DRgrtea

Medsos DRcjgrTeA

Media Sosial Duridwangurunatafkar

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

DRMenuNavigasiBar

menunavngampar

Kamis, 21 Juni 2018

Abu Nawas Membalas Hukum Berdasarkan Mimpi

Abu Nawas Membalas Hukum Berdasarkan Mimpi


Pada suatu sore, Abu Nawas tampak sedang mengajar murid-muridnya dan datanglah dua orang tamu yang datang ke rumahnya. Yang pertama adalah wanita tua penjual kahwa, sedangkan yang satunya adalahseorang pemuda berkebangsaan Mesir.

Wanita tua itu berkata hanya beberapa kata saja kemudian diteruskan oleh pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya untuk menutup kitab mereka.

"Sekarang pulanglah kalian dan ajaklah teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu," ujar Abu Nawas.

Meskipun para murid merasa heran dengan perintah gurunya, namun mereka tetap patuh dengan perintah sang guru.

Pada malah harinya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta sang guru.

Merusak Rumah 

Lalu Abu Nawas memerintahkan mereka untuk merusak rumah Tuan Kadi yang baru saja terpilih. Abu Nawas juga mehegaskan bahwa mereka harus mrobohkan rumah tersebut, bahkan kalau ada yang menghalangi haruslah mereka lawan.

Setelah mendapatkan arahan dari Abu Nawas, para muridnya langsung menuju rumah Tuan Kadi. Mereka menghancurkan rumah Tuan Kadi dengan kalap. Masyarakat sekitar yang melihat ulah mereka merasa heran dan mereka tidak berani mencegah sama sekali.
Melihat rumahnya dirusak, tuan kadi marah besar namun tak berdaya.
"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku!
"Guru kamu, Tuan Abu Nawas!" jawab mereka sambih merobohkan rumahnya hingga benar-benar rata dengan tanah.
"Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda," teriak Tuan Kadi penuh amarah.

Benar, pada keesokan harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian malam itu sehingga Abu Nawas dipanggil agar segera menghadap raja.

Baginda raja menanyakan apa alasan Abu Nawas melakukan perusakan tersebut. Namun bukan Abu Nawas jika tidak memiliki jawaban yang unik.

Karena Mimpi

Dijelaskan oleh Abu Nawas bahwa dia melakukan pengrusakan karena beberapa hari yang lalu bermimpi dan di dalam mimpi tersebut, tuan kadi memintanya untuk merusak rumahnya karena ingin rumah yang baru.

Lalu sang raja menanyakan bagaimana Abu Nawas dapat hukum hanya berdasarkan mimpi saja.
Mendengar pertanyaan itu Abu Nawas dengan tenang menjawab,
"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku."

Mendengar perkataan Abu Nawas, seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat.a hanya terdiam seribu bahasa saja.
"Hai Kadi, benarkah engkau mempunyai hukum seperti itu?" tanya sang raja.
Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat dan tubuhnya gemetaran karena takut.

Kemudian Abu Nawas diminta untuk menjelaskan. Dengan tenang Abu Nawas menceritakan bahwa ada seorang pemuda Mesir darang dengan harta melimpah ruah. Namun kemudian dia bermimpi menikah dengan anak Tuan Kadi. Dia memberikan mas kawin yang sangat banyak. Lalu mimpi itu cepat menyebar dan sampai ke telinga Tuan Kadi.

Lalu Tuan Kadi memanfaatkan mimpi itu dengan meminta harta pemuda itu untuk mas kawin anaknya. Padahal itu hanyalah mimpi belaka sedang menurut Tuan Kadi itu harus dilakukan, sehingga pemuda itu jatuh miskin.

Setelah cross ceck dengan mendatangkan pemuda Mesir itu, akhirnya raja sadar jika kadi yang ditunjuknya itu adalah orang zalim. Kemudian raja memberikan hukuman mengambil harta kadi dan diberikan kepada pemuda Mesir tersebut.

Tuan Kadi dijebloskan ke dalam penjara karena telah berbuar zalim dan menyalahgunakan wewenang.

Abu Nawas Harus Bisa Bertelur


Abu Nawas Harus Bisa Bertelur


Sudah bertahun lamanya Baginda ini selalu punya banyak ide untuk menjebak Abu Nawas dan ingin memenjarakannya, namun selalu saja gagal.
Kali ini Baginda punya siasat jitu dan dia bisa memastikan kalau Abu Nawas akan terperangkap dalam permainannya.

Suatu sore ketika Baginda berendam di dalam kolam, ia berkata kepada para menterinya.
"Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas."
"Apakah itu wahai paduka yang mulia?" tanya salah seorang menteri.
"Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya ingin kalian datang lebih dini besok sore ke kolam ini. Jangan lupa datanglah sebelum Abunawas datang, karena aku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita," jelas Baginda.

Akhirnya keesokan harinya Baginda dan para menteri telah lebih dulu datang sebelum Abu Nawas.
Baginda membagikan 20 butir telur ayam kepada para menterinya, sedangkan yang satu untuk Baginda sendiri. Pengarahan telah diberikan dan dilaksanakan oleh para menteri untuk menjebak Abu Nawas.

Ketika Abu Nawas datang, Bainda beserta para menteri sudah terlebih dahulu berendam di dalam kolam.
Abu Nawas disuruh ikut berendam saat itu juga.
Abu Nawas harap-harap cemas, kira-kira permainan apa yang akan dia hadapi, mungkin permainan kali ini akan lebih berat karena Baginda tidak memberinya tenggang waktu untuk berfikir.
Begitu guman Abu Nawas.

"Hai Abu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dalam permainan kami."
"Permainan apakah itu Paduka yang mulia?" tanya Abu Nawas.
"Kita sekali-kali melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang.
Sebagai manusia kita harus bisa dengan cara kita masing-masing," kata Baginda senyum.

"Hamba belum mengerti Baginda Yang Mulia," kata Abu Nawas takut.
"Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam, dan barang siapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus dihukum," jelas Baginda.

Abu Nawas tidak bisa berkata apa-apa, wajahnya murung dan ia yakin dirinya tidak dapat bertelur.
"Nah sekarang apalagi yang kita tunggu, kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing-masing," perintah Baginda.
Baginda dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas sambil menunjukkan telur.
Abu Nawas masih saja di dalam kolam untuk bertelur, hiks hiks...
Abu Nawas sadar kalau Baginda dan para menteri telah mempersiapkan telur untuk masing-masing.
Karena belum ada seorang manusia pun yang bisa bertelur.
Tak kuat menyelam terlalu lama, Abu Nawas akhirnya naik ke permukaan dan menepi.
baginda langsung menghampirinya.
"Ampun Tuanku yang mulia, hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri," kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.
"Kalau begitu engkau harus dihukum," kata Baginda bangga.

"Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia," kata Abu Nawas memohon.
"Apalagi hai Abu Nawas," tanya Baginda tidak sabar.
"Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri, sebenarnya hamba mampu, akan tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka hamba tidak bisa bertelur.
Hanya Ayam betina saja yang bisa bertelur," jelas Abu Nawas.

Tentu saja Raja tidak bisa berkata apa-apa, wajahnya terlihat malu, jadi semua yang membawa telur tadi ayam betina donk jadinya...
Abu Nawas memang licin.
Karena malu, Raja dan para menteri segera berpakaian, kemudian langsung menuju istana tanpa sepatah kata.

Abu Nawas sendiri tak mengira kalau dirinya bakal lolos dari jebakan Baginda yang satu ini.
Kisah Abu Nawas ini hanya dongeng saja.

Abu Nawas Ditunjuki Jalan Oleh si Jujur dan si Bohong

Abu Nawas Ditunjuki Jalan Oleh si Jujur dan si Bohong


Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perjalanan wisata ke hutan.
Akan tetapi dengan tanpa keikutsertaan Abunawas, perjalanan akan terasa memenatkan dan membosankan.
Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah ABu Nawas untuk mengajaknya ikut serta.
Abu Nawaspun tidak keberatan, hingga mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama.

Tiada terasa mereka telah menempuh hampir separuh perjalanan dan kini mereka tiba di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk.
Mereka berhenti karena mereka ragu-ragu kemana jalan yang akan ditempuh.
Setahu mereka, kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata yang berisi binatang-binatang buas.

Abu Nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena bila salah pilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali.
Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan?
Tetapi salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata,
"Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana.Mereka adalah saudara kemabr, dan tak seorang pun bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip.
Yang satu selalu berkata jujur, sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong.Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja."

"Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?" tanya Abu Nawas.
"Tidak," jawab kawan Abu Nawas singkat.
"Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak,"sambung Abu Nawas.
Abu Nawas makan daging dengan madu bersama sahabat-sahabatnya.

Seusai makan mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara.
Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.
"Maaf, aku sangat sibuk hari ini.Engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja, tidak boleh lebih," katanya.
Kemudian Abunawas menghampiri orang itu dan berbisik.Orang itu pun juga menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas.Abu Nawas mengucapkan terima kasih dan segera mohon diri.
"Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan," kata Abu Nawas kepada sahabatnya.
"Bagaimana engkau tahu bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?" tanya salah seorang dari mereka.

"Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri," kata Abu Nawas.
Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan.

Tadi aku bertanya: 
"Apakah yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan mana yang menuju hutan yang indah?"

Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab,
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong."

Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab:
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kanan sebab saudara kembarnya selalu berkata benar."

Abu Nawas Membagi Hukuman

Abu Nawas Membagi Hukuman


Pada suatu pagi yang cerah, Abu Nawas datang ke istana karena dipanggil untuk menemani sang raja yang sudah lama kangen akan cerita lucu abu nawas. Mereka berbincang-bincang dengan riang gembira.

Setelah sekian lama berbincang, raja tiba-tiba saja ingin menguji kepandaian abu nawas.
"Wahai Abu Nawas, besok bawalah ibumu ke istanaku, nanti engkau akan aku beri hadiah seratus dinar," kata raja harun Ar-Rasyid.

Abu Nawas kaget sekali mendengar titah rajanya.

Bagaimana tidak, raja sudah tahu kalau ibunya telah lama meninggal dunia, bahkan raja ikut melayat ke rumah abu nawas.

Namun, karena iming-iming hadiah yang sangat menggiurkan itu, abu nawas bukannya mengelak malah dia menyetujui permintaan raja tersebut.

Sesampainya di rumah, abu nawas sangat sibuk sekali untuk mencari seorang wanita tua yang kemudian nantinya akan dijadikan ibunya dan dibawa ke istana. Setelah lama mencari, akhirnya orang yang diinginkan akhirnya ketemu juga. Dengan panjang lebar abu nawas menjelaskan maksudnya kepada perempuan itu.

Ia pun berjanji akan membagi hadiah yang akan diterimanya dengan adil, separuh-separuh. Tanpa pertimabangan lagi, perempuan itu menyetujui permohonan abu nawas.

Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali abu nawas sudah sampai di istana sambil menggendong seorang perempuan tua.
"Wahai Abu Nawas, diakah ibumu?" tanya sang raja.
"benar Tuanku, inilah ibuku. beliau sudah tua dan kakinya lemah sehingga hamba harus menggendongnya ke istana," tutur abu nawas.

"Benarkah engkau ibunya Abu Nawas? Awas ya kalau bohong, maka akan aku hukum dirimu," tanya raja kepada perempuan tua itu.

Mendapat Hadiah.

Begitu mendengar ucapan rajanya, perempuan itu ketakutan sekali, sehingga ia membuat pengakuan yang sebenarnya, bahwa semua itu adalah sandiwara abu nawas untuk mendapatkan hadiah dari raja.

Raja Harun tertawa cekikian dan akan menghukum abu nawa 100 kali pukulan sebagai hukumannya.
"Karena engkau berjanji kepadaku akan membawa ibumu ke sini, aku pun berjanji akan memberimu hadiah seratus dinar, akan tetapi engkau tidak bisa memenuhi janjimu. Dari itu, engkau harus dihukum dengan100 kali pukulan," kata raja.

Dalamkondisi terdesak itu, abu nawas dengan susah payah memeras otak agar terhindar dari hukuman. Sejenak kemudian, ia sudah menemukan cara ampuh untuk lepas dari hukuman itu.
"Wahai Tuanku, hamba berjanji dengan perempuan tua itu akan membagi hadiah yang akan paduka berikan dengan sama rata. Karena sekarang hamba dihukum 100 kali pukulan, biarlah yang 50 pukulan saya terima, sedangkan yang 50 pukulan lagi tolong diberikan kepada perempuan tua itu," kilah abu nawas.

Dalam hati raja berguman,

"Jangankan dipukul 50 kali, dipukul satu kali saja perempuan tua ini tidak akan mampu berdiri."

Akhirnya raja mengambil keputusan bahwa uang yang 50 dinar diberikan kepada perempuan tua itu. Dalam keadaan tersebut, abu nawas menyela rajanya.
"Ampun beribu ampun Paduka, jika ibuku telah mendapat hadiah dari Paduka, tidak adil kiranya kalau anaknya ini dilupakan begitu saja," protes Abu Nawas.

"Hmmm...baiklah, terimalah pula bagianmu ini," kata raja sambil memberikan uang 50 dinar kepada Abu Nawas.

Kebun Abu Nawas Dicangkuli Pengawal Raja

Kebun Abu Nawas Dicangkuli Pengawal Raja


Seorang musuh tak selamanya harus dilawan dengan kekuatan fisik. Akan tetapi bagaimana seseorang dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki musuhnya tersebut untuk kepentingan dirinya.

Itulah cara Abu Nawas dalam menyikapi tingkah laku pengawal Raja Harun Arrasyid yang seringkali membuatnya jengkel. Meski demikian, ia tak melawannya secara reang-terangan, melainkan menggunakan siasat yang baik dan tepat.

Bagi seorang Abu Nawas, membalas perilaku jelek dari musuh malah tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan hal itu hanya akan membuat musuh akan semakin memusuhi dan membenci dirinya. 

Kegelisahan Abu Nawas

Kegelisahan Abunawas terhadap pengawal raja bermula sejak dia diangkat menjadi penasehat istana. Bukan tanpa apasan, raja mengangkat dirinya karena Abunawas memiliki kecerdikan yang begitu tinggi.

Sejak tinggal di istana kerajaan, Abu Nawas mulai jauh dari keluaarganya yang tinggal di rumah. Hal itu membuatnya seperti terpenjara. Bahkan untuk berkomunikasi dengan istrinya saja ia hanya bisa menanyakan kabar via surat.

Oleh karena itu, setiap merasa rindu terhadapkeluarga, Abu Nawas pun mengirimkan surat kepada istrinya, begitu pula sebaliknya.

Hanya saja yang membuatnya jengkel yaitu setiap kali surat itu dikirimkan, pasti terlebih dahulu dibaca oleh pengawal raja.

Bahkan semua suratnya telah diteruskan kepada raja untuk dibaca. Padahal tak jarang dalam surat itu terdapat tulisa-tulisan yang sifatnya pribadi yang mestinya hanya cukup diketahui oleh yang bersangkutan saja.

Surat dari Istri Tercinta

Setelah sekian lama tinggal di istana, Abu Nawas akhirnya mengetahui kebiasaan negatif dari pengawal raja. Para pengawal raja seringkali melakukan tindakan seenaknya sendiri.

Pada suatu hari, Abu Nawas menerima surat dari istrinya yang mengatakan,
"Suamiku, kapan saatnya kita menanam di kebun kita?" tanya istrinya.

Abu Nawas pun bergegasmembalas surat dari istrinya tersebut.
"Janganlah sekali-kali menanam di kebun, karena di situ aku menyimpan rahasia negara." tulis Abu Nawas di suratnya.

Jawaban Abu Nawas singkat dan sederhana saja.

Jawaban yang singkat dari Abu Nawas itu membuat para pengawal raja terkejut dan bertanya-tanya. Dengan diam-diam, ia munuju kebun Abu Nawas bersama dengan beberapa prajurit istana dan mencangkul seluruh kebun milik Abu Nawas.

Namun apa yang terjadi, para pengawal tidak menemukan apa-apa. Apa yang mereka lakukan itu hanya membuat mereka letih, capek dengan keringat bercucuran yang mengalir di tubuhnya.

Kecerdikan Abu Nawas

Pada keesokan harinya, istri Abu Nawas mengabarkan kejadian di kebun mereka via surat sebagaimana biasanya. Tetap disensor loh oleh pengawal raja yang tadi. 

Begini isi suratnya,
"Suamiku, kemarin beberapa prajurit dan pengawal raja datang ke rumah serta menggali setiap sudut di kebun kita," terang isrti Abu Nawas.

Surat balasan dilayangkan,
"Nah, sekarang kebun kita sudah dicangkuli dan kita siap menanaminya," jawab Abu Nawas dalam suratnya.

Istri Abu Nawas kini dapat memulai menanam di kebun tanpa harus bersusah payah mencangkul.

Sementara itu, surat balasan itu sempat dibaca olkeh pengawal raja dan raja sendiri. Raja merasa kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh pengawalnya. Raja menilai bahwa para pengawalnya tak bisa memberikan berita yang akurat. Dan akibatnya, raja memberhentikan mereka sebagai pengawal raja.

Keputusan raja tersebut disambut gembira oleh Abu Nawas. Kini, surat-surat yang ia kirimkan ke istrinya, maupun surat-surat istri untuk dirinya, aman terkendali, tak pernah dibaca lagi oleh pengawal raja.

Abu Nawas Bunuh Diri dengan Minum Madu

Bunuh Diri dengan Minum Madu


Di balik kecerdasan otaknya, ternyata Abunawas memiliki beberapa keterampilan yang mumpuni. Salah satunya adalah sebagai seorang penjahit, dan bahkan sebelum menjadi orang kepercayaan raja Harun Al Rasyid, ternyata Abu Nawas pernah bekerja sebagai penjahit pada majikan yang bernama Tuan Amir.

Ia bekerja dengan rajin sehinga dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari majikannya. Bagi majikan, Abu Nawas merupakan salah satu karyawannya yang teladan. Meski demikian, Tuan AMir mengerti kebiasaan buruk Abu Nawas yang kerap kali meminum atau memakan makanan kepunyaan tuannya.

Pada suatu hari, Tuan Amir datang dengan membawa satu kendi madu. Melihat majikannya datang dengan membawa sebuah kendi, Abu Nawas menghampiri majikannya,
"Untuk apa kendi itu? bolehkah aku meminta isinya?" tanya Abu Nawas.

Karena khawatir madu itu akan diminum Abu Nawas, maka kajikannya terpaksa berbohong,
"Wahai Abu Nawas, kendi ini berisi racun dan aku tidak mau nanti kamu mati karena meminumnya," jawab sang majikan.

Tipuan Abu Nawas.

Abu Nawas yang memang mengerti benar bahwa kendi yang dibawa majikannya itu khusus untuk madu, ia tidak dapat berbuat banyak. Tak lama setelah itu, sang majikan pun pergi keluar. Pada saat itu, Abu Nawas memutar otak untuk bisa meminum madu itu tanpa menyinggung perasaan majikannya. Karenanya, Abu Nawas menjual sepotong pakaian. Hasil penjualannya itu kemudian ia gunakan untuk membeli roti.

Setibanya di tempat kerja, roti itu dimakan dengan menggunakan madu milik sang majikan. Hingga tak terasa madu itu pun habis diminum Abu Nawas. Madu itu terasa sangat nikmat sehingga membuat Abu Nawas merasa sangat kekenyangan.

Abu Nawas kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Namun, tak lama kemudian, majikannya datang dengan membawa sepotong roti. Alangkah terkejutnya Tuan Amir ini ketika mendapati tutup kendinya terbuka dan madu dalam kendi itu sudah habis tak tersisa.

Tak hanya itu, Tuan Amir juga mendapatkan sepotong pakaiannya telah hilang.
"Ini pasti ulah Abu Nawas," gumannya dalam hati.

Tuan Amir pun langsung menghampiri Abu Nawas yang lagi sibuk bekerja menjahit pakaian.
"Hai..Abu Nawas, apa sebenarnya yang telah terjadi, mengapa isi kendi ini habis dan sepotong pakaian teah hilang?" tanya Tuan Amir.
"Maaf Tuan, tadi sewaktu Tuan pergi, ada sekelompok pencuri datang mengambil pakaian majikan," kata Abu Nawas.
"Lantas apa yang kamu lakukan terhadap pencuri itu?" tanya Tuan AMir lagi.

Berpura-pura Takut.

Mendapat pertanyaan yang terus menerus dari majikannya, Abu Nawas semakin berpuar-pura gemetar. Tapi, meski demikian, dia tetap tidak kekurangan akalnya.
"Aku ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa," kata ABu Nawas.
"Lalu mengapa isi kendiku hilang, apakah juga diminum oleh pencuri itu?" tanya Tuan Amir.
"Tidak Tuan," jawab Abu Nawas dengan polosnya.
"Lantas siapa yang telah meminumnya?" tanya Tuan AMir lagi.
"Sekali lagi mohon maaf Tuan majikan, karena takut akan dimarahi oleh Tuan, maka aku putuskan untuk memilih bunuh diri saja menggunakan racun yang ada dalam kendi itu," jelas Abu Nawas.

Mendengar pengakuan jujur dan keahlian akal Abu Nawas, Tuan Amir yang semula akan marah akhirnya mengurungkan niatnya. Ia sadar jika semua itu juga kesalahannya karena telah berbohong kepada bawahannya.
Huuh...bisa saja nih Abu Nawas dapat madu gratis.

Abu Nawas Selamat dari Amarah Istri

Abu Nawas Selamat dari Amarah Istri


Diam-diam, ternyata Abu Nawas memiliki istri yang pencemburu.
Pada saat Abu Nawas sering pulang larut malam, ia selalu marah-marah.

Pada suatu hari, Abu Nawas keluar rumah hingga larut malam. Hal itu membuat istrinya merasa gelisah dan emosi karena sudah berjam-jam menunggu di rumah. Ia pun tidak bisa tidur gara-gara Abu Nawas yang masih dalam tanda tanya. Bahkan istri Abu Nawas sudah menyiapkan suatu rencana untuk memarahi Abu Nawas ketika dia pulang nanti.

Waktu pun sudah menunjukkan larut malam, begitu gelap, namun Abu Nawas tetap saja tak kunjung kembali pulang. Tiba-tiba saja, dalam kondisi yang seperti itu, terdengar suara seperti orang yang hendak masuk dari jendela rumah yang terbuat dari kayu. Mendengar suara itu, istri Abu Nawas pun langsung siap siaga untuk melancarkan aksinya.

Dipukul Dengan Kayu

Ia menuju jendela sambil memegang sepotong kayu berukuran lumayan besar. Ia berfikir bahwa Abu Nawas sengaja masuk rumah melalui jendela karena takut didamprat istrinya. Tak lama kemudian, masuklah seseorang melalui jendela yang ukurannya relatif kecil.

Dalam kondisi yang gelap, wajah orang tersebut tak kelihatan.
Akan tetapi istri Abu Nawas yang sudah tersulut emosinya langsung saja memukulkan kayu ke orang tadi. Ia memukul secara membabi buta hingga membuat orang yang dikiranya suaminya itu jatuh tak berdaya.

"Ampun... Ampun...," ujar orang tersebut.

Tentu saja karena pukulan yang membabi buta yang dilakukan istri Abu Nawas tersebut membuat orang tadi terkapar di lantai. Istri Abu Nawas pun merasa sangat puas dengan tindakannya ini. Ia menganggap bahwa tindakannya setimpal atas kesalahan suaminya, si Abu Nawas.

"Ayo cepat bagun, lain kali jangan diulangi lagi dengan pulang larut malam," kata istri Abu Nawas dengan nada membentak.

Eiit...setelah ditunggu beberapa menit, orang tersebut tak juga bangkit-bangkit. Maka mulailah istri Abu Nawas menjadi penasaran. Dalam pencahayaan yang kurang, ia mencoba melihat dengan seksama orang yang dipukulnya tadi.

Betapa kagetnya istri Abu Nawas, ternyata orang itu bukan suaminya. Ia tak mengenali wajah orang yang dipukulinya. Dalam kondisi itu, istri Abu Nawas menyebut orang itu sebagai seorang pencuri dan berteriak dengan keras.

"Ada pencuri...tolong...toloong...," teriak istri Abu Nawas.

Kontan saja teriakan istri Abu Nawas tersebut membuat para warga berhamburan keluar untuk menangkap pencuri. Tak lama kemudian, beberapa warga pergi ke rumah Abu Nawas. Mereka lantas meringkus pencuri yang sudah tidak berdaya di lantai.

Ikut Bangga dan Bersyukur

Para warga pun merasa kaget melihat kejadian itu. Ada seorang pencuri yang ditaklukkan oleh seorang wanita. Pencuri itu babak belur terkena pukulan dari istri Abu Nawas.

"Wah, hebat sekali, pencuri ini sampai terbaring tak berdaya di lantai. Mungkin butuh berminggu-minggu agar bisa pulih kembali," kata salah satu warga.

"Maaf Pak, saya tak bermaksud menyakitinya, apalagi sampai separah itu. Hanya kekeliruan saja, Pak," kata istri Abu Nawas.
"Keliru bagaimana? " tanya warga.
"Waktu itu, ia masuk melalui jendela dapur. Dan saya kira suami saya yang baru pulang berpesta dengan teman-temannya, makanya langsung saya gebuk," jelas istri Abu Nawas.

Tak berapa lama kemudian, Abu Nawas pun datang ditengah-tengah mereka.
Setelah mendengar cerita tentang seorang pencuri yang babak belur dihajar istrinya, ia pun tersenyum kecil dan bersyukur.

"Untung saja bukan saya yang dihajar, makanya jangan main pukul, beginilah akibatnya," kata Abu Nawas.

Namun demikian, Abu Nawas cukup bangga dengan keberanian istrinya yang sanggup melumpuhkan seorang pencuri.

Posting Populer

Duridwan TeA Google Arsip

Tampil Ful Skrin

Tampilan penuh layar

Klik tombol "Penuh" untuk mode ful skrin. Tutup dengan cara klik tuts "Esc" di kibot, atau dengan mengklik tombol "Normal" saja.

Penuh Normal

Materi artikel

DRLabel

'Urwah ۝۞ دعاء الأوراد ۞۝ 1drive 2019 3Dwarehouse Abaib Academia AdminisGuru Adzan AKGTK Akrab 9497 AkselelatorDRc Aksioma Alfa Aljamal Anakku Android Apache API Aplikasi Aplikasi Online Aplikasiku aqidah aqo'id Arsiper Arudl ASPnet Atribusi Attaqwa Audacity Audio Aurod AutoCAD ba'da sholat Ba'diyah Babad Bahasa Indonesia Balaghoh Baleomol Banner basund Belajar.id Biantara bilibiliTV bing.com Biografi Bisikan Bisnis Blog blogku Bluestack BMTT Bola Dunia Boxmode BUKU Caknun Canva Capcut CData Cerita Chanel Cijagong Copast Coreldraw;Koreldrow cortang CPANEL cv Daftar Isi Daftar Tamu Dailymotion Dakwah Daring db515TB Dek@t Dikdasmen Diktat Do''a Domainesia dongeng Download DRctvone DRcVivaTV DRlink drSoftaculous Duridwancijag duridwanMI E-Book Earth eDGe Edmodo Edwin ekstensi Emulated Epson eSDeKU Excel Facebook Fafa Belajar favicon FB FBwatch Fikih Film FKGN FKSS Flickr ftf ftp Gambar Gaweku GDexcel GDrive GDword Gif Giphy Github Goguru googele Gosiswawi GS v2 Gudang Gif GuMeng Guru Hotmail HP HUDHUD ATTWITERI humor iframe IHTT IIS IKBAL ikonku Ilham Ilmu Waris Imam Mahdi Iman imrithi imtihan Inlislite ips Ips siswa irkhash Ishol Israel Jackie Chan JadwalHirup Jendelatea Jurumiah Kaamengan Kaldik karuhun Kasintu Kasyif Kemdak Kenangan Kepesantrenan KHMZ Khutbah Idul Adha Khutbah Jum'at Kitab Koneng KlaudiAwan KMS Koding Komentarku konsorsium Kristen KSM KSM_24 kulsub Kumer Kutab Kuning Lalogin Laporan link lirik sunda Literasi LKSATA Logo Lokasi LTNU Malaikat Mama Gelar mapel Mapel Plus marawis materi ajar materi ips materi sunda Mediafire Menu Mulai Messenger meta Metode Belajar MGMP MTS Mi.co.id Microsoft Mikrosoft Word MKKS MKSS MKT Modul MoU Movie MTs. Mushaf Sunda Mvs Nabi nadhom nahwu Nashoih Nasihat Pernikahan Nasrudin Hoja Nasyid NewTabTvSearch Ngablog ngaDOS Ngaji Pontren Nganet Ngaos ngaweb Ngimel Ngobrol Solat ngobrolgurutea ngoding Ngoleksi Nikah Nonton Nubuwwah NUPTKku Nyekrip Nyitus OderPejKu Office office 2010 Office.co.id Offidocs ome Ome.TV omeaeun Onedrive Opis OpisTeA Oracle OSIS Outlook Pakakas Pamilarian PaperDropboxTeA PAS PAS S1 PAT pdf Penahexa Penilaian Perangkat Guru Peringatan Nabi perpus Perpusdig PHBI photo Phyton Pintarkem PKKM PKKS PKSS PohonKeluarga Ponpes Portabel Post WA PPDB PPKKS Prkt Ltk Program Files Proker Proposal Prosem Prota PTS PTS S1 publikteaqta Pupujian Quran Sunda Rapat RDM Removal renungan RidsyafTeA Risalah Risalah Sholat RKS Rohbiyah Romadlon Romadon Rumus Rumus;PHP; RumusHead s.idku Safari Santif Sanusi segitiga Sekolah seren tampi Sertifikat sholat Shopee Shorof sifat_20 Silaturahmi Simdif SIMPATIKA sinopsis siswa sitegog Skenario Belajar Sketchup SketsaupTeA Slayid SMA Soal Soanten Software SoraTeuPerluNinggal StoryTelling Suara Sukapura sumputkeun sunda syare'at Ta'lim tabir mimpi Tadabbur tadarrus TafkarMart Tahajud Tahlil Tasbeh Taskbar Tauhid Tawasul Tema Blog tenor.com Terjemah tiktok TimTeA tips n trick Trik Tsaqifah tulisan TV Nasional Twitter Usaha Vektor Video Video Player Video;Edit Video;Rara VideoPost vidio w3s WA - AYT wahyu Wali Walimahan Wallpaper wayang WeA Windows Wirid Witir word Wordpress WordTeA WorldBank WP WPS WS XLS DRcjgTeA Yahoo yandexck Yapista link YT ytDuridwanSunda YTstudio Yutub ZIP Zoom سلاح الدعوة
×
Judul