Alam Ghaib - Ilmu Ghaib
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml : 65)
Ilmu gaib terbagi menjadi dua,
a. Gaib mutlak
Gaib mutlak terbagi menjadi dua,
● Gaib mutlak yang hanya Allah yang tahu dan tidak satu makhlukNya pun yang tahu (Nabi maupun malaikat).
Yang dimaksud dengan ilmu yang mutlak disini adalah tentang kapan hari kiamat.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا، فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا، إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا
“Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, “Kapankah terjadinya?” Untuk apa engkau perlu menyebutkannya? Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya).” (QS. An-Nazi’at : 41-45)
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf : 187)
Dan dalil lain adalah hadits yang disebut sebagai hadits Jibril. Ketika itu malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ.
“Kabarkan kepadaku tentang hari kiamat (kapan terjadinya)?’ Beliau menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya itu lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.” ([11])
Intinya adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan malaikat Jibril sendiri tidak tahu kapan terjadinya hari kiamat. Maka jika manusia terbaik yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui, dan malaikat terbaik yaitu Jibril ‘alaihissalam juga tidak mengetahui, maka apa lagi selain mereka semua. Inilah yang disebut gaib mutlak dan benar-benar mutlak.
● Gaib mutlak namun diberitahukan sedikit kepada Rasul, baik dari manusia maupun malaikat.
Dalil akan hal ini adalah firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا، إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.” (QS. Al-Jin : 26-27)
Tentang gaib mutlak, para ulama menyebutkan bahwa ada lima perkara yang Allah Subhanahu wa ta’ala kumpulkan firmanNya di akhir surah Luqman.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (QS. Luqman : 34)
– Tentang hari kiamat
Telah kita sebutkan sebelumnya bahwa tidak ada yang mengetahui tentang kapan datangnya hari kiamat.
– Menurunkan hujan
Sebagaimana kita sebutkan bahwa ilmu tentang hari kiamat tidak ada yang mengetahui, begitu pula dengan perkara turunnya hujan. Manusia hanya tahu tentang perkiraan turunnya hujan. Akan tetapi perkara memperkirakan turunnya hujan ini bukanlah hal yang gaib, karena Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan di dalam Alquran,
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf : 57)
Di dalam ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala telah menyebutkan bahwa hujan itu bisa diketahui dengan tanda-tanda yang di antaranya adalah dengan adanya angin atau awan yang mendung. Maka orang yang memperkirakan cuaca bukanlah dukun.
Akan tetapi yang dimaksud dengan perkara turunnya hujan hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa ta’ala adalah tidak ada yang tahu dimana tepatnya hujan itu turun, dan jumlah kadar air yang jatuh pun tidak ada yang tahu kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
“Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; Kami tidak menurunkannya (hujan) melainkan dengan ukuran tertentu.” (QS. Al-Hijr : 21)
Maksudnya adalah mungkin seseorang bisa tahu bahwa di daerah Jakarta akan turun hujan. Akan tetapi untuk tempat yang pasti dimanakah hujan itu turun, tidak ada yang tahu, dan jika hujan turun tidak ada yang tahu berapa kadarnya kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya perkara hujan yang seperti ini mutlak hanya Allah Subhanahu wa ta’ala yang tahu. Mau menggunakan ilmu apapun, seseorang tidak akan tahu tentang dimanakah tepatnya hujan itu turun, kapan tepatnya hujan itu turun, dan berapa kadarnya.
Para ulama mengatakan, bahwa jika perkara hujan saja kita tidak tahu hakikatnya, maka bagaimana lagi dengan apa yang ada dibalik hujan, yaitu langit beserta hal-hal yang ada di angkasa. Ini menunjukkan bahwa banyak hal yang kita tidak ketahui. Oleh karenanya Allah hanya memperlihatkan sedikit melalu perkara hujan. Sedangkan apa yang ada dibaliknya terdapat banyak hal-hal yang lebih menakjubkan, yang hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
– Apa yang ada di dalam rahim
Sekarang orang-orang mengatakan bahwa dia bisa mengetahui apa-apa yang ada di dalam rahim dengan usg. Sebagian mengatakan bahwa sekarang seseorang bisa mengetahui janin di dalam rahim tersebut berkelamin laki-laki atau perempuan. Akan tetapi kita katakan bahwa hal semacam ini adalah perkara yang kecil dan hanya sedikit dari perkara-perkara yang ada di dalam rahim. Akan tetapi untuk melihat jenis kelamin pun masih harus melalu beberapa tahap, dan bahkan juga sering salah. Betapa sering kabar terdengar bahwa ada janin yang di USG berjenis kelamin laki-laki, namun yang lahir kemudian berjenis kelamin perempuan, atau sebaliknya.
Akan tetapi yang Allah jadikan mutlak tidak diketahui kecuali oleh Dia adalah hal-hal secara umum seperti warna kulitnya, rambutnya, hidungnya (fisiknya), rezekinya, dan lain-lain yang juga termasuk jenis kelaminnya. Maka perkara-perkara ini tidak diketahui oleh manusia san hanya menjadi rahasia Allah Subhanahu wa ta’ala.
– Tidak ada yang mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok
Mungkin seseorang akan berkata bahwa saya tahu apa yang akan terjadi esok hari, di antaranya adalah dia tahu jumlah gaji yang akan diterimanya. Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala tidak hanya berbicara masalah rezeki, akan tetapi seluruh perkara yang akan kita lakukan keesokan harinya tidak ada yang tahu kecuali Allah. Apakah ada di antara kita yang tahu tentang apa yang akan dia lakukan esok? Memang benar bahwa rencana itu ada, akan tetapi yang kita lakukan secara detil itu tidak akan ada yang tahu. Oleh karenanya ‘Aisyah radhiallahu ‘anha pernah berkata,
وَمَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يُخْبِرُ بِمَا يَكُونُ فِي غَدٍ، فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللهِ الْفِرْيَةَ
“Dan barangsiapa mengklaim bahwa dia (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) mampu mengabarkan tentang takdir yang akan terjadi besok, maka sungguh dia telah membesarkan kebohongan terhadap Allah.” ([12])
Yang mengatakan demikian adalah ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang paling mengetahui tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hampir setiap hari bersama beliau, akan tetapi beliau mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak tahu tentang ilmu gaib dan masa depan.
Adapun dalil tentang asalnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui ilmu gaib sangatlah banyak. Di antaranya adalah kisah beliau tidak tahu bahwa beliau diracun tatkala perang khaibar. Dan Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman,
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf : 188)
Ini menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui ilmu gaib. Kalau sekiranya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ilmu gaib, maka tentu beliau tidak akan terkena mudharat berupa racun pada perang khaibar. Demikian juga para Nabi terdahulu tidak mengetahui hal gaib. Nabi Nuh ‘alaihissalam berkata,
وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ
" (Nuh berkata) dan aku tidak mengetahui yang gaib.” (QS. Hud : 31)
Kemudian dalil lain adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu kalau ‘Aisyah radhiallahu ‘anha dituduh berzina. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi. Bahkan selama sebulan meluasnya isu tersebut, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap tidak tahu apakah ‘Aisyah benar-benar berzina atau tidak. Barulah beliau tahu kebenarannya tatkala Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan firmanNya yang menyatakan bahwa ‘Aisyah tidak berzina.
Kemudian tatkala kalaung ‘Aisyah hilang yang kedua kali, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu dimana kalung tersebut berada. Maka pada waktu itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk mencarinya. Seetelah dicari-cari ternyata tidak ketemu. Ketika telah hendak pergi dan para sahabat dan unta-unta berdiri unutk melanjutkan perjalanan, barulah ketahuan bahwa kalung ‘Aisyah ternyata berada di bawah untanya yang diduduki selama semalam. Lihatlah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak tahu keberadaan kalung ‘Aisyah tatkala itu.
Maka jangankan masa depan, masa sekarang pun di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak tahu. Dan ini berlaku bagi Nabi-nabi yang lain. Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam, anaknya Nabi Yusuf ‘alaihissalam dibuang oleh saudara-saudaranya, namun beliau tidak tahu keberadaannya, beliau mengira bahwa Nabi Yusuf ‘alaihissalam meninggal dunia. Akhirnya beliau menangis setiap hari hingga buta. Akan tetapi ternyata Nabi Yusuf ‘alaihissalam menjadi menteri di Mesir.
Nabi Sulaiman ‘alaihissalam yang memiliki pasukan jin, juga tudak tahu bahwa ada kerajaan di negeri Saba’ yang dipimpin oleh Ratu Bilqis. Yang memberitahukan kepada beliau adalah burung hud-hud. Lihatlah bagaimana pada masa Nabi Sulaiman’alaihissalam sendiri tidak tahu tentang ada kerjaan lain di negeri saba’. Ini menunjukkan bahwa para Nabi tidak tahu ilmu gaib. Dan banyak dalil yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu tentang masa depan.
Oleh karenanya juga tatkala ada budak wanita jariyah yang memuji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berkata,
وَفِينَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَقُولِي هَكَذَا وَقُولِي مَا كُنْتِ تَقُولِينَ
“Bersama kami ada Nabi yang mengetahui apa yang bakal terjadi besok”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam segera berkata: “Janganlah kamu mengatakan begitu, ucapkan saja syair yang tadi kalian lantunkan” ([13]).
Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala memberitahukan sedikit hal gaib kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kepada malaikat, sebagai bukti bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang Nabi. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa ta’ala telah mengatakan,
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا، إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.” (QS. Al-Jin : 26-27)
Hanya saja kadar yang diberitahukan Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan imu gaib Allah Subhanahu wa ta’ala yang sangat banyak.
– Tidak ada yang tahu di bumi mana dia akan mati
Para ulama menyebutkan bahwa kelima perkara ini adalah gaib mutlak, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala.
Footnote:
([11]) HR. Muslim no. 8
([12]) HR. Muslim no. 177
([13]) HR. Bukhari no. 4001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar