Cara pandang atau worldview dalam Islam adalah bagaimana cara manusia dalam melihat suatu kebenaran dan realitas tentang kehidupan yang dikaitkan semua dengan Tuhan. Menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas worldview merupakan kerangka berfikir umum (general framework) yang merupakan lingkungan konseptual (conceptual environment) di mana tiap-tiap aktivitas ilmiah tumbuh. Lebih lanjut the worldview of Islam bukan sebatas pemikiran spekulatif yang diperoleh melalui observasi terhadap dunia empiris / fisik semata, namun the worldview of Islam mencakup dunia dan akhirat, atau alam fisik dan metafisik. Pandangan alam bukanlah yang dibentuk semata-mata dengan menghimpun bersama objek-objek, nilai-nilai dan fenomena budaya yang beragam ke dalam koherensi buatan (artificial) pun juga bukan yang dibentuk berdasarkan tahapan sejarah dan proses spekulasi filosofis serta penemuan ilmiah yang berkembang, yang terus terbuka untuk berubah dimasa yang akan datang (open ended), yang menyesuaikan dengan paradigma yang berubah sesuai keadaan yang terus berubah.
Pandangan-alam Islam bukanlah yang mengalami proses transformasi dialektis yang berulang dalam perjalanan waktu, dari tesis ke anti-tesis selanjutnya sintesis, seperti pandangan alam yang didasarkan kepada sistem pemikiran yang pada awalnya teo-sentris menjadi antropo-sentris dan sekarang teo-antropo-sentris dan mungkin akan berbubah lagi untuk membentuk tesis baru dalam proses dialektika.
Paradigma tersebut berubah-ubah karena bersumber dari unsur filosofis dan budaya yang dibantu oleh ilmu pengetahuan pada saat itu. Sedangkan Islam bukanlah bentuk budaya. Agama Islam bersumber dari Wahyu yang dikonfirmasi oleh agama dan di dukung oleh akal dan intuisi. Karakteristik pandangan-alam Islam adalah otentisitas dan finalitas yang menunjuk kepada yang akhir. Pandangan alam Islam memproyeksikan pandangan mengenai realitas dan kebenaran yang meliputi keseluruhan eksistensi dan kehidupan dalam perspektif total yang mendasar. Pandangan Islam adalah sebuah konsep terdiri dari berbagai konsep yang saling terkait seperti konsep Tuhan, Wahyu (al-Qur’an), ciptaanya, manusia, dan psikologi manusia, ilmu pengetahuan, agama, kebebasan, nilai dan kebaikan serta kebahagiaan. Kesemua konsep tersebut, yang memberi bentuk kepada ide-ide tentang perubahan, perkembangan dan kemajuan.
Konsep Alam
Menurut IMAM AL GHAZALI, alam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
(1). Alam malakut dan (2). alam syahadah.
- Alam syahadah adalah alam yang terlihat, yang berupa materi atau fisik yang bisa kita amati dan kita capai dengan menggunakan indra manusia baik dengan bantuan alat maupun tidak, yang dalam bahasa sehari-hari kita menyebutnya sebagai jagat raya atau alam semesta. Dalam istilah Inggris disebut universe.
- Alam malakut, alam ini tidak bisa dicapai dengan indra manusia karena tidak terlihat namun bisa dijangkau oleh para kekasih Allah melalui intuisi serta karunia dari Allah (God Grace).
Dalam kitab tuhfatul murid ‘ala jauharotut tauhid, kata Alam (‘Alam) diartikan sebagai segala sesuatu yang ada selain Allah (ma siwallah) meliputi:
- ‘Alam ‘uluwwi yaitu alam yang tinggi /macrocosmos yang terdiri dari benda-benda langit, bintang-bintang, arsy, malaikat.
- ‘Alam sufli yaitu alam yang rendah atau microcosmos yang berada dibawah benda-benda langit seperti mendung, awan, lautan, dan semua hewan dan tumbuhan yang ada di darat dan lautan hingga makhluk mikro yang tidak bisa dilihat jika tanpa menggunakan mikroscope.
Namun, ilmu pengetahuan alam modern (fisika, kimia, kosmologi, dsb) tidak memandang alam semesta sebagai ayat-ayat dan tanda keberadaan dan kebesaran Allah ‘azza wa jalla, karena sains modern di dunia pendidikan saat ini tidak berdiri diatas cara pandang (Worldview) Islam, melainkan diatas landasan filosofis yang menganut paradigma positivistik yang melihat realitas hanya sebatas yang bisa di jangkau oleh indera, terukur oleh angka dan terumuskan hukum-hukumnya.
Panoongan: USHULUDDIN UNIDA GONTOR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar