KARAKTER WAJIB SEORANG MUSLIM
Assalamu’alaikum.
Apa kabar anak-anakku? Pada kesempatan yang
berbahagia ini, Bapak mendapat tugas untuk menyampaikan materi santif yang
berjudul “KARAKTER WAJIB SEORANG MUSLIM”.
Ok, tidak perlu panjang lebar,
kita langsung masuk pada materinya. Namun sebelumnya kita panjatkan syukur
terlebih dahulu kepada Alloh SWT atas segala nikmat yang telah dikaruniakan kepada
kita, seraya memohon keberkahan hidup di tengah suasana menaha lapar dan dahaga
semoga kita dikuatkan mengemban tugas hari sampai maghrib nanti, dan bulan Ramadlan
ini sampai Syawal nanti. Amin.
لاَنُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ
رُسُلِهِ , tanpa membeda-bedakan para Rasul Alloh, setelah memanjatkan
syukur kita bershalawat memohon rahmat bagi Rasululloh dengan ucapan....
صَلىَّ اللّٰهُ عَلىَ اَحْمَدَ وَعَلى
مَنْ قَدْ وَحَّدَ وآلِهِ وَصَحْبِهِ مَاالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بَدَا
Baik, anakku sekalian berbicara
tentang karakter wajib seorang muslim, maka kita perlu memperhatikan Firma
Alloh SWT dalam Al-Furqon, sebagai berikut, [Albaqarah: 208]:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ
إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ
208.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.
====
Dari ayat di atas, sebenarnya kita
sudah menarik kesimpulan bahwa karakter wajib seorang muslim adalah menjalankan
keIslaman secara penuh dengan tidak menuruti Langkah-langkah syaitan.
Dalam hal ini, perlu kita memahami
siapa syaitan?.
1. Syetan di dalam
diri.
2. Syetan di luar
diri.
SYETAN DI
DALAM DIRI
-
Diri Kita
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ
النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.
-
Diri Syetan
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا
فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ (168)
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوءِ
وَالْفَحْشَاءِ وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (169)
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang
halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu.
169. Sesungguhnya syaitan itu hanya
menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang
tidak kamu ketahui.
Ada titik kesamaan antara diri kita dan syetan yaitu
menyuruh kepada kejahatan. Maka seyogyanya kita sebagai seorang muslim menjaga
karakter, yaitu:
1. Jangan menuruti suara
hati kepada kejahatan terhadap diri sendiri,
2. Jangan memerintahkan
kejahatan kepada orang lain.
SYETAN DI LUAR DIRI
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ
لِلإنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ
اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (16)
16. (Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika
dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu
telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu,
karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam".
Pada ayat ini, disebutkan
bahwa ada karakter syetan yang jarang kita perhatikan, yaitu bahwa ternyata syetan
sebagai makhluk tetap saja mempunyai rasa takut kepada Alloh. Apakah kita
sebagai manusia mempunyai rasa takut kepada Alloh?
Maka dari ayat ini, kita
dapat menarik dua karakter sebagai muslim, yaitu:
1. Takutlah kepada Alloh dengan menjauhi sifat
kekufuran.
2. Takutlah kepada Alloh dengan tidak
menyalahkan orang lain, atas kesalahan yang kita perbuat.
Saat kita terjerumus kepada kejahatan oleh karena perintah orang lain,
oleh karena siapapun mereka yang menyuruh kita kepada kejahatan adalah syetan,
yang pada satu waktu saat kita menyalahkan mereka, mereka cuci tangan.
Lebih lanjut kita bisa menela’ah, silahkan ade-ade buka Surat IBRAHIM: 22.
Dalam ayat tersebut, kita akan menemukan bahwa syetan cuci tangan dari
perbuatan kufur kita dengan mengatakan: “jangan salahkan saya, salahkan saja
diri sendiri.” Dan ingatlah bahwa tidaklah bagi manusia atas apa yang
diperolehnya kecuali atas perbuatannya sendiri [AN-NAJMU:39].
Maka dari pembahasan di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa karakter
wajib seorang muslim yang kafah adalah:
1. Jangan menuruti suara
hati kepada kejahatan terhadap diri sendiri,
2. Jangan memerintahkan
kejahatan kepada orang lain.
3. Takutlah kepada Alloh dengan menjauhi sifat
kekufuran.
4. Takutlah kepada Alloh dengan tidak
menyalahkan orang lain, atas kesalahan yang kita perbuat.
Perihal perbuatan jahat dan perbuatan kufur lebih lanjut di bahas pada
kesempatan lain, Insya Alloh. Atau adik-adik sudah mengantonginya. Silahkan share.
Demikianlah. Semoga bermanfaat.
Selamat menjalan ibadah puasa. Jangan lupa tadarus dan tarawihnya.
Wassalam.
Daftar Pustaka.
Referensi:
https://tafsirweb.com/37098-quran-surat-al-baqarah.html
Referensi:
https://tafsirweb.com/37292-quran-surat-al-hasyr.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar