Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang lanskap wilayahnya beragam, mulai dari pegunungan hingga dataran rendah. Sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian di sektor pertanian dengan komoditas utama adalah tanaman pangan. Mengetahui bahwa Indonesia memiliki keragaman lanskap tersebut.
Seorang peneliti sekaligus botanis bekebangsaan Belanda-Jerman melalukan penelitian di wilayah Sumatra dan dataran tinggi di Bandung untuk memahami perbedaan zona iklim di Indonesia terhadap jenis tanaman yang dapat dibudidayakan. Salah satu unsur iklim yang berperan penting terhadap pertumbuhan tanaman adalah suhu. Ada empat zona tumbuh tanaman yang diklasifikasikan oleh Junghuhn berdasarkan perbedaan suhu udara. Zona tersebut adalah:
1. Zona Iklim Panas (ketinggian 0-700 mdpl)
- Pada zona ini, suhu udara berkisar antara 22ºC-26,3ºC. Tanaman pertanian yang cocok dibudidayakan adalah padi, tebu, kelapa, cokelat, dan jagung.
2. Zona Iklim Sedang (ketinggian 700-1500 mdpl)
- Pada zona ini, suhu udaranya berkisar antara 17,1 ºC-22 ºC dengan tanaman yang cocok untuk dibudidayakan adalah teh, kina, kopi, karet, cokelat, dan sayuran.
3. Zona Iklim Sejuk (ketinggian 1500-2500 mdpl)
- Pada zona ini, suhu udara berkisar 11,1ºC-17,1 ºC dengan tanaman yang dapat tumbuh adalah pohon pinus, cemara, dan beberapa jenis sayuran seperti kentang.
4. Zona Iklim Dingin (ketinggian >2500 mdpl)
- Pada zona ini, suhu udaranya berkisar antara 6,2ºC-11,1ºC dengan jenis tanaman yang dapat tumbuh bukan dari golongan tanaman budidaya. Tanaman yang bisa tumbuh di ketinggian ini adalah lumut (Bryophyta).
Di dalam tulisan ini akan dibahas satu persatu tanaman pertanian yang dapat tumbuh di ketinggian tertentu. Pada zona iklim panas, yaitu di wilayah dataran rendah umumnya dapat ditemukan tanaman pangan yang dibudidayakan. Salah satunya adalah padi. Tanaman padi hanya bisa tumbuh di wilayah yang berdataran rendah dengan kondisi suhu udara cenderung hangat, dan pengairan yang cukup.
Sources: Infoagribisnis Padi
Pertumbuhan tanaman padi akan baik apabila curah hujan tahunannya mencapai 2000 mm atau tidak kurang dari 200 mm/bulan. Tanaman padi tidak akan tumbuh dengan optimal apabila tidak menerima hujan selama 20 hari.
Oleh karena itu dibutuhkan antisipasi berupa irigasi yang dapat mengalirkan air terus menerus. Apabila curah hujan hariannya mencapai 200 mm akan mengakibatkan tanaman padi menjadi stress dan meningkatkan potensi terjadinya penyakit yang disebabkan oleh tingginya kelembaban, seperti busuk batang (stem rot).
Tanaman teh yang memiliki nama ilmiah Camellia sinensis banyak digemari oleh masyarakat. Umumnya jenis teh yang dikonsumsi di Indonesia adalah teh hitam, sedangkan jenis teh putih dan teh berkualitas tinggi lainnya dipilih untuk diekspor ke negara lain. Menurut data dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI pada tahun 2014 tercatat produksi teh Indonesia mencapai 143.751 ton dengan luas perkebunan teh sebesar 121.034 ha.
Sources: Cyber pertanian teh
Sentra produksi dan pengembangan teh Indonesia dipegang oleh provinsi Jawa Barat dengan luas lahan perkebunan mencapai 70% dari total luas lahan perkebunan teh nasional. Selanjutnya adalah provinsi Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Daerah penghasil daun teh terbaik ini berada di kawasan Puncak, Jawa Barat. Tanaman teh hanya bisa tumbuh di dataran tinggi atau berbukit dengan curah hujan yang tinggi dan dapat dipanen pertama kali saat mencapai umur empat tahun.
Tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 1500-2000 mdpl diantaranya adalah kentang yang termasuk ke dalam genus Solanaceae (berkerabat dengan tomat dan cabai), stroberi, wortel, kubis, dan apel. Tanaman kentang akan tumbuh dengan optimal apabila suhu udaranya berkisar 15ºC-22ºC.
Tanaman stroberi pada suhu 20ºC, tanaman wortel pada suhu 15-21,1 ºC, tanaman kubis dan apel pada suhu 20ºC. Dataran tinggi sudah pasti akan menerima curah hujan yang tinggi pula. Tanaman hortikultura tersebut dapat tumbuh dengan baik apabila mendapat curah hujan sebesar 1000-1500 mm/tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar