan,
Bukanlah darah dan dagingnya yang sampai kepada Alloh,
tetapi ketaqwaan si pemilik hewan tersebut.
Firman Alloh, Surat Alhajj: 28
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِن
يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا
اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ (37(
“Tidaklah yang sampai kepada Alloh itu dagingnya, dan
tidaklah pula darahnya. Melainkan yang sampai itu adalah ketaqwaan darimu.
Begitulah Alloh menundukkan binatang untukmu agar kamu bisa mengagunkan Alloh
atas apa yang telah dijadikan petunjuk kepadamu. Berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang berbuat baik.”
Dimomen yang berbahagia ini, semoga....
1.
Sebagai orang tak berpunya, fakir dan miskin...
Orang yang beriman dan bertaqwa, bersabar,
dan menerima apa yang telah digariskan yang merupakan takdir Alloh.
2.
Sebagai orang berpunya, kaya dan raya...
Orang yang beriman dan bertaqwa, dermawan,
berusaha tulus ikhlas untuk mengeluarkan sebagian rezeki tanda syukur kepada
Alloh SWT.
Dengan itu, siapapun kita, adalah orang-orang yang diberikan kabar
gembira, bahwa kita adalah orang baik, MUHSIN dihadapan Alloh SWT. Amin.
Selasa, 27 Juni 2023
Duridwangurunatafkar | Dana.id Mobile
Bila tidak tampil halamannya, maka bisa dibuka linknya: Duridwangurunata | Dana.id Mobile
KISAH AHMAD BIN MISKIN "NAFSU TERSEMBUNYI" | MIZAN MAHSYAR
KISAH AHMAD BIN MISKIN
"NAFSU TERSEMBUNYI"
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Beberapa pakar sejarah Islam meriwayatkan sebuah kisah menarik.
Kisah Ahmad bin Miskin,
seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak.
Beliau bercerita:
Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah.
Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun,
sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak.
Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami.
Maka aku bertekad untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain.
Akupun berjalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.
Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisiku.
Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata:
“Berikan makanan ini kepada keluargamu.”
Di tengah perjalanan pulang,
aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya.
Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku.
Dengan memelas dia memohon:
“Tuanku, anak yatim ini belum makan,
tak kuasa terlalu lama menahan rasa lapar yang melilit.
Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan.
Semoga Allah merahmati Tuan.”
Sementara itu,
si anak menatapku polos dengan tatapan yang
takkan kulupakan sepanjang hayat.
Tatapan matanya menghanyutkan fikiranku dalam khayalan ukhrowi,
seolah-olah surga turun ke bumi,
menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya,
dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.
Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku.
“Ambillah, beri dia makan”, kataku pada si ibu.
Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeserpun dinar atau dirham kumiliki.
Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu.
Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan
si kecilpun tersenyum indah bak purnama.
Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah gontaiku,
sementara beban hidup terus bergelayutan dipikiranku.
Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding,
sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah.
Dalam posisi seperti itu,
tiba-tiba Abu Nashr dengan kegirangan mendatangiku.
“Hei, Abu Muhammad...!
Kenapa kau duduk duduk di sini
sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?”, tanyanya.
“Subhanallah....!”, jawabku kaget. “Dari mana datangnya?”
“Tadi ada pria datang dari Khurasan.
Dia bertanya-tanya tentang ayahmu atau
siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya.
Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta,” ujarnya.
"Terus?”, tanyaku keheranan.
Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu.
Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta
yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun.
Lantas dia rugi besar dan bangkrut.
Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.
Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan.
Di sana, kondisi ekonominya berangsur-angsur membaik.
Bisnisnya melejit sukses.
Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi,
berganti dengan limpahan kekayaan.
Lantas dia kembali ke kota ini,
ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu
atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu.
Maka sekarang,
dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya
yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis.
Dia ingin berikan semuanya kepadamu,
berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya.
Dengan perubahan drastis nasib hidupnya ini,
Ahmad bin Miskin melanjutkan ceritanya:
Kalimat puji dan syukur kepada Allah berdesakan meluncur dari lisanku.
Sebagai bentuk syukur. Segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi.
Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup.
Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial,
sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal salih.
Adapun hartaku, terus bertambah melimpah ruah tanpa berkurang.
Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal salihku.
Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan.
Ada semacam harapan pasti dalam diri,
bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih.
Suatu malam, aku tidur dan bermimpi.
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat.
Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk dan berbenturan satu sama lain.
Aku juga lihat, badan mereka membesar.
Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa,
dan setiap orang memanggul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya.
Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar
seukuran kota Basrah, isinya hanyalah dosa-dosa dan hal-hal yang menghinakan.
Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal.
Seluruh amal burukku ditaruh di salah satu sisi timbangan,
sedangkan amal baikku di sisi timbangan yang lain.
Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku..!
Tapi ternyata, perhitungan belum selesai.
Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.
Namun alangkah ruginya aku.
Ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI.
Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih.
Semua itu membuat amalku tak berharga.
Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang lepas dari nafsu-nafsu itu.
Aku putus asa.
Aku yakin aku akan binasa.
Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka.
Tiba-tiba, aku mendengar suara, “Masihkah orang ini punya amal baik?”
“Masih...”, jawab suara lain. “Masih tersisa ini.”
Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa?
Aku berusaha melihatnya.
Ternyata, itu HANYALAH dua lembar roti isi manisan yang pernah
kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya.
Habis sudah harapanku...
Sekarang aku benar benar yakin akan binasa sejadi-jadinya.
Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku,
sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah
(100 dinar = +/- 425 gram emas = Rp 250 juta), dan itu tidak berguna sedikit pun.
Aku merasa benar-benar tertipu habis-habisan.
Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku.
Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit,
dan terus bergerak turun sampai-sampai lebih berat sedikit
dibandingkan timbangan kejelekanku.
Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku.
Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah.
Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikanku.
Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.
Sungguh tak terbayang,
saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus memberat.
Hingga akhirnya aku mendengar suatu suara berkata,
“Orang ini selamat dari siksa neraka..!”
Hikmah :
Masih adakah terselip dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat
oleh orang lain pada ibadah dan amal-amal kita..?
Semoga bermanfaat
Silahkan share
"Ar-Rafi’i dalam Wahyul Qalam (2/153-160)"
Pemesanan kitab:
Wa.me/6285775570681
===============
Postingan WeATeA
Grup Sinapeul
Minggu, 25 Juni 2023
Posting Populer
-
Download from YouTube.com, Vimeo.com, Facebook.ru, Vk.com and more than 40 websites in one click - SaveFrom.net helper extension for chrom...
-
info ♥ OinkAndStuff share SHARE timeline SETTINGS PREMIUM FEATURES new_releases TIPS - TRICKS - NEWS open_in_new OPEN PANEL IN NEW WIND...
-
Follow Us: Sign In Blog Write for Us Contact Us EN FEEDBACK Calculator Online ADVERTISEMENT 0 Deg Rad sin cos tan π e sin...
-
Download Bukti Fisik PKKM Lengkap السلام عليكم و رحمة الله و بركاته بسم الله و الحمد لله اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجم...
-
drBingkom
-
MATERI UJIAN KSM 2023 Tingkat : PROVINSI Mata Uji : MTS-IPS 1. Keunggulan komparatif sebuah negara ditentukan oleh beberapa ...
-
Lomba yelyel & Dinamika kelompok Yelyel Karang taruna TKSK IPSM LKSA Peserta Dinamika kelompok Perkenalan Antar Anggota Kelompok Game c...
-
KSM IPS MTs. 2023 | ditoong dulu KSM IPS Kabupaten/Kota 2023 https://drive.google.co.id/uc?export=download&id=1NJjcEXOUY-PQ6UAiZW0WJr8...
-
Overlay Layar Mudal + Iframe Caranya: Copy Teks di dalam kotak yang berwarna hijau di postingan baru anda. Selamat berkreasi 👇👇👇 Tulis b...
-
MATERI UJIAN KSM 2023 Tingkat: PRONASIONAL Mata Uji: MTS-IPS 1. Perhatikan infografis berikut! Pernyataan yang sesuai denga...
DRcjgLink
Duridwan TeA Google Arsip
Tampil Ful Skrin
Tampilan penuh layar
Klik tombol "Penuh" untuk mode ful skrin. Tutup dengan cara klik tuts "Esc" di kibot, atau dengan mengklik tombol "Normal" saja.
Materi artikel