*NgoPi pagi*
KAROMAH HABIB SHOLEH BIN MUHSIN AL HAMID ( TANGGUL)
JELANG HAUL KE 43
TANGGAL : 16 JUNI 2019 / 12 SYAWAL 1440 H.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Karomah Habib Sholeh Tanggul Waliyullah
KH.Ahmad Qusyairi bin Shiddiq, mertua Kyai Abdul Hamid Pasuruan
adalah sahabat karib Habib Sholeh.
Dulunya Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH. Ahmad Qusyairi di Tanggul,
tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib Sholeh mulai menampak,
KH. Qusyairilah yang mengaji kepada Habib Sholeh.
Suatu saat, KH. Qusyairi sowan kepada rumah Habib Sholeh.
Tidak seperti biasa, sambutan Habib Sholeh begitu hangat, sampai dipeluknya erat2 sang Kyai.
Habib pun menyembelih seekor kambing khusus untuk menjamu sang teman karib.
Disela-sela bercengkrama, Habib mengatakan bahwa itu terakhir kali yang ia lakukan.
Ternyata beberapa hari kemudian KH. Qusyairi wafat di kediamannya di Pasuruan.
Pulpen
Tersebutlah seorang jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen
dari Presiden AS D. Esenhower.
Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa ajudannya ke pasar (kecopetan).
Karuan saja sang ajudan kalang kabut kehilangan barang yang sangat dicintai
oleh sang Jenderal dan takut mendapat hukuman,
sehingga disarankan oleh seorang kenalannya agar minta tolong ke Habib Sholeh.
Sampai di sana, Habib menyuruhnya mencari ke pasar Tanggul.
Sekalipun aneh, dituruti saja, dan ternyata pulpen itu tidak ditemukan.
Habib menyuruh lagi, lagi-lagi tidak ditemukan.
Karena memaksa, Habib masuk ke dalam kamarnya, dan tak lama kemudian keluar
dengan menjulurkan sebuah Pulpen. “Apa seperti ini pulpen itu?
Sang ajudan tertegun, karena ternyata itulah pulpen sang jenderal yang sudah
pindah ke genggaman pencopet.
Nama Habib Sholeh kian terkenal dan harum.
Kisah-kisah yang menuturkan karamah beliau tak terhitung.
Tetapi perlu dicatat, karamah hanyalah suatu indikasi kewalian seseorang.
Kelebihan itu dapat dicapai setelah melalui proses panjang yaitu pelaksanaan
ajaran Islam secara Kaffah. Dan itu dilakukan secara konsekwen dan terus menerus (istiqamah), sampai dikatakan bahwa Istiqamah itu lebih mulia dari seribu karamah.
Tengok saja komitmen Habib terhadap nilai-nilai keislaman, termasuk kepeduliannya
terhadap fakir miskin, janda dan anak yatim, menjadi juru damai ketika ada perselisihan.
Beliau dikenal karena akhlak mulianya, tidak pernah menyakiti hati orang lain,
bahkan berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai dikenal tidak pernah menolak permintaan orang. Siapapun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin.
Habib Sholeh sering menimba sendiri air sumur untuk mandi dan wudu para tamunya.
Maka buah yang didapat, seperti ketika Habib Ahmad Al-Hamid pernah berkata kepada beliau,
kenapa Allah selalu mengabulkan doanya.
Habib Sholeh menjawab, “Bagaimana tidak?
Sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuat-Nya Murka.”
Adam Malik menjadi muridnya Habib Sholeh Tanggul
Pada saat Adam Malik ( mantan Menteri Luar Negeri ) menjabat sebagai
Kepala Kantor Berita Antara; suatu saat lewat Lembaga yang dipimpinnya,
beliau mengungkap keterlibatan Menlu Soebandrio, yang saat itu dikenal sebagai tokoh
berfaham ajaran komunis. Karuan saja, berita-berita yang dimuat itu membuat Soebandrio
dan jajarannya kalang kabut karena merasa terpojokkan.
Ia marah besar dan mengancam Adam Malik.
Mendapat ancaman tersebut, Adam Malik pun berusaha mencari perlindungan.
Maka datanglah ia kepada Habib Sholeh Al-Hamid di Tanggul, Jember.
Adam Malik menceritakan latar belakang persoalannya.
Mendengar pengaduan itu, Habib Sholeh Tanggul hanya tersenyum.
Beliau berkata : “Jangan takut terhadap ancamannya.
Nanti kamu yang akan menggantikan kedudukannya.”
Alhamdulillah, waktu pun berjalan dan Adam Malik selamat dari ancaman Soebandrio dan gerombongan komunis lainnya. Dan sesuai dengan ramalan Habib Sholeh,
setelah Soeharto menjabat Presiden, giliran Adam Malik yang menjabat menteri luar negeri.
Kisah serupa terjadi sekitar 30 tahun yang lalu.
Alwi Shihab mantan menteri luar negeri di era presiden K.H. Abdurrahman Wahid,
pernah datang ke kediaman Habib Sholeh Tanggul.
Pada masa itu, ia datang diantar oleh ayahandanya.
Keperluannya mohon doa restu untuk belajar ke luar negeri.
Tujuannya belajar ke Amerika di Harvard University.
Pada kesempatan itu, Alwi Shihab mengutarakan apa yang menjadi problemnya.
Antara lain, ia tidak punya biaya yang cukup untuk mengurus visa dan paspor.
Mendengar keluhan Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menyarankan agar Alwi Shihab
mandi di ke dua sumur yang terdapat di sekitar kediamannya.
Alwi Shihab pun mandi mandi di ke dua sumur tersebut.
Setelah itu, kepada Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menasehati agar ia datang
ke Adam Malik yang saat itu menjabat Menlu. Kontan, Alwi Shihab mengatakan kekhawatirannya karena Ia hanya rakyat biasa, bagaimana bisa bertemu dengan seorang menteri?
Mendengar kekhawatiran Alwi Shihab, akhirnya Habib Sholeh menasehatinya agar tidak takut,
seraya menyuruhnya supaya menemui Adam Malik dengan membawa surat darinya,
“Bawa surat saya ini. Jangan takut pada Adam Malik,
kelak kamu akan menjadi seperti Adam Malik.” Kata Habib Sholeh Tanggul.
Ternyata di kemudian hari, ucapan Habib Sholeh menjadi sebuah kenyataan,
Alwi Shihab menjadi Menteri di Era Presiden Gus Dur.
Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid sendiri lahir di Korbah, Ba Karman (Wadi Amd) Hadramaut
pada tahun 1313 H. Ayahnya adalah Habib Muksin bin Ahmad yang terkenal dengan
sebutan Al-Bakry Al-Hamid, seorang yang saleh dan wali yang arif dan
dicintai serta dihormati oleh masyarakatnya
Waliyullah yang doanya selalu terkabul itu wafat dengan tenang pada 7 Syawal 1396 H (1976)
dengan meninggalkan 6 putra-putri yakni Habib Abdullah (alm), Habib Muhammad (alm),
Syarifah Nur (alm), Syarifah Fatimah, Habib Ali dan Syarifah Khadijah.
Jenazahnya kemudian dimakamkan di komplek pemakaman Selatan PJKA, Tanggul,
Jember Jawa Timur.
Semoga bermanfaat
Silahkan share
Allahummu sholli 'ala sayyidina Muhammad...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar