DRgrtea

Medsos DRcjgrTeA

Media Sosial Duridwangurunatafkar

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

DRMenuNavigasiBar

menunavngampar

Senin, 25 Juni 2018

Abu Nawas Menangkan Lomba Berburu

Abu Nawas Menangkan Lomba Berburu


Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun Ar-Rasyid dan para pengawalnya meninggalkan istana untuk berburu. Namun, di tengah perjalanan, salah satu pejabat kerajaan yang bernama Abu Jahil menyusul dengan terengah-engah di atas kudanya.

"Baginda...Baginda...hamba mau mengusulkan sesuatu," kata Abu Jahil mendekati sang Raja.
"Apa usulmu itu wahai Abu Jahil?" taya Raja.
"Agar acara berburu ini menarik dan disaksikan banyak penduduk, bagaimana kalau kita sayembarakan saja?" ujar Abu Jahil dengan raut wajah serius.
Baginda Raja terdiam sejenak dan mengangguk-angguk.

"Hamba ingin beradu ketangkasan dengan Abu Nawas, dan nanti pemenangnya akan mendapatkan sepundi uang emas. Tapi, kalau kalah, hukumannya adalah dengan memandikan kuda-kuda istana selama 1 bulan," tutur Abu Jahil meyakinkan Raja.

Terompet Sayembara Ditiup.
Akhirnya sang Raja menyetujui usulan Abu Jahil tersebut. Hitung-hitung sayembara itu akan memberikan hiburan kepadanya.
Maka, dipanggillah Abu Nawas untuk menghadap, dan setelah menghadap Raja Harun, Abu Nawas pun diberi petunjuk panjang lebar.
Pada awalnya, Abu Nawas menolak sayembara tersebut karena ia tahu bahwa semua ini adalah akal bulus dari Abu Jahil yang ingin menyingkirkannya dari istana. Tapi Baginda Raja Harun memaksa dan Abu Nawas tidak bisa menolak.

Abu Nawas berpikir sejenak.
Ia tahu kalau Abu Jahil sekarang diangkat menjadi pejabat istana. Ia pasti mengerahkan semua anak buahnya untuk menyumbang seekor binatang buruannya di hutan nanti. Namun , karena kecerdikannya, Abu Nawas malah tersenyum riang.

Abu Jahil yang melihat perubahan raut muka Abu Nawas menjadi penasaran dibuatnya, batinnya berkata mana mungkin Abu Nawas bisa mengalahkan dirinya kali ini.
Akhirnya, Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja dan seluruh rakyat menunggu, siapa yang bakal menjadi pemenang dalam lomba berburu ini.

Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup. Abu Jahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan belantara.
Anehnya, Abu Nawas justru sebaliknya, dia dengan santainya menaiki kudanya sehingga para penonton banyak yang berteriak.

Menjelang sore hari, tampaklah kuda Abu Jahil memasuki pintu gerbang istana. Ia pun mendapat sambutan meriah dan tepuk tangan dari rakyat yang menyaksikannya.

Di sisi kanan dan kiri kuda Abu Jahil tampak puluhan hewan yang mati terpanah. Abu Jahil dengan senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya di tengah lapangan.
"Aku, Abu Jahil berhak memenangkan lomba ini. Lihat..binatang buruanku banyak. Mana mungkin Abu Nawas mengalahkanku?" teriaknya lantang yang membuat para penonton semakin ramai bertepuk tangan.

Ribuan Semut.
Tidak berapa lama kemudian, terdengar suara kaki kuda Abu Nawas. Semua orang mentertawakan dan meneriakinya karena Abu Nawas tak membawa satu pun binatang buruan di kudanya.
Tapi, Abu Nawas tidak tampak gusar sama sekali. Ia malah tersenyum dan melambaikan tangan.

Baginda Raja menyuruh kepada 2 orang pengawalnya maju ke tengah lapangan dan menghitung jumlah binatang buruan yang didapatkan 2 peserta tersebut.
Dan kesempatan pertama, para pengawal menghitung jumlah binatang hasil buruan dari Abu Jahil.
"Tiga puluh lima ekor kelinci, ditambah lima ekor rusa dan dua ekor babi hutan," kata salah satu pengawal.

"Kalau begitu akulah pemenangnya karena Abu Nawas tak membawa seekor binatangpun," teriak Abu Jahil dengan sombongnya.
"Tenang...tenang...aku membawa ribuan binatang. Jelaslah aku pemenangnya dan engkau wahai Abu Jahil, silahkan memandikan kuda-kuda istana. Menurut aturan lomba, semua binatang boleh ditangkap, yang penting jumlahnya," kata Abu Nawas sambil membuka bambu kuning yang telah diisi dengan ribuan semut merah.

"Jumlahnya sangat banyak Baginda, mungkin ribuan, kami tak sanggup menghitungnya lagi," kata pengawal kerajaan yang menghitung jumlah semut itu.
Melihat kenyataan itu, Abu Jahil tiba-tiba saja jatuh pingsan.

Baginda Raja tertawa terpingkal-pingkal dan langsung memberi hadiah kepada Abu Nawas. 
Kecerdikan dan ketulusan hati pasti bisa mengalahkan kelicikan.

Jumat, 22 Juni 2018

Rumus Dakwah

Dalam dakwah, ada dua hal yang harus dijaga:
1. Hablum minalloh
2. Hablum minannas
Ku renungi dakwahmu
- Di permulaan merasuk jiwa menggugah rasa.
- di selanjutnya merusak jiwa menggugah kecewa.
Dakwah bertujuan:
Jiwa-jiwa perusak dipersolek
Jiwa-jiwa tersolek dipersoleh
Jiwa-jiwa yang soleh tambah soleh
Bahasa yang digunakan:
Bahasa halus yang menentramkan.

Abu Nawas Malu Kepada Pencuri

Abu Nawas Malu Kepada Pencuri


Abu Nawas diketahui oleh semua orang memang memiliki kebun yang luas, akan tetapi dirinya selalu berusaha tampil sederhana, hal itu ditunjukkan dengan rumahnya yang hanya beralaskan ubin sederhana dan tak tampak barang-barang mewah semacam guci keramik ataupun benda berharga lainnya.

Tapi entahlah, apa yang membuat seseorang berusaha masuk ke dalam dengan maksud mendapatkan benda-benda berharga. Dengan langkah perlahan, si pencuri masuk ke rumah Abu Nawas melalui pintu belakang secara diam-diam.

Abu Nawas Bersembunyi
Ya ampun....si pencuri berhasil masuk ke dalam rumah Abunawas dan langsung menuju ruang tengahnya.
Dengan sigap, pencuri yang beraksi sendirian tersebut lantas memandangi satu persatu barang berharga yang ada di ruangan. Pencuri tersebut langsung mengaduk-aduk isi rumah Abu Nawas.

Seperti kebanyakan para pencuri lainnya, si pencuri juga mencari uang atau pun barang berharga yang dimiliki oleh Abu Nawas. Dia membuka lemari, laci-laci, mencari di kolong-kolong, dan di tempat lainnya. Tapi ia tidak menemukan satu pun barang berharga yang dimiliki oleh Abu Nawas.

Semua bagian ruangan di rumah Abu Nawaspun diperhatikannya dengan baik-baik. Setiap sudut ruangan pun tak luput dari pandangannya demi mendapatkan barang berharga milik Abu Nawas.
Tapi tampaknya gerak-gerik si pencuri ini diketahui oleh Abu Nawas.
Hanya saja, meskipun Abu Nawas mengetahui rumahnya didatangi pencuri, ia bukannya berteriak minta tolong, malah dirinya bersembunyi di sebuah kotak besar yang berada di sudut ruangan dengan harapan si pencuri tidak mengetahui keberadaannya.

Tangan Hampa

Si pencuri ini sangat leluasa mencari barang berharga di rumah Abu Nawas, namun hampir selama 1 jam si pencuri tidak menemukan satu barang pun yang berharga.
Pencuri hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Abu Nawas tersebut, tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang teletak di sudut ruangan kamar Abu Nawas.

Si pencuri sangat senang karena dia yakin kalau dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari. Dalam angan-angannya, di dalam kotak besar tersebut tersimpan beberapa batang emas ataupun beberapa butir mutiara yang jika dijual akan menghasilkan banyak uang yang dapat digunakannya untuk berfoya-foya.

Walaupun kotak besar itu tertutup rapat, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut.
Hiyaa...pencuri dan Abu Nawas saling bertatapan muka dan kaget satu sama lain. Si pencuri kecewa karena di dalam kotak besar itu juga dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali Abu Nawas yang meringkuk di dalamnya.

"Hei...apa yang kau lakukan di dalam situ?" tanya si pencuri.
"Aku bersembunyi darimu," jawab Abu Nawas dengan malu.
"Memangnya kenapa?" tanya pencuri lagi.
"Aku malu kepadamu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan kepadamu. Itulah alasan kenapa aku bersembunyi di dalam kotak ini," jawab Abu Nawas lagi.

Setelah mendapat jawaban tersebut, si pencuri pun pergi meninggalkan rumah Abu Nawas begitu saja  dengan tangan hampa, dengan perasaan kecewa dan heran, kenapa si Abu Nawas yang memiliki kebun luas kok bisanya tidak memiliki satupun barang berharga yang dimiliki.
Itulah Abu Nawas, dia tampil dengan sangat sederhana dalam kehidupannya namun dia selalu bersyukur kepada Allah SWT karena dia yakin kalau yang orang yang lebih fakir dari dia masih banyak.

Kamis, 21 Juni 2018

Abu Nawas dan Lalat, Raja dan Mas Permata

Abu Nawas dan Lalat, Raja dan Mas Permata


Pada suatu hari Abu Nawas terlihat murung. Ia hanya tertunduk lesu mendengarkan penuturan istrinya yang mengatakan kalau beberapa pekerja kerajaan atas titah Raja Harun membongkar rumahnya. Raja berdalih bahwa itu dilakukan karena bermimpi kalau di bawah rumahnya terpendam emas dan permata yang tak ternilai harganya.

Namun, setelah mereka terus menerus menggali, ternyata emas dan permata tidak jua ditemukan. Parahnya, sang raja juga tidak mau meminta maaf dan mengganti rugi sedikitpun kepada Abu Nawas. Karena itulah Abu Nawas sakit hati dan memendam rasa dendam kepada perusak rumahnya.

Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat untuk membalas perbuatan baginda. Makanan yang dihidangkan istrinya pun tidak dimakan karena nafsu makannya telah lenyap.

Balasan Abu Nawas 

Keesokan harinya Abu Nawas melihat banyak lalat-lalat mulai menyerbu makanannya yang sudah mulai basi. Begitu melihat lalat-lalat itu berterbangan, Abu Nawas tiba-tiba saja tertawa riang seolah mendapatkan ide.

"Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi," kata Abu Nawas kepada istrinya.

Dengan wajah berseri-seri, Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di istana, Abu Nawas membungkuk memberi hormat kepada Raja Harun. Raja Harun terkejut atas kedatangan Abu Nawas. Di hadapan para menterinya, Raja Harun mempersilahkan Abu Nawas untuk menghadap.

"Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan perlakuan tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa izin dan berani memakan makanan hamba," lapor Abu Nawas.
"Siapakah tamu-tamu tidak diundang itu wahai Abu Nawas?" ujar Baginda dengan bijaksana.
"Lalat-lalat ini Tuanku," kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya.
"Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Paduka junjungan hamba, hamba mengadukan perlakuan yang tidak adil ini," ujar Abu Nawas sekali lagi.
"Lalu, keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan dariku?" respon Raja Harun.
Hamba hanya menginginkan izin tertulis dari Baginda sendiri agar hamba bisa dengan leluasa menghukum lalat-lalat yang nakal itu," kata Abu Nawas memulai muslihatnya.

Kaca Pecah

Akhirnya Raja Harun dengan terpaksa membuat surat izin yang isinya memperkenankan Abu Nawas memukul lalat-lalat itu dimanapun mereka hinggap. Setelah mendapat izin tertulis itu Abu Nawas mulai mengusir lalat-lalat di piringnya hingga mereka terbang dan hinggap di sana sini. Dengan menggunakan tongkat besi yang dibawa dari rumah, Abu Nawas mengejar dan memukuli lalat-lalat itu.

Ketika hinggap di kaca, Abu Nawas dengan tenang dan leluasa memukul kaca itu hingga pecah. Kemudian vas bunga nan indah juga ikut terkena pukul dan pecah. Akhirnya hanya dalam beberapa menit saja seluruh perabot istana hancur berkeping-keping. Raja Harun tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyadari kekeliruannya yang telah dilakukan terhadap Abu Nawas dan keluarganya.

Dan setelah merasa puas, Abu Nawas mohon diri

Barang-barang kesayangan Raja Harun banyak yang hancur. Bukan cuma itu saja, raja juga menanggung rasa malu. Kini dia sadar betapa kelirunya telah berbuat semena-mena kepada Abu Nawas.

Abu Nawas Membalas Hukum Berdasarkan Mimpi

Abu Nawas Membalas Hukum Berdasarkan Mimpi


Pada suatu sore, Abu Nawas tampak sedang mengajar murid-muridnya dan datanglah dua orang tamu yang datang ke rumahnya. Yang pertama adalah wanita tua penjual kahwa, sedangkan yang satunya adalahseorang pemuda berkebangsaan Mesir.

Wanita tua itu berkata hanya beberapa kata saja kemudian diteruskan oleh pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya untuk menutup kitab mereka.

"Sekarang pulanglah kalian dan ajaklah teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu," ujar Abu Nawas.

Meskipun para murid merasa heran dengan perintah gurunya, namun mereka tetap patuh dengan perintah sang guru.

Pada malah harinya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta sang guru.

Merusak Rumah 

Lalu Abu Nawas memerintahkan mereka untuk merusak rumah Tuan Kadi yang baru saja terpilih. Abu Nawas juga mehegaskan bahwa mereka harus mrobohkan rumah tersebut, bahkan kalau ada yang menghalangi haruslah mereka lawan.

Setelah mendapatkan arahan dari Abu Nawas, para muridnya langsung menuju rumah Tuan Kadi. Mereka menghancurkan rumah Tuan Kadi dengan kalap. Masyarakat sekitar yang melihat ulah mereka merasa heran dan mereka tidak berani mencegah sama sekali.
Melihat rumahnya dirusak, tuan kadi marah besar namun tak berdaya.
"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku!
"Guru kamu, Tuan Abu Nawas!" jawab mereka sambih merobohkan rumahnya hingga benar-benar rata dengan tanah.
"Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda," teriak Tuan Kadi penuh amarah.

Benar, pada keesokan harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian malam itu sehingga Abu Nawas dipanggil agar segera menghadap raja.

Baginda raja menanyakan apa alasan Abu Nawas melakukan perusakan tersebut. Namun bukan Abu Nawas jika tidak memiliki jawaban yang unik.

Karena Mimpi

Dijelaskan oleh Abu Nawas bahwa dia melakukan pengrusakan karena beberapa hari yang lalu bermimpi dan di dalam mimpi tersebut, tuan kadi memintanya untuk merusak rumahnya karena ingin rumah yang baru.

Lalu sang raja menanyakan bagaimana Abu Nawas dapat hukum hanya berdasarkan mimpi saja.
Mendengar pertanyaan itu Abu Nawas dengan tenang menjawab,
"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku."

Mendengar perkataan Abu Nawas, seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat.a hanya terdiam seribu bahasa saja.
"Hai Kadi, benarkah engkau mempunyai hukum seperti itu?" tanya sang raja.
Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat dan tubuhnya gemetaran karena takut.

Kemudian Abu Nawas diminta untuk menjelaskan. Dengan tenang Abu Nawas menceritakan bahwa ada seorang pemuda Mesir darang dengan harta melimpah ruah. Namun kemudian dia bermimpi menikah dengan anak Tuan Kadi. Dia memberikan mas kawin yang sangat banyak. Lalu mimpi itu cepat menyebar dan sampai ke telinga Tuan Kadi.

Lalu Tuan Kadi memanfaatkan mimpi itu dengan meminta harta pemuda itu untuk mas kawin anaknya. Padahal itu hanyalah mimpi belaka sedang menurut Tuan Kadi itu harus dilakukan, sehingga pemuda itu jatuh miskin.

Setelah cross ceck dengan mendatangkan pemuda Mesir itu, akhirnya raja sadar jika kadi yang ditunjuknya itu adalah orang zalim. Kemudian raja memberikan hukuman mengambil harta kadi dan diberikan kepada pemuda Mesir tersebut.

Tuan Kadi dijebloskan ke dalam penjara karena telah berbuar zalim dan menyalahgunakan wewenang.

Abu Nawas Harus Bisa Bertelur


Abu Nawas Harus Bisa Bertelur


Sudah bertahun lamanya Baginda ini selalu punya banyak ide untuk menjebak Abu Nawas dan ingin memenjarakannya, namun selalu saja gagal.
Kali ini Baginda punya siasat jitu dan dia bisa memastikan kalau Abu Nawas akan terperangkap dalam permainannya.

Suatu sore ketika Baginda berendam di dalam kolam, ia berkata kepada para menterinya.
"Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas."
"Apakah itu wahai paduka yang mulia?" tanya salah seorang menteri.
"Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya ingin kalian datang lebih dini besok sore ke kolam ini. Jangan lupa datanglah sebelum Abunawas datang, karena aku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita," jelas Baginda.

Akhirnya keesokan harinya Baginda dan para menteri telah lebih dulu datang sebelum Abu Nawas.
Baginda membagikan 20 butir telur ayam kepada para menterinya, sedangkan yang satu untuk Baginda sendiri. Pengarahan telah diberikan dan dilaksanakan oleh para menteri untuk menjebak Abu Nawas.

Ketika Abu Nawas datang, Bainda beserta para menteri sudah terlebih dahulu berendam di dalam kolam.
Abu Nawas disuruh ikut berendam saat itu juga.
Abu Nawas harap-harap cemas, kira-kira permainan apa yang akan dia hadapi, mungkin permainan kali ini akan lebih berat karena Baginda tidak memberinya tenggang waktu untuk berfikir.
Begitu guman Abu Nawas.

"Hai Abu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dalam permainan kami."
"Permainan apakah itu Paduka yang mulia?" tanya Abu Nawas.
"Kita sekali-kali melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang.
Sebagai manusia kita harus bisa dengan cara kita masing-masing," kata Baginda senyum.

"Hamba belum mengerti Baginda Yang Mulia," kata Abu Nawas takut.
"Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam, dan barang siapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus dihukum," jelas Baginda.

Abu Nawas tidak bisa berkata apa-apa, wajahnya murung dan ia yakin dirinya tidak dapat bertelur.
"Nah sekarang apalagi yang kita tunggu, kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing-masing," perintah Baginda.
Baginda dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas sambil menunjukkan telur.
Abu Nawas masih saja di dalam kolam untuk bertelur, hiks hiks...
Abu Nawas sadar kalau Baginda dan para menteri telah mempersiapkan telur untuk masing-masing.
Karena belum ada seorang manusia pun yang bisa bertelur.
Tak kuat menyelam terlalu lama, Abu Nawas akhirnya naik ke permukaan dan menepi.
baginda langsung menghampirinya.
"Ampun Tuanku yang mulia, hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri," kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.
"Kalau begitu engkau harus dihukum," kata Baginda bangga.

"Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia," kata Abu Nawas memohon.
"Apalagi hai Abu Nawas," tanya Baginda tidak sabar.
"Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri, sebenarnya hamba mampu, akan tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka hamba tidak bisa bertelur.
Hanya Ayam betina saja yang bisa bertelur," jelas Abu Nawas.

Tentu saja Raja tidak bisa berkata apa-apa, wajahnya terlihat malu, jadi semua yang membawa telur tadi ayam betina donk jadinya...
Abu Nawas memang licin.
Karena malu, Raja dan para menteri segera berpakaian, kemudian langsung menuju istana tanpa sepatah kata.

Abu Nawas sendiri tak mengira kalau dirinya bakal lolos dari jebakan Baginda yang satu ini.
Kisah Abu Nawas ini hanya dongeng saja.

Abu Nawas Ditunjuki Jalan Oleh si Jujur dan si Bohong

Abu Nawas Ditunjuki Jalan Oleh si Jujur dan si Bohong


Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perjalanan wisata ke hutan.
Akan tetapi dengan tanpa keikutsertaan Abunawas, perjalanan akan terasa memenatkan dan membosankan.
Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah ABu Nawas untuk mengajaknya ikut serta.
Abu Nawaspun tidak keberatan, hingga mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama.

Tiada terasa mereka telah menempuh hampir separuh perjalanan dan kini mereka tiba di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk.
Mereka berhenti karena mereka ragu-ragu kemana jalan yang akan ditempuh.
Setahu mereka, kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata yang berisi binatang-binatang buas.

Abu Nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena bila salah pilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali.
Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan?
Tetapi salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata,
"Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana.Mereka adalah saudara kemabr, dan tak seorang pun bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip.
Yang satu selalu berkata jujur, sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong.Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja."

"Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?" tanya Abu Nawas.
"Tidak," jawab kawan Abu Nawas singkat.
"Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak,"sambung Abu Nawas.
Abu Nawas makan daging dengan madu bersama sahabat-sahabatnya.

Seusai makan mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara.
Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.
"Maaf, aku sangat sibuk hari ini.Engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja, tidak boleh lebih," katanya.
Kemudian Abunawas menghampiri orang itu dan berbisik.Orang itu pun juga menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas.Abu Nawas mengucapkan terima kasih dan segera mohon diri.
"Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan," kata Abu Nawas kepada sahabatnya.
"Bagaimana engkau tahu bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?" tanya salah seorang dari mereka.

"Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri," kata Abu Nawas.
Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan.

Tadi aku bertanya: 
"Apakah yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan mana yang menuju hutan yang indah?"

Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab,
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong."

Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab:
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kanan sebab saudara kembarnya selalu berkata benar."

Posting Populer

Duridwan TeA Google Arsip

Tampil Ful Skrin

Tampilan penuh layar

Klik tombol "Penuh" untuk mode ful skrin. Tutup dengan cara klik tuts "Esc" di kibot, atau dengan mengklik tombol "Normal" saja.

Penuh Normal

Materi artikel

DRLabel

'Urwah ۝۞ دعاء الأوراد ۞۝ 1drive 2019 3Dwarehouse Abaib Academia AdminisGuru Adzan AKGTK Akrab 9497 AkselelatorDRc Aksioma Alfa Aljamal Anakku Android Apache API Aplikasi Aplikasi Online Aplikasiku aqidah aqo'id Arsiper Arudl ASPnet Atribusi Attaqwa Audacity Audio Aurod AutoCAD ba'da sholat Ba'diyah Babad Bahasa Indonesia Balaghoh Baleomol Banner basund Belajar.id Biantara bilibiliTV bing.com Biografi Bisikan Bisnis Blog blogku Bluestack BMTT Bola Dunia Boxmode BUKU Caknun Canva Capcut CData Cerita Chanel Cijagong Copast Coreldraw;Koreldrow cortang CPANEL cv Daftar Isi Daftar Tamu Dailymotion Dakwah Daring db515TB Dek@t Dikdasmen Diktat Do''a Domainesia dongeng Download DRctvone DRcVivaTV DRlink drSoftaculous Duridwancijag duridwanMI E-Book Earth eDGe Edmodo Edwin ekstensi Emulated Epson eSDeKU Excel Facebook Fafa Belajar favicon FB FBwatch Fikih Film FKGN FKSS Flickr ftf ftp Gambar Gaweku GDexcel GDrive GDword Gif Giphy Github Goguru googele Gosiswawi GS v2 Gudang Gif GuMeng Guru Hotmail HP HUDHUD ATTWITERI humor iframe IHTT IIS IKBAL ikonku Ilham Ilmu Waris Imam Mahdi Iman imrithi imtihan Inlislite ips Ips siswa irkhash Ishol Israel Jackie Chan JadwalHirup Jendelatea Jurumiah Kaamengan Kaldik karuhun Kasintu Kasyif Kemdak Kenangan Kepesantrenan KHMZ Khutbah Idul Adha Khutbah Jum'at Kitab Koneng KlaudiAwan KMS Koding Komentarku konsorsium Kristen KSM KSM_24 kulsub Kumer Kutab Kuning Lalogin Laporan link lirik sunda Literasi LKSATA Logo Lokasi LTNU Malaikat Mama Gelar mapel Mapel Plus marawis materi ajar materi ips materi sunda Mediafire Menu Mulai Messenger meta Metode Belajar MGMP MTS Mi.co.id Microsoft Mikrosoft Word MKKS MKSS MKT Modul MoU Movie MTs. Mushaf Sunda Mvs Nabi nadhom nahwu Nashoih Nasihat Pernikahan Nasrudin Hoja Nasyid NewTabTvSearch Ngablog ngaDOS Ngaji Pontren Nganet Ngaos ngaweb Ngimel Ngobrol Solat ngobrolgurutea ngoding Ngoleksi Nikah Nonton Nubuwwah NUPTKku Nyekrip Nyitus OderPejKu Office office 2010 Office.co.id Offidocs ome Ome.TV omeaeun Onedrive Opis OpisTeA Oracle OSIS Outlook Pakakas Pamilarian PaperDropboxTeA PAS PAS S1 PAT pdf Penahexa Penilaian Perangkat Guru Peringatan Nabi perpus Perpusdig PHBI photo Phyton Pintarkem PKKM PKKS PKSS PohonKeluarga Ponpes Portabel Post WA PPDB PPKKS Prkt Ltk Program Files Proker Proposal Prosem Prota PTS PTS S1 publikteaqta Pupujian Quran Sunda Rapat RDM Removal renungan RidsyafTeA Risalah Risalah Sholat RKS Rohbiyah Romadlon Romadon Rumus Rumus;PHP; RumusHead s.idku Safari Santif Sanusi segitiga Sekolah seren tampi Sertifikat sholat Shopee Shorof sifat_20 Silaturahmi Simdif SIMPATIKA sinopsis siswa sitegog Skenario Belajar Sketchup SketsaupTeA Slayid SMA Soal Soanten Software SoraTeuPerluNinggal StoryTelling Suara Sukapura sumputkeun sunda syare'at Ta'lim tabir mimpi Tadabbur tadarrus TafkarMart Tahajud Tahlil Tasbeh Taskbar Tauhid Tawasul Tema Blog tenor.com Terjemah tiktok TimTeA tips n trick Trik Tsaqifah tulisan TV Nasional Twitter Usaha Vektor Video Video Player Video;Edit Video;Rara VideoPost vidio w3s WA - AYT wahyu Wali Walimahan Wallpaper wayang WeA Windows Wirid Witir word Wordpress WordTeA WorldBank WP WPS WS XLS DRcjgTeA Yahoo yandexck Yapista link YT ytDuridwanSunda YTstudio Yutub ZIP Zoom سلاح الدعوة
×
Judul