Benarkah Nabi SAW Berdagang?
by Ahmad Sarwat, Lc.MA
Benar sih Nabi SAW pernah berdagang, tapi itu dulu ketika masih 25 tahun usianya. Namun ketika sudah resmi jadi utusan Allah, profesi berdagang tidak lagi Beliau geluti.
Bukannya berdagang itu tidak sunnah atau haram, namun beliau tidak lagi menjadikannya sebagai profesi utama. Beliau sibuk terima wahyu dan jelaskan hukum Islam
Beliau tidak iseng bisnis haji dan umroh, dimana para para shahabat disuruh ikut jadi jamaah. Tidak terpikir kayak gitu, mentang-mentang jadi pimpinan haji umroh.
Beliau juga tidak iseng menjadikan para shahabat sebagai downline MLM dalam rangka memasarkan produk 'islami' atau 'sunnah'. Padahal beliau trendsetter.
Beliau SAW juga nggak pernah bisnis label halal, dimana makanan yang dilabeli halal akan laris manis.
Beliau juga tidak jualan koin dinar dirham. Malah dinar dan dirham di mass beliau justru produk Romawi dan Persia. Gambar di koin dinar dirham justru wakah para raja Romawi dan Persia.
Dalam sejarah tidak pernah ada koin dinar dirham yang bergambar wajah Rasulullah SAW atau para shahabat.
Bahkan beliau juga tidak buka jasa bekam, ruqyah atau pengobatan ala nabi.
***
Lucunya zaman sekarang, bahkan dakwah dan mengajar agama pun dibisniskan. Alasannya ingin meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan umat. Tapi ujung-ujung mumpung ustadznya lagi ngetop, maka bisnisnya dimainkan.
Jamaah sang ustadz yang mbludak itu dianggap sebagai pangsa pasar yang siap jadi konsumen loyal.